Minggu, 21 Desember 2014

SIKAP TERHADAP AHLUL BID'AH DAN MUTALAWIN YANG BERTAUBAT

SIKAP SALAFY
TERHADAP AHLUL BID'AH DAN MUTALAWIN YANG BERTAUBAT

Bagian Pertama

Allah Jalla wa 'Alaa berfirman:

{إِلَّا الَّذِينَ تَابُوا وَأَصْلَحُوا وَبَيَّنُوا فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ}

"kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang." [QS. Al-Baqarah: 160]

 Berkata Ibnu Katsir rahimahullah: "Yaitu mencabut diri dari apa yang dia telah jatuh padanya, dia mengadakan perbaikan amalan dan keadaannya serta menjelaskan kepada manusia apa yang dia telah sembunyikan. Firman Allah Ta'ala:

{فَأُولَئِكَ أَتُوبُ عَلَيْهِمْ وَأَنَا التَّوَّابُ الرَّحِيمُ}

"maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang."

Ayat ini menunjukan bahwa seorang da'i yang menyeru kepada kekufuran atau kebid'ahan, apabila dia bertaubat kepada Allah (dengan sebenar-benarnya) maka Allah akan menerima taubatnya." [Tafsir Ibnu Katsir 1/473]

🔭 Lihatlah wahai saudaraku!
🔸 Kisah tiga shahabat yang mulya; Ka'ab bin Malik, Murarah bin ar-Rabi' dan Hilal bin Umayyah, ketika diboikot oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, dikarenakan mereka tidak ikut berperang bersama Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dalam perang Tabuk. Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memboikot mereka sampai tampak keseriusan dan kejujuran taubat mereka, hingga Allah Ta'ala menurunkan wahyu yang mengkabar kejujuran taubat mereka. Setelah turun ayat tersebut, maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan untuk menghentikan Hajr atau boikot terhadap mereka.

🔸 Dan lihatlah pula kisah Umar ibnul Khaththab radhiyallahu 'anhu ketika memboikot Shabigh bin 'Asal at-Tamimi, dikarenakan dia mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasyabihat, Umar juga memerintahkan kaum muslimin untuk memboikot Shabigh sampai tampak keseriusan dan kejujuran dia dalam bertaubat.

 Berkata Syaikhul Islam rahimahullah: "Dengan (kisah-kisah) ini dan yang semisalnya, kaum muslimin sepakat untuk memboikot siapa saja yang menampakkan alamat penyimpangan dari kebid'ahan dan para penyerunya, serta orang-orang yang menampakkan perbuatan dosa-dosa besar." [Majmu Fatawa: 24/175]

 Syaikhul Islam rahimahullah juga berkata: "Oleh karena itu, para Fuqaha mempersyaratkan dalam salah satu pendapat mereka tentang (masalah) diterimanya persaksian al-Qadzif [1], hendaknya dia mengadakan perbaikan (amalan), dan mereka mengevaluasinya sampai setahun, sebagaimana apa yang dilakukan Umar terhadap Shabigh tatkala menundanya sampai setahun. Dengan inilah Imam Ahmad berpendapat, bahwa taubatnya seorang da'i yang menyeru kepada kebi'ahan dilihat (keadaannya) sampai setahun, sebagaimana apa yang diperbuat Umar terhadap Shabigh bin 'Asal." [Majmu Fatawa: 7/86]

[1] Al-Qadzih adalah menunduh seorang muslim berzina.

 Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: "Oleh karena itu, diantara (bentuk) taubat seorang da'i yang menyeru kepada kebid'ahan adalah menjelaskan bahwa apa yang dulu dia dakwahkan adalah bid'ah dan menyesatkan, bahwa petunjuk yang benar adalah yang sebaliknya, sebagaimana Allah mempersyaratkan kepada Ahlul Kitab yang dahulu dosa-dosa mereka adalah menyembunyikan apa yang Allah turunkan dari keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, dengan tujuan untuk menyesatkan manusia dengan perbuatannya; hendaknya mereka mengadakan perbaikan amalan pada diri-diri mereka dan agar menjelaskan kepada manusia apa yang telah mereka sembunyikan. Allah Ta'ala berfirman:

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al Kitab, mereka itu dila'nati Allah dan dila'nati (pula) oleh semua (mahluk) yang dapat mela'nati, kecuali mereka yang telah taubat dan mengadakan perbaikan dan menerangkan (kebenaran), maka terhadap mereka itulah Aku menerima taubatnya dan Akulah Yang Maha Menerima taubat lagi Maha Penyayang." [QS. Al-Baqarah: 159-160]

Demikian pula Allah mempersyaratkan taubatnya orang-orang Munafiq, yang mana dosa-dosa mereka dahulu adalah merusak hati-hati kaum muslimin yang lemah iman, mereka (orang-orang Munafiq) bergelung dan berlindung kepada Yahudi dan kaum musyrikun yang mana mereka adalah musuh-musuh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, mereka menampakkan Islam hanya untuk memamerkan amalan dan mencari reputasi saja; hendaknya mereka mengadakan perbaikan sebagai ganti kerusakan (yang telah diperbuat) dan agar mereka berlindung hanya kepada Allah sebagai ganti berlindung kepada orang-orang kafir dari kalangan Yahudi dan kaum musyrikin serta agar mereka mengikhlaskan agama mereka karena Allah sebagai ganti memamerkan amalan dan (mencari) reputasi. Demikianlah syarat-syarat taubat dan hakekatnya yang harus terpahami. Hanyalah kepada Allah kita mohon pertolongan." ['Iddatush Shaabiriin hal. 68-69]

 Berkata al-Allaamah Ibnu Baz rahimahullah ketika membantah kesalahan-kesalahan Abdurahman Abdul Khaliq: "Wajib bagimu untuk mencabut perkataanmu ini, dan mengumumkannya di Koran setempat; di Kuwait dan Saudi, dan juga dalam sebuah tulisan khusus yang berisisi taubatmu dari segala bentuk kesalahan-kesalahanmu." [Majmu' Fatawa Ibnu Baz: 8/242]

 Bersambung….

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
✏ Ditulis oleh Abu 'Ubaidah Iqbal bin Damiri al-Jawy, 10 Muharam 1436/ 3 November 2014_di Daarul Hadits_Al-Fiyusy_Harasahallah.

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta 2 aplikasi android Forum KIS di:
 www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~
📚 WA. FORUM KIS 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar