Kamis, 11 Desember 2014

Hukum Saudara Sepersusuan

Wanita Tua Menyusui Bayi Perempuan dan Air Susunya Keluar Bercampur Air🍼

كبيرة السن أرضعت طفلة ويخرج منها حليب قليل مخلوط بماء:

الفتوى رقم (3504)

📬س: لي أخ أنجب بنتا، فكانت البنت تضعها أمها عند والدتي أنا وأخي إذا أرادت تذهب لجلب الماء، والحاجة تستوجب بطأها، فلما يفقد الطفل أمه يصيح، فتأخذها الوالدة وتعطيها ثديها حتى تسكت البنت، وتقول: إنها كررتها عدة مرات، فلما تعصر طرف الثدي يطلع منه اللبن مخلوط في ماء، وتقول والدتي لما سألتها أنه يقدر اللبن الذي رضعت البنت منها بحوالي فنجال صغير، وكانت والدتي حين عملت الشيء هذا آخر ولدتها عمره 15 عاما، وهي قاعد عن الضناء، هل تحل البنت لابني.

📝ج: إذا كان الواقع كما ذكرت من أن والدتك أرضعت بنت أخيك مرات، وأنها نزل منها لبن قليل مخلوط بماء، فبنت أخيك التي رضعت من أمك صارت أختا لك من الرضاع، وعمة لابنك إذا كان الرضاع خمس مرات فأكثر في الحولين، وعلى هذا لا يحل لابنك أن يتزوج هذه البنت؛ لقوله تعالى: {حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ} [سورة النساء الآية 23] إلى قوله: {وَعَمَّاتُكُمْ وَخَالَاتُكُمْ وَبَنَاتُ الْأَخِ وَبَنَاتُ الْأُخْتِ} [سورة النساء الآية 23] ولما ثبت من حديث عائشة رضي الله عنها قالت: كان فيما نزل من القرآن: (عشر رضعات معلومات يحرمن) ثم نسخن بـ: (خمس معلومات)، فتوفي رسول الله صلى الله عليه وسلم والأمر على ذلك. (*) وإن كان الرضاع أقل من خمس رضعات، أو كان بعد الحولين، جاز لابنك أن يتزوجها، علما بأن الطفل إذا امتص لبنا من الثدي ولو قليلا ثم تركه اعتبر هذا رضعة، فإذا عاد إليه فامتص منه لبنا ولو قليلا فرضعة ثانية، وهكذا. وبالله التوفيق، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم.

🌷اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

🌈الرئيس: عبد العزيز بن عبد الله بن باز
نائب الرئيس: عبد الرزاق عفيفي
عضو: عبد الله بن غديان
عضو: عبد الله بن قعود

🍀Fatwa Nomor:3504

🌿Pertanyaan:

🍂Saya memiliki seorang saudara yang mempunyai bayi perempuan. Bayi perempuan itu dititipkan oleh ibunya kepada ibu kami saat dia hendak mengambil air. Keperluan ini menyebabkannya sering datang terlambat. Ketika bayi itu merasa kehilangan ibunya, dia berteriak keras, sehingga ibu saya menggendong dan menyodorkan payudara kepadanya agar diam dan tenang. Ibu saya mengatakan bahwa dia mengulangi perbuatan itu beberapa kali. Ketika dia memerah puting payudaranya, air susu keluar bercampur dengan air. Saat saya menanyakan hal itu kepadanya, ibu mengatakan bahwa ukuran air susu yang diberikan kepada bayi perempuan itu kurang lebih sebanyak satu cangkir kecil. Padahal terakhir kali ibu saya melakukannya adalah lima belas tahun yang lalu ketika kelahiran terakhirnya. Sekarang dia sudah tidak bisa melahirkan. Apakah anak perempuan itu halal (boleh menikah) dengan anak saya?

🌕Jawaban:

⏳Jika kenyataannya seperti yang telah disebutkan bahwa ibu Anda telah menyusui anak perempuan dari saudara Anda beberapa kali, dan air susunya keluar bercampur dengan air, maka anak perempuan itu menjadi saudara Anda satu susuan. Artinya, dia juga menjadi bibi bagi anak Anda jika jumlah susuannya lima kali atau lebih sebelum dia dua tahun. Karena itu, putra Anda tidak boleh menikahi anak perempuan itu.

Ini berdasarkan firman Allah Ta'ala, "

"Diharamkan bagimu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan sampai dengan firman-Nya, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; saudara-saudara ibumu yang perempuan; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; dan anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan Dalam sebuah hadis, Aisyah radhiyallahu `anha berkata, "Di antara wahyu Alquran yang dulu diturunkan berbunyi, 'sepuluh kali susuan yang diketahui itu menjadikan mahram'. Namun kemudian dihapus dengan ayat, 'lima kali susuan yang diketahui'. Kemudian Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam wafat dan hukum ini masih berlaku." Jika jumlah susuan itu lebih sedikit dari lima kali, atau setelah dua tahun dari umur anak perempuan itu, maka putra Anda boleh menikahinya. Perlu diketahui bahwa apabila seorang anak mengisap susu dari payudara walaupun sedikit lalu dia melepaskannya, maka ini dianggap satu kali susuan. Jika dia kembali mengisap susu dari payudara itu walau sedikit, maka ini dihitung susuan kedua. Begitu seterusnya.

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu `ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

📚Al-Lajnah Ad-Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah wal Ifta'

💎Ketua: Samahatusy Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz

Wakil Ketua: Asy-Syaikh Abdrrazzaq 'Afifi

Anggota: Asy-Syaikh Abdullah bin Ghudayyan, Asy-Syaikh Abdullah bin Qu'ud

📊WhatsApp Al-Ukhuwwah

🌴🌳🌴🌳🌴🌳

Tidak ada komentar:

Posting Komentar