KETENTUAN/KAIDAH DI DALAM BERMUAMALAH BERSAMA AHLI BID'AH
💥✍ berkata Asy-Syeikh Al-allamah Ubaid Al-jabiri hafidzahullah:
"Kalau seandainya ahli bid'ah menghadiahkan mushaf kepadamu tidaklah mengapa, atau ia berkata kepadamu sebagai contoh: bahwa malaikat jibril adalah malaikat yang paling utama maka tidaklah mengapa, atau ia menghadiahkan kepadamu kitab tafsir sandaran ahlussunnah seperti kitab tafsir Ibnu Katsir maka tidaklah mengapa menerimanya.
Lalu jika ia adalah seorang ahli tahqiq, maka perhatikanlah apakah ia menyusupkan di dalamnya sesuatu dari bid'ahnya ataukah tidak, lalu jika ia menyusupkan sesuatu di dalamnya maka hati-hatilah terhadapnya dan janganlah engkau sebarkan kitab tersebut, dan jika kosong dari penyusupan maka tidaklah mengapa menyebarkannya.
Akan tetapi yang kami nasehatkan dengannya, kami menegaskan tentangnya dan kami berkeyakinan kepada Allah bahwa itu adalah haq:
Tidak boleh bekerja sama dengan ahli dhalal (sesat) dan ahli bid'ah, sama mereka adalah jamaah-jamaah atau yayasan-yayasan atau individu-individu, dan kami maksudkan dengannya ialah kegiatan dakwah, maka tidak boleh minta tolong kepada mereka di dalam mencetak/menerbitkan kitab-kitab dan buletin-buletin ahlussunnah, demikian pula tidak boleh menolong mereka di dalam perkara yang merupakan penyokong kegiatan mereka yang sangat meruntuhkan al-haq dan manhaj mereka yang rusak, sekalipun mesjid yang khusus bagi mereka, darinya mereka dapat menyebarkan pemikiran-pemikiran mereka yang sesat dan manhaj mereka yang rusak, sesungguhnya bekerja sama dengan mereka di dalam membangunnya atau di dalam menyokongnya dengan model/cara apapun adalah bentuk pertolongan untuk merobohkan sunnah, dan ia (sunnah) tidak akan pernah dapat dirobohkan, akan tetapi terkadang ahlussunnah atau sebagian mereka merasakan mudarat (gangguan) di tempat manapun, adapun ia (sunnah) maka tidaklah dapat dirobohkan, kelak tetap akan ada dan tidak akan dapat dirobohkan, -walillahil hamdu- , akan tetapi manusia merasakan mudarat dan manusia dapat terpengaruh karena kuatnya kekuatan ahli bid'ah, dan perbuatan ini dapat menguatkan kekuatan mereka, meluaskan kekuasaan mereka dan memberatkan sayap mereka dari arah yang kalian menyadarinya atau kalian tidak menyadarinya wahai ahlussunnah."
Ya, aku tidak berpendapat tidak bolehnya menolong orang sakitnya mereka dan mengobatinya, seperti seorang dokter sunni (ahlussunnah) dan datang kepadanya seorang ikhwani atau tablighi atau siapapun dari ahli bid'ah, lalu ia memandang bahwa ia akan mengobatinya sebab ia di rumah sakit tidaklah mengapa dari hal tersebut, demikian pula jika engkau mengetahuinya bahwa orang ini adalah seorang fakir dan ia membutuhkan makanan pokok maka tidaklah mengapa engkau memberinya, sebab kita tidaklah mencabut dari mereka keimanan secara menyeluruh akan tetapi kita sifati mereka bahwa mereka adalah ahli bid'ah yang sesat."
📚[Majmu Ar-rasail Al-jabiriyah Al-ula, hlm: 215-216]
______________________________
📶https://telegram.me/salafykolaka
0 Response to "KETENTUAN dan KAIDAH DI DALAM BERMUAMALAH BERSAMA AHLI BID'AH"
Posting Komentar