➖📚🕧
ARTI SEBUAH NIAT.
(ditulis oleh: Al-Ustadz Abu Ishaq Muslim)
Fungsi niat dalam ibadah sangatlah penting. Karena itu setiap muslim harus senantiasa memperbaiki niat dalam ibadahnya, yaitu ikhlas untuk Allah semata.
‘Umar ibnul Khaththab radiallahu anhu berkata: Aku mendengar Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersabda:
“Amalan-amalan itu hanyalah tergantung dengan niatnya. Dan setiap orang hanyalah mendapatkan sesuai dengan apa yang dia niatkan. Maka siapa yang amalan hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya. Dan siapa yang hijrahnya karena dunia yang ingin ia peroleh atau karena wanita yang ingin ia nikahi maka hijrahnya itu kepada apa yang dia tujukan/niatkan.”
Hadits yang agung di atas diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari t dalam beberapa tempat di kitab Shahih-nya (hadits no. 1, 54, 2529, 3898, 5070, 6689, 6953) dan Al-Imam Muslim rahimahullah dalam Shahih-nya (no. 1908).
Al-Imam Ibnu Rajab Al-Hambali berkata tentang hadits ini : “Yahya bin Sa’id Al-Anshari bersendirian dalam meriwayatkan hadits ini dari Muhammad bin Ibrahim At-Taimi, dari ‘Alqamah bin Waqqash Al-Laitsi, dari ‘Umar ibnul Khaththab z. Dan tidak ada jalan lain yang shahih dari hadits ini kecuali jalan ini. Demikian yang dikatakan oleh ‘Ali ibnul Madini dan selainnya.” Al-Khaththabi berkata: “Aku tidak mengetahui adanya perselisihan di kalangan ahli hadits dalam hal ini, sementara hadits ini juga diriwayatkan dari shahabat Abu Sa’id Al-Khudri dan selainnya.” Dan dikatakan: Hadits ini diriwayatkan dari jalan yang banyak akan tetapi tidak ada satupun yang shahih dari jalan-jalan tersebut menurut para huffadz (para penghafal hadits).
Kemudian setelah Yahya bin Sa’id Al-Anshari banyak sekali perawi yang meriwayatkan darinya, sampai dikatakan: Telah meriwayatkan dari Yahya Al-Anshari lebih dari 200 perawi. Bahkan ada yang mengatakan jumlahnya mencapai 700 rawi, yang terkenal di antaranya Malik, Ats-Tsauri, Al-Auza‘i, Ibnul Mubarak, Al-Laits bin Sa‘ad, Hammad bin Zaid, Syu‘bah, Ibnu ‘Uyainah dan selainnya.
Ulama bersepakat menshahihkan hadits ini dan menerimanya dengan penerimaan yang baik dan mantap. Al-Imam Al-Bukhari membuka kitab Shahih-nya dengan hadits ini dan menempatkannya seperti khutbah/mukaddimah bagi kitab beliau, sebagai isyarat bahwasanya setiap amalan yang tidak ditujukan untuk mendapatkan wajah Allah subhanahu wata’ala maka amalan itu batil, tidak akan diperoleh buah/hasilnya di dunia, terlebih lagi di akhirat. Karena itulah berkata Abdurrahman bin Mahdi: “Seandainya aku membuat bab-bab dalam sebuah kitab niscaya aku tempatkan pada setiap bab hadits Umar tentang amalan itu dengan niatnya.” Beliau juga mengatakan: “Siapa yang ingin menulis sebuah kitab maka hendaknya ia memulai dengan hadits .” (Jam’iul ‘Ulum wal Hikam, karya Ibnu Rajab Al-Hambali, hal. 59-60. Muassasah Ar-Risalah, cet. ke-4, th. 1413 H/1993 M)
Hadits ini selain diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari dan Muslim, juga diriwayatkan para imam yang lain. Dan komentar tentang hadits ini kami cukupkan dengan menukil ucapan Ibnu Rajab Al-Hambali di atas karena terdapatnya kifayah (kecukupan/memadai).
PENJELASAN HADITS INI, Baca Selanjutnya:
⬇
Arti Sebuah Niat - http://www.salafybpp.com/index.php/nasehat/262-arti-sebuah-niat
📚 TIS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar