TATA CARA WUDHU DAN SHOLAT BAGI YANG SAKIT PARAH
ﻭﺳﺌﻞَ ﺍﻟﺸﻴﺦُ ﺻﺎﻟﺢُ ﺍﻟﻔﻮﺯﺍﻥ :
🔎ﻟﻲ ﻭﺍﻟﺪٌ ﻣﺮﻳﺾٌ ﻣﺼﺎﺏٌ ﺑﺸﻠﻞٍ ﻓﻲ ﺍﻟﺠﻬﺔِ ﺍﻟﻴﺴﺮﻯ ﻣﻦ ﺟﺴﻤِﻪ، ﺣﻴﺚُ ﺃﺻﺒﺤﺖ ﻋﺎﻃﻠﺔً ﺗﻤﺎﻣًﺎ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﺮﻛﺔ، ﻓﻠﺬﻟﻚ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺍﻟﻤﺸﻲَ ﻭﻻ ﺍﻟﺤﺮﻛﺔَ ﻭﻻ ﻗﻀﺎﺀَ ﺍﻟﺤﺎﺟﺔِ ﻓﻲ ﺍﻷﻣﺎﻛﻦِ ﺍﻟﻤﺨﺼﺼﺔِ ﻟﺬﻟﻚ ﺑﻨﻔﺴﻪ، ﻭﻫﺬﺍ ﻣﻨﺬُ ﻋﺸﺮِ ﺳﻨﻮﺍﺕ، ﻭﻟﻜﻨَّﻪ ﻗﺒﻞَ ﺛﻼﺛﺔِ ﺃﻭ ﺃﺭﺑﻌﺔِ ﺃﺷﻬﺮٍ ﺍﺷﺘﺪَّ ﻋﻠﻴﻪ ﻫﺬﺍ ﺍﻟﻤﺮﺽُ ﺃﻛﺜﺮ، ﻓﻬﻞ ﻳﺠﻮﺯ ﻟﻪ ﺗﺮﻙُ ﺍﻟﺼﻼﺓ ﻟﻬﺬﺍ ﺍﻟﺴﺒﺐ، ﺍﻟﺬﻱ ﺑﻪ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺍﻟﺘﻄﻬﺮ ﻟﻠﺼﻼﺓِ ﺃﻡ ﻻ ؟ ﻓﺈﻥ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺠﻮﺯُ ﻟﻪ ﺫﻟﻚ ﻓﻜﻴﻒ ﺍﻟﻌﻤﻞُ ﻓﻲ ﻃﻬﺎﺭﺗِﻪ ﻭﻓﻲ ﺻﻼﺗِﻪ ؟ ﻭﻣﺎﺫﺍ ﻳﻌﻤﻞُ ﺑﻤﺎ ﺗﺮﻛﻪ ﻣﻦ ﺻﻠﻮﺍﺕٍ ﻓﻴﻤﺎ ﻣﻀﻰ ﻓﻲ ﻓﺘﺮﺓِ ﻣﺮﺿﻪ، ﻻﻋﺘﻘﺎﺩِﻩ ﺃﻧﻪ ﻣﺎﺩﺍﻡَ ﻛﺬﻟﻚ ﻓﻬﻮ ﻣُﻌﻔﻰً ﻣﻦ ﺍﻟﺼﻼﺓ ؟
✅ﻓﺄﺟﺎﺏَ :
🔷✔" ﺍﻟﻤﺴﻠﻢُ ﻻ ﺗﺴﻘﻂُ ﻋﻨﻪ ﺍﻟﺼﻼﺓُ ﻣﺎﺩﺍﻡ ﻋﻘﻠُﻪ ﺛﺎﺑﺘًﺎ، ﻭﻟﻜﻨَّﻪ ﻳﺼﻠِّﻲ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐِ ﺣﺎﻟِﻪ ﻟﻘﻮﻟِﻪ ﺗﻌﺎﻟﻰ:
( ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢْ )
🌴ﻭﻟﻘﻮﻝِ ﺍﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﺍﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﻟﻠﻤﺮﻳﺾ :
( ﺻﻞِّ ﻗﺎﺋﻤًﺎ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻓﻘﺎﻋﺪًﺍ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻓﻌﻠﻰ ﺟﻨﺐ ).
🔷✔ﻓﻴﺠﺐُ ﻋﻠﻰ ﻭﺍﻟﺪِﻙ ﺍﻟﺬﻱ ﺃﺻﻴﺐَ ﺑﻬﺬﺍ ﺍﻟﺸﻠﻞِ ﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀَ ﺑﺄﻥ ﻳﻮﺿّﺊَ ﻧﻔﺴَﻪ ﺑﻴﺪِﻩ ﺍﻟﺼﺤﻴﺤﺔ، ﺃﻭ ﻳﻮﺿﺌُﻪ ﻏﻴﺮُﻩ ﻣﻤَّﻦ ﻳﻌﻴﻨُﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺠﺐُ ﻋﻠﻴﻪ ﺫﻟﻚ. ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥَ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺍﻟﻮﺿﻮﺀَ ﺑﺎﻟﻤﺎﺀ ﻓﺈﻧﻪ ﻳﺘﻴﻤَّﻢ ﺑﺎﻟﺘﺮﺍﺏ. ﻭﺇﺫﺍ ﻛﺎﻥَ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺃﻥ ﻳﺘﻴﻤﻢَ ﺑﻨﻔﺴِﻪ ﻓﻴُﻴﻤّﻤُﻪ ﻏﻴﺮُﻩ، ﺑﺄﻥ ﻳﻀﺮﺏَ ﺃﺣﺪَ ﺃﻭﻟﻴﺎﺋِﻪ ﺃﻭ ﺍﻟﺤﺎﺿﺮﻳﻦَ ﻋﻨﺪﻩ ﺑﻴﺪَﻳﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﺘﺮﺍﺏ، ﻭﻳﻤﺴﺢَ ﺑﻬﻤﺎ ﻭﺟﻬَﻪ ﻭﻳﺪﻳﻪ ﻭﻳﻨﻮﻱَ ﻫﻮ ﺍﻟﻄﻬﺎﺭﺓَ ﺑﺬﻟﻚ، ﻭﻳﺼﻠﻲ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐِ ﺣﺎﻟِﻪ ﺟﺎﻟﺴًﺎ ﺃﻭ ﻋﻠﻰ ﺟﻨﺒِﻪ، ﻭﻳﻮﻣﺊُ ﺑﺮﺃﺳِﻪ ﻟﻠﺮﻛﻮﻉِ ﻭﺍﻟﺴﺠﻮﺩِ ﺣﺴﺐَ ﺍﻻﺳﺘﻄﺎﻋﺔ.
ﻓﺈﺫﺍ ﻛﺎﻥ ﻻ ﻳﺴﺘﻄﻴﻊُ ﺍﻹﻳﻤﺎﺀَ ﺑﺮﺃﺳِﻪ ﻷﺟﻞِ ﺍﻟﺸﻠﻞِ ﺍﻟﺬﻱ ﻓﻴﻪ، ﻓﺈﻧﻪ ﻳﻮﻣﺊُ ﺑﻄﺮﻓﻪ ﺑﺎﻟﺮﻛﻮﻉِ ﻭﺍﻟﺴﺠﻮﺩ. ﻭﻫﻜﺬﺍ، ﻓﺎﻟﺪﻳﻦُ ﻳﺴﺮٌ ﻭﻟﻠﻪِ ﺍﻟﺤﻤﺪُ، ﻟﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻣﻌﻨﻰ ﻫﺬﺍ ﺃﻥ ﻳﺘﺮﻙَ ﺍﻟﺼﻼﺓَ ﻧﻬﺎﺋﻴًّﺎ، ﻭﺇﻧﻤﺎ ﻳﺼﻠﻴﻬﺎ ﻋﻠﻰ ﺣﺴﺐِ ﺣﺎﻟﻪ ﻛﻤﺎ ﺫﻛﺮﻧﺎ، ﻭﻳﺠﺐ ﻋﻠﻴﻪ ﺃﻥ ﻳﻘﻀﻲَ ﺍﻟﺼﻠﻮﺍﺕِ ﺍﻟﺘﻲ ﺗﺮﻛﻬﺎ ﺑﺤﺴﺐ ﺍﺳﺘﻄﺎﻋﺘﻪ " ﺍﻧﺘﻬﻰ .
📚ﺍﻟﻤﻨﺘﻘﻰ ﻣﻦ ﻓﺘﺎﻭﻯ ﺍﻟﻔﻮﺯﺍﻥ ٤ /٢٧
❓Syaikh Shalih Al Fauzan ditanya:
🔎"Saya memiliki bapak yang sakit dan mengalami lumpuh di tubuh sebelah kiri, tidak dapat bergerak sama sekali. Karena itu, dia tidak dapat berjalan dan bergerak serta buang hajat sendiri di tempat khusus. Hal itu terjadi sejak sepuluh tahun. Akan tetapi sejak 3 hingga 4 bulan lalu, sakitnya semakin berat. Apakah dia boleh meninggalkan shalat karena hal tersebut, karena dia tidak dapat bersuci untuk shalat atau tidak? Jika dia tidak dapat melakukannya, maka bagaimana dia bersuci dan shalat? Apa yang harus dilakukan dengan shalat-shalat yang ditinggalkan di masa lalu, karena dia berkeyakinan bahwa orang seperti dia telah digugurkan kewajiban shalatnya?
✅Beliau menjawab:
🔷✔"Seorang muslim tidak gugur kewajiban shalatnya selama akalnya masih berfungsi, akan tetapi dia dapat shalat sesuai kondisinya, berdasarkan firman Allah ta'ala:
( ﻓَﺎﺗَّﻘُﻮﺍ ﺍﻟﻠَّﻪَ ﻣَﺎ ﺍﺳْﺘَﻄَﻌْﺘُﻢْ )
"Bertakwalah kalian kepada Allah semampu kalian."
🌴Juga berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam kepada orang yang sakit:
ﺻﻞِّ ﻗﺎﺋﻤًﺎ ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻓﻘﺎﻋﺪًﺍ ، ﻓﺈﻥ ﻟﻢ ﺗﺴﺘﻄﻊ ﻓﻌﻠﻰ ﺟﻨﺐ
"Shalatlah dalam keadaan berdiri, jika tidak mampu, shalatlah dalam keadaan duduk. Jika tidak mampu, shalatlah dengan cara berbaring."
🔷✔Maka, jika bapak yang menderita lumpuh apabila masih mampu berwudhu sendiri dengan tangannya yang sehat atau diwudhukan oleh orang lain yang dapat membantunya, maka wajib baginya berwudhu. Jika dia tidak dapat berwudhu dengan air, maka dia boleh bertayammum. Jika dia tidak dapat bertayammum sendiri, maka dapat ditayammumkan oleh selainnya, yaitu dengan cara salah seorang kerabatnya atau siapa saja yang ada memukulkan kedua tangannya ke atas tanah, lalu dengan keduanya mengusapkan wajah dan kedua tangannya dan meniatkan untuk bersuci. Kemudian dia shalat sesuai kondisi, apakah duduk atau berbaring. Kemudian dia memberi isyarat dengan kepala untuk rukuk dan sujud sesuai kemampuan. Jika tidak mampu memberikan isyarat dan gerak karena lumpuh, maka di memberikan isyarat dengan mata untuk ruku' dan sujud.
Demikianlah, agama itu mudah,segala puji bagi Allah. Akan tetapi, hal tersebut bukan berarti dia boleh meninggalkan shalat sama sekali. Akan tetapi dia shalat sesuai
kondisinya. Maka wajib baginya mengqadha shalat-shalat yang telah dia tinggalkan sesuai kemampuan."
📚Al Muntaqa min Fatawa Al Fauzan, 4/27
~~~~~~~~
📜__ASAF
أبو سعد أحمد
المكسري
==========
🚇 F. I. S Forum Ikhwah Salafiyyin
🍂منتدى الإخوان السلفيين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar