GHULUW NASHARA TERHADAP ISA BIN MARYAM
(Oleh: Al-Ustadz Abu Abdillah Abdurrahman Mubarak)
Akar penyimpangan, selain kebodohan, adalah sikap ghuluw (berlebihan) dalam beragama. Sikap ini pulalah yang mengantarkan Nasrani keluar dari wilayah keimanan.
Umat Islam telah diperintahkan oleh Allah subhanahu wata’ala, dan Rasul-Nya untuk menjauhi jalan dan amalan ahlul kitab, Yahudi dan Nashara1. Di antara amalan yang dilarang oleh Allah subhanahu wata’ala, di mana ahlul kitab telah terjatuh padanya adalah ghuluw dalam agama mereka. Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala, memperingatkan mereka tentang kesesatan mereka ini.
Allah subhanahu wata’ala, berfirman:
“Katakanlah: ‘Hai ahli kitab, janganlah kalian berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kalian mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat sebelum (kalian) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia). Serta mereka tersesat dari jalan yang lurus’.” (Al-Ma`idah: 77)
Allah subhanahu wata’ala, berfirman:
“Wahai ahli kitab, janganlah kalian melampaui batas dalam agama kalian, dan janganlah kalian mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar.” (An-Nisa`:171)
Asy-Syaikh Abdurrahman Alusy Syaikh t berkata: “Firman Allah subhanahu wata’ala, ini, walaupun ditujukan kepada ahlul kitab tapi kandungannya umum mencakup seluruh umat, sebagai peringatan kepada mereka agar tidak berbuat kepada nabi mereka seperti yang dilakukan Nashara kepada ‘Isa dan Yahudi kepada ‘Uzair.” (Fathul Majid, hal. 195)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata memperingatkan umatnya dari perbuatan ghuluw:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فِي الدِّينِ فَإِنَّهُ أَهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمُ الْغُلُوُّ فِي الدِّينِ
“Wahai manusia, hati-hati kalian dari perbuatan ghuluw dalam agama, karena sesungguhnya yang telah membinasakan umat sebelum kalian adalah ghuluw dalam beragama.” (HR. Ahmad dan An-Nasa`i)
Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata: “(Peringatan) ini umum mencakup segala jenis ghuluw, baik dalam masalah keyakinan ataupun amalan.”
Asy-Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata: “Dalam hadits ini, Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memperingatkan umatnya dari ghuluw dan menjelaskan bahwa ghuluw adalah sebab kebinasaan. Karena ghuluw adalah perbuatan yang menyelisihi syariat dan telah membinasakan umat terdahulu. Sehingga diambil
faedah dari hadits ini tentang haramnya ghuluw dari dua sisi:
1. Peringatan dari Rasulullah shallallahu alaihi wasallam.
2. Ghuluw adalah sebab kebinasaan umat sebagaimana umat sebelum kita.
(Al-Qaulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid, hal. 379)
Pengertian Ghuluw
Ibnu Taimiyah t berkata: “Ghuluw adalah melampaui batas, yakni berlebihan dalam memuji atau mencerca dari yang sepantasnya.”
Asy-Syaikh Abdurahman Alusy Syaikh t berkata: “Ghuluw adalah berlebihan dalam mengagungkan (seseorang) baik dengan ucapan ataupun dengan keyakinan.”
Asy-Syaikh Muhamad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata: “Ghuluw adalah melampaui batas dalam memuji dan mencela.”
Kerusakan-Kerusakan yang Terkandung dalam Ghuluw
1. Mendudukkan seorang manusia di atas kedudukan yang seharusnya, yaitu ketika ghuluw terjadi dalam pujian, atau merendahkannya lebih dari kedudukan yang semestinya jika dalam celaan.
2. Menyeret kepada peribadatan manusia terhadap orang yang dighuluwi tersebut.
3. Menghalangi manusia untuk mengagungkan Allah subhanahu wata’ala,.
4. Orang yang dighuluwi tersebut akan merasa besar dan ujub dengan dirinya.
(Al-Qaulul Mufid Syarh Kitabit Tauhid, 1/370)
Baca Selengkapnya:
⏬⤵
http://salafybpp.com/index.php/aqidah-islam/265-ghuluw-nashara-terhadap-isa-bin-maryam
📚 TIS (Thalab Ilmu Syar'i)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar