Selasa, 09 Desember 2014

JANGAN MEMUJI NABI MELAMPAUI BATAS

🌠🌠🌠
⭐ Ensiklopedia Aqidah

⛔ LARANGAN MEMUJI NABI MELAMPAUI BATAS

Rasulullah Shollallaahu ‘alaihi wasallam tidak senang dipuji secara berlebihan. Beliau khawatir umatnya terlalu menjanjung beliau sebagaimana sanjungan berlebihan kaum Nashrani terhadap Nabi ‘Isa. Beliau pernah bersabda :

لَا تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ

“ Janganlah kalian memujiku (secara berlebihan) seperti pujian nashrani terhadap (Isa) bin Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba, maka ucapkanlah : hamba Allah dan RasulNya (H.R AlBukhari)

Pernah pula datang utusan menghadap Rasul dengan memuji – muji beliau yang Rasul menegurnya, dan beliau tidak ingin dipuji dan didudukkan pada kedudukan yang lebih dari kedudukan beliau yang seharusnya. Beliau mengkhawatirkan kesyirikan bagi umatnya. Beliau tidak ingin dijadikan sekutu bagi Allah. Kisah ini disebutkan dalam hadits :
عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَجُلاً قَالَ يَا مُحَمَّدُ يَا خَيْرَنَا وَابْنَ خَيْرِنَا وَيَا سَيِّدَنَا وَابْنَ سَيِّدِنَا فَقَالَ قُوْلُوْا بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ أَنَا مُحَمَّدٌ عَبْدُ اللهِ وَرَسُوْلُهُ مَا أُحِبُّ أَنْ تَرْفَعُوْنِيْ فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِيْ أَنَزَلَنِيَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

“ Dari Sahabat Anas, beliau berkata : Seseorang datang berkata di hadapan Nabi : Wahai Muhammad, wahai yang terbaik di antara kami, wahai putra dari yang terbaik di antara kami, wahai sayyid kami, wahai putra dari sayyid kami. (Mendengar hal itu Rasul berkata):’ Kalian telah mengucapkan dengan ucapan kalian, jangan sampai syaitan menggiring kalian. Aku adalah Muhammad hamba dan utusan Allah, aku tidak suka jika kalian mengangkatku melebihi kedudukanku yang memang Allah tempatkan aku pada kedudukan itu”(Hadits shohih diriwayatkan oleh Ahmad dan AnNasaa’i) 

Rasulullah benar-benar sangat khawatir umatnya menjadikan beliau sebagai tandingan / sekutu bagi Allah. Beliau sangat mengkhawatirkan umatnya terjerumus pada kesyirikan. Pernah beliau menegur dengan keras ketika seseorang mengatakan ucapan yang mungkin sering dianggap remeh oleh sebagian besar manusia.

Dalam sebuah hadits disebutkan :
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَجُلٌ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَا شَاءَ اللهُ وَشِئْتَ فَقَالَ أَجَعَلْتَنِيْ ِللهِ نِدًّا قُلْ مَا شَاءَ اللهُ وَحْدَهُ

“ Dari Ibnu Abbas beliau berkata : Seorang laki-laki berkata pada Rasulullah : “ Sesuai dengan yang dikehendaki Allah dan yang engkau kehendaki”. Rasul berkata : ‘Apakah engkau akan menjadikan aku sebagai tandingan bagi Allah !!!’ Cukup katakan : ‘Sesuai dengan apa yang Allah kehendaki saja!” (H.R Ibnu Mardawaih dan diriwayatkan pula oleh AnNasaa’i dan Ibnu Majah dari hadits Isa bin Yunus dari al-‘Ajlah, disebutkan oleh Ibnu Katsir dalam tafsirnya).

Bagaimana kalau seandainya beliau tahu bahwa sepeninggal beliau ada di kalangan umatnya yang terlampau berlebihan dalam memuji beliau. Beliau dipuji sebagai penghantar tercapainya hajat dan keinginan, yang dengan beliau bisa terlepas seluruh kesusahan, terbebaskan semua kesulitan, tercurahkan siraman kebahagiaan !!! Padahal hanya Allah saja yang bisa melakukan itu semua tanpa membutuhkan perantara. Hanya Allah semata yang bisa menghilangkan segala kesempitan, kesusahan, mendatangkan segala macam kebaikan dan keselamatan.

📚 (dikutip dari Buku ’Memahami Makna Bacaan Sholat’ karya Abu Utsman Kharisman hal 238-241)
🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸

🌐 alI'tishom - Probolinggo | WIP | 1436
°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°°
إتباع السنة
📕👍📗👍📘
♨ ittibaus-sunnah.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar