•••••••••••••••••••••••••••••••••
💥✔ SIKAP SALAFUL UMMAH TERHADAP ORANG YANG MENYELISIHI SUNNAH.
asy-Syaikh 'Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir as-Sahaibani.
Dari Abu Qatadah (dia) berkata:
↩ "Dahulu kami berada di sisi Imran bin al-Husain pada suatu rombongan dan di tengah-tengah kami terdapat Bisyir bin Ka'ab.
Suatu hari Imran berkata kepada kami, "Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
ﺍﻟﺤﻴﺎء ﺧﻴﺮ ﻛﻠﻪ ﺃو ﻗﺎﻝ: ﺍﻟﺤﻴﺎء ﻛﻠﻪ ﺧﻴﺮ.
"Malu itu baik seluruhnya -atau beliau bersabda-: Malu itu seluruhnya baik".
Maka berkatalah Bisyir bin Ka'ab, "Sesungguhnya kami benar-benar mendapati pada sebagian kitab atau hikmah bahwa sebagian dari malu itu terdapat sakinah (ketenangan) dan penghormatan kepada Allah akan tetapi pada malu juga terdapat kelemahan."
Maka 'Imran marah sehingga memerah kedua matanya dan berkata, "Tidaklah engkau melihatku? Aku berbicara dengan hadits Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam dan engkau menentangnya".
📁 (HR. al-Bukhori hadits no. 6117 dan Muslim hadits no 61 dan ini dengan lafazh Muslim).
Telah disebutkan di dalam Fathul Baari (20/522) beberapa pendapat tentang sebab-sebab kemarahan Imran:
Pendapat pertama: 'Imran marah karena ucapan Bisyir bin Ka'ab "Dan pada malu itu ada kelemahan."
Pendapat kedua: 'Imran marah karena ucapan Bisyir bin Ka'ab "Sebagian dari malu itu" dikarenakan Tab'idh (kalimat sebagian) dapat dipahami bahwa sebagian dari malu itu ada sesuatu yang kontradiktif dengan hal tersebut, padahal 'Imran telah meriwayatkan bahwasanya malu itu seluruhnya baik.
Pendapat ketiga: Sesungguhnya pengingkaran Imran Kepada Bisyir bin Ka'ab dari sisi bahwa dia menggiringnya terhadap menyikapi orang yang menentang perkataan Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dengan perkataan yang lain. Dan Ibnu Hajar menganggap baik alasan ini.
Pendapat keempat: Sesungguhnya pengingkaran Imran kepada Bisyir bin Ka'ab hanyalah karena khawatir dia akan mencampur sunnah Rosululloh Shollallohu Alaihi Wasallam dengan selainnya.
Dari Abdullah bin Mughaffal Radhiyalahu 'Anhu dia berkata:
📛"Nabi shallallahu Alaihi Wasallam melarang al-Khadaf (melempar dengan sejenis ketapel) dan beliau bersabda:
ﺇﻧﻬﺎ ﻻ ﺗﺼﻄﺎﺩ ﺻﻴﺪﺍ ﻭﻻ ﺗﻨﻜﺄ ﻋﺪﻭﺍ،،ﻭﻟﻜﻨﻬﺎ ﺗﻔﻘﺄ ﺍﻟﻌﻴﻦ ﻭﺗﻜﺴﺮ ﺍﻟﺴﻦ.
"Seseungguhnya al-Khadaf tidak akan bisa berburu dengan sebenar-benarnya dan tidak bisa membunuh dan melukai musuh akan tetapi hanya dapat membutakan mata dan memecahkan gigi".
Maka berkatalah seseorang kepada Abdulloh bin Mughaffal, "Tidak mengapa al-Khadaf ini".
✅ Maka Abdulloh bin Mughaffal berkata: "Sesungguhnya aku telah memberitakan hadits dari Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam akan tetapi engkau berkata seperti ini, demi Allah aku tidak akan berbicara denganmu selamanya."
📙 (HR.al-Imam al-Bukhari hadits no. 5479 dan al-Imam Muslim hadits no. 1954, Dan lafadz ini dari Ibnu Baththah didalam al-Ibanah no. 96)
Dari Abil Makhariq dia berkata:
♻ "Ubadah bin ash-Shamit menuturkan:
⛔ Bahwasanya Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam telah melarang penukaran dua dirham dengan satu dirham.
Maka seseorang berkata, "Aku tidak berpendapat demikian, tidak mengapa kalau tangan dengan tangan (pembayaran kontan)."
💯 Maka Ubadah berkata, "Aku katakan bahwa Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam telah bersabda, lalu engkau mengatakan "Menurut pendapatku tidak mengapa?!!" Demi Allah, tidak ada satu atappun yang menaungiku dan menaungimu selamanya. (Artinya tidak mau tinggal seatap)".
📒 (HR. Ibnu Majah hadits no. 81, ad-Darimi hadits no. 443 dan lafadznya dari ad-Darimi. Hadits dishahihkan oleh al-Albani Rahimahullah).
📚 Sumber: Ta'dzimu as-Sunnah wa Mauqifu as-Salaf mimman 'Aaradhahaa au istihza'u bi Syaiin Minhaa, asy-Syaikh Abdul Qayyum bin Muhammad bin Nashir as-Sahaibaani, hlm. 35-41.
Alih Bahasa: Abu Utbah Miqdad hafizhahullaah.
🌎 WA Forum Riyadhul Jannah Wonogiri.
0 Response to "Sikap yang Tegas dari Para Sahabat Nabi"
Posting Komentar