Kamis, 12 Maret 2015

MERUJUK KEPADA ULAMA KIBAR ADALAH SUNNAH YANG DIIKUTI ATAU METODE YANG DIBUAT-BUAT

๐ŸŽ’๐Ÿ“ƒ๐ŸŒด
-------------
๐Ÿ”—MERUJUK KEPADA ULAMA KIBAR ADALAH SUNNAH YANG DIIKUTI ATAU METODE YANG DIBUAT-BUAT?

๐ŸŽ“Ditulis oleh:
(Asy-Syaikh) Abul Abbas Yasin bin 'Ali Al-'Adeny -hafidzohullahu-

                                      โœฒโœฒโœฒ

ุจุณู… ุงู„ู„ู‡ ูˆ ุงู„ุญู…ุฏ ู„ู„ู‡ุŒ ูˆ ุงู„ุตู„ุงุฉ ูˆ ุงู„ุณู„ุงู… ุนู„ู‰ ุฑุณูˆู„ ุงู„ู„ู‡ุŒ ูˆ ุนู„ู‰ ุขู„ู‡ ูˆ ุตุญุจู‡ ูˆู…ู† ูˆุงู„ุงู‡.

Amma Ba'du,

Diriwayatkan oleh Ahmad, Abu Daud, Tirmidzi, dan Ibnu Majah dari 'Irbadh bin Saariyah -radhiyallahu 'anhu- ia berkata: Rasulullah ๏ทบ bersabda:

ยซ ุฅูู†ู‘ูŽู‡ู ู…ูŽู†ู’ ูŠูŽุนูุดู’ ู…ูู†ู’ูƒูู…ู’ ูŠูŽุฑูŽู‰ ุจูŽุนู’ุฏูู‰ ุงุฎู’ุชูู„ุงูŽูุงู‹ ูƒูŽุซููŠุฑุงู‹ ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชูู‰ ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู†ูŽ ูˆูŽุนูŽุถู‘ููˆุง ุนูŽู„ูŽูŠู’ู‡ูŽุง ุจูุงู„ู†ู‘ูŽูˆูŽุงุฌูุฐู ูˆูŽุฅููŠู‘ูŽุงูƒูู…ู’ ูˆูŽู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุงุชู ุงู„ุฃูู…ููˆุฑู ููŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ู…ูุญู’ุฏูŽุซูŽุฉู ุจูุฏู’ุนูŽุฉูŒ ูˆูŽุฅูู†ู‘ูŽ ูƒูู„ู‘ูŽ ุจูุฏู’ุนูŽุฉู ุถูŽู„ุงูŽู„ูŽุฉูŒ ยป

"Sesungguhnya siapa diantara kalian yang hidup sepeninggalku akan melihat perselisihan yang banyak, maka berpeganglah dengan sunnahku dan sunnah para khalifah yang diberi petunjuk dan hidayah, kalian gigitlah sunnah itu dengan gigi-gigi geraham, dan jauhilah perkara (dalam agama) yang dibuat-buat, karena sesungguhnya setiap perkara yang dibuat-buat (dalam agama) adalah Bid'ah dan sungguh setiap bid'ah adalah sesatโ€.

Nabi ๏ทบ telah mengabarkan kepada kita dalam hadist ini dengan terjadinya fitnah-fitnah, dan itu pada sabdanya: "akan melihat sepeninggalku perselisihan yang banyakโ€.

Kemudian beliau mengabarkan kepada kita bagaimana membebaskan diri darinya, beliau ๏ทบ menyebutkan kepada kita dengan dua perkara:

โ˜‘Perkara yang pertama: pada sabda Nabi ๏ทบ -:

(ููŽุนูŽู„ูŽูŠู’ูƒูู…ู’ ุจูุณูู†ู‘ูŽุชูู‰)

"Berpegang teguhlah kalian dengan sunnahkuโ€
โ˜‘Perkara yang kedua: pada sabda Nabi ๏ทบ :

(ูˆูŽุณูู†ู‘ูŽุฉู ุงู„ู’ุฎูู„ูŽููŽุงุกู ุงู„ุฑู‘ูŽุงุดูุฏููŠู†ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽู‡ู’ุฏููŠู‘ููŠู†ูŽ)

"Dan (berpegang kepada) sunnah para khalifah yang mengikuti jalan yang lurus dan terbimbingโ€.

Dan  Rasulullah ๏ทบ memerintahkan umatnya untuk merujuk kepada KIBAR SHOHABAH, seiring dengan ditemui 'ulama dan fuqoha (ahli fiqh) dari kalangan shahabat selain khalifah yang empat.

Berkata At-Turbasyty dalam kitab "Syarhul Mashobihโ€:

" Mereka yang dimaksud dalam hadits ini adalah khalifah yang empat (Abu Bakr, Umar, Utsman dan 'Ali -radhiyallahu 'anhum-);....
โ—Tidak lain tujuannya adalah untuk pengagungan terhadap kedudukan mereka(dalam Islam), membenarkan pendapat mereka, dan persaksian bagi mereka dalam ketinggian  posisi yang membedakan mereka dengan yang lainnya dalam kelurusan ilmu, riwayat hidup yang indah, dan istiqomah dalam berbagai keadaan.

Dengan sebab inilah Rasulullah ๏ทบ mensifati mereka dengan Ar-Rasyidin (yang istiqomah/lurus di atas kebenaran).

Merekalah orang-orang yang telah dianugerahi keteguhan di atas jalan yang lurus dalam niat-niat mereka yang baik dan dikaruniai hidayah kepada yang lebih benar dan lebih baik dalam perkataan dan perbuatan mereka. -selesai penukilan dari kitab "Mar'aatul Mafaatih Syarhu Misykatil Mashoobihโ€ (1;263).

๐Ÿ‘‰Sehingga merupakan ilmu dalam menghadapi fitnah adalah menjadikan ULAMA KIBAR SEBAGAI RUJUKAN.

_________________
๐Ÿ’ซDan masalah ini sekarang menjadi perkara yang masuk ke dalam lingkup perselisihan dan perdebatan:
โ“Apakah menjadikan ulama Kibar sebagai sumber acuan (rujukan) termasuk sunnah yang diikuti atau termasuk metode yang baru dibuat-buat (bid'ah)?

BAHKAN sebagian orang tidak mau menerima perkara-perkara yang sudah jelas dan masalah-masalah yang sudah terang, dengan alasan menunggu perkataan para kibar ulama.

๐Ÿ”ฅKemudian apabila telah datang perkataan kibar ulama malahan ia pergi ke timur dan barat (menghindar)!!!

โ˜MAKA yang terpenting, merujuk kepada kibar ulama saat fitnah dan musibah yang samar termasuk SUNNAH YANG HARUS DIIKUTI, seperti yang tertera pada hadist ini.

๐Ÿ”ดDan Rasulullah ๏ทบ bersabda:
ยซ ุงู„ู’ุจูŽุฑูŽูƒูŽุฉู ู…ูŽุนูŽ ุฃูŽูƒูŽุงุจูุฑููƒูู…ู’ ยป

"Keberkahan ada bersama KIBAR (pembesar/senior) kalianโ€.
[ Dikeluarkan hadistnya oleh Ibnu Hibban dan ia dimasukkan dalam kitab "As-Silsilah Ash-Shahihhahโ€ (kitab kumpulan hadist shahih karya Imam Al-Albany) ].

๐Ÿ”ดDan dalam kitab "Al-Adabul Mufrodโ€ hadist dari Abdullah bin 'Amr bin Al-'Ash, Nabi ๏ทบ menyampaikan tentangnya (menghormati kedudukan KIBAR):

ยซ ู…ู† ู„ู… ูŠุฑุญู… ุตุบูŠุฑู†ุงุŒ ูˆูŠุนุฑู ุญู‚ ูƒุจูŠุฑู†ุง ูู„ูŠุณ ู…ู†ุง ยป

"Barangsiapa yang tidak menyayangi orang-orang muda kami, serta tidak mengetahui hak-hak yang LEBIH TUA dari kalangan kami, maka ia bukanlah dari golongan kamiโ€.
[ Hadist ini dalam kitab "Ash-Shahihul Musnadโ€ (kitab kumpulan hadist shahih karya Imam Muqbil) ].

๐Ÿ”ดDan telah shahih atsar dari Abdullah bin Mas'ud -radhiyallahu 'anhu- bahwa beliau berkata:

ู„ุง ูŠุฒุงู„ ุงู„ู†ุงุณ ุจุฎูŠุฑ ู…ุง ุฃุชุงู‡ู… ุงู„ุนู„ู… ู…ู† ู‚ุจู„ ุฃุตุญุงุจ ู…ุญู…ุฏ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู…ุŒ ูˆุฃูƒุงุจุฑู‡ู…ุŒ ูุฅุฐุง ุฃุชุงู‡ู… ุงู„ุนู„ู… ู…ู† ู‚ุจู„ ุฃุตุงุบุฑู‡ู…ุŒ ูุฐู„ูƒ ุญูŠู† ู‡ู„ูƒูˆุง
โ—"Senantiasa manusia dalam kebaikan selama datang kepada mereka ilmu dari sisi para sahabat Nabi Muhammad ๏ทบ dan senior (kibar) diantara mereka. Kemudian jika datang kepada mereka ilmu dari orang-orang KECIL (ashogir) dari mereka, maka ketika itu saatnya mereka BINASAโ€.
[ Diriwayatkan oleh Abdullah bin Al-Mubarok dalam kitab "Zuhudโ€( no. 815), dan yang lainnya ].

๐Ÿ”ดDan Abdullah bin Muslim bin Qutaibah pernah ditanya tentang makna perkataan Ibnu Mas'ud -radhiyalahu 'anhu- ini, maka beliau berkata: "yang beliau (Ibnu Mas'ud) maksud yaitu, manusia masih dikatakan baik selama ulama mereka dari kalangan (Masyayikh) orang-orang tua, bukan dari kalangan pemuda, karena orang tua telah hilang padanya jiwa semangat pemuda, sikap keras, terburu-buru, dan kurang akal.

ูˆุงุณุชุตุญุจ ุงู„ุชู‘ูŽุฌู’ุฑูุจุฉ ูˆุงู„ุฎูุจู’ุฑุฉ ูู„ุง ูŠุฏุฎู„ ุนู„ูŠู‡ ููŠ ุนู„ู…ู‡ ุงู„ุดู‘ูุจู’ู‡ูŽุฉ, ูˆู„ุง ูŠุบู„ุจ ุนู„ูŠู‡ ุงู„ู‡ูˆู‰, ูˆู„ุง ูŠู…ูŠู„ ุจู‡ ุงู„ุทู‘ูŽู…ูŽุน, ูˆู„ุง ูŠุณุชุฒู„ู‘ูู‡ ุงู„ุดูŠุทุงู† ุงุณุชุฒู„ุงู„ ุงู„ุญูŽุฏูŽุซุŒ ูˆู…ุน ุงู„ุณู‘ูู† ุงู„ูˆูŽู‚ูŽุงุฑ, ูˆุงู„ุฌู„ุงู„ุฉ ูˆุงู„ู‡ูŠุจุฉ.

Dan telah ada bersamanya pengalaman yang teruji dan keahlian khusus SEHINGGA syubhat tidak akan masuk kepadanya, dalam ilmunya. Ia juga tidak takluk pada hawa nafsunya, tidak condong pada sifat tamak, dan syaithon tidak mudah menggelincirkannya sebagaimana tergelincirnya anak muda disertai umur mapan yang membawa kepada sikap tenang, mulia, dan wibawa.

ูˆุงู„ุญูŽุฏูŽุซ ู‚ุฏ ูŠุฏุฎู„ ุนู„ูŠู‡ ู‡ุฐู‡ ุงู„ุฃู…ูˆุฑ, ุงู„ุชูŠ ุฃูู…ูู†ูŽุชู’ ุนู„ู‰ ุงู„ุดูŠุฎ, ูุฅุฐุง ุฏุฎู„ุช ุนู„ูŠู‡, ูˆุฃูุชู‰, ู‡ูŽู„ูŽูƒูŽ ูˆุฃูŽู‡ู’ู„ูŽูƒ
๐ŸšฉSedangkan anak muda sering dirasuki perkara-perkara ini yang mana orang yang telah berusia lanjut telah aman (terbebas) darinya. Kemudian jika masuk perkara-perkara itu padanya (anak muda) dan ia berfatwa maka ia binasa dan membinasakan orang lain. Diriwayatkan oleh Al-Khotib Al-Baghdady dalam kitab "Al-Faqiih Al-Mutafaqqihโ€ (2/156).

๐Ÿ”ดDiriwayatkan oleh Ibnu 'Abdil Bar dalam kitab "Jaami' Bayanil 'Ilmi wa Fadhlihiโ€ (1/615) dengan sanad yang Shahih, dari hadist 'Abdullah bin 'Ukaim, ia berkata:

"Dahulu Umar -radhiyallahu 'anhu berkata: "Ketahuilah bahwa sebenar-benar ucapan adalah firman Allah, dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk (Nabi) Muhammad ๏ทบ , dan sejelek-jeleknya perkara (dalam agama)adalah yang di buat-buat.

ุฃู„ุง ุฅู† ุงู„ู†ุงุณ ู„ู… ูŠุฒุงู„ูˆุง ุจุฎูŠุฑ ู…ุง ุฃุชุงู‡ู… ุงู„ุนู„ู… ุนู† ุฃูƒุงุจุฑู‡ู….
โ—Ketahuilah, sesungguhnya manusia senantiasa dalam kebaikan selama datang kepada mereka ilmu dari pembesar-pembesar (Kibar) mereka."

๐Ÿ”ดDan dalam kitab "Shahihul Adabil Mufrodโ€ dari hadist Qais bin 'Ashim -radhiyallahu 'anhu- bahwa ayahnya telah berwasiat kepada anak-anaknya ketika menjelang ajalnya, ia berkata:

ุงุชู‚ูˆุง ุงู„ู„ู‡ ูˆุณูˆุฏูˆุง ุฃูŽูƒุจุฑูŽูƒู…ุŒ ูุฅู† ุงู„ู‚ูˆู… ุฅุฐุง ุณูˆุฏูˆุง ุฃูŽูƒุจูŽุฑู‡ูู… ุฎูŽู„ูŽูููˆุง ุฃุจุงู‡ู…

"Bertaqwalah kalian kepada Allah, dan jadikanlah yang tertua kalian sebagai pemimpin, karena sesungguhnya suatu kaum jika mereka menjadikan orang tertua mereka sebagai pemimpin maka mereka telah menjadikannya pengganti untuk posisi ayah mereka.

ูˆุฅุฐุง ุณูŽูˆุฏููˆุง ุฃุตุบุฑู‡ู… ุฃูŽุฒุฑูŽู‰ ุจูู‡ู… ุฐู„ูƒ ููŠ ุฃูŽูƒูุงุฆู‡ู….
โ—NAMUN jika mereka menjadikan yang TERMUDA sebagai pemimpin, hal itu akan merendahkan mereka karena kesetaraan merekaโ€.

_________________
๐ŸŒ Sumber:
Majmu'ah Manhajul Anbiya'
โœ’ Alih Bahasa:
Abu Kuraib bin Ahmad Bandung (Bandung) ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ [FBF-1]
๐Ÿ’ง Muroja'ah:
Al-Ustadz Abu Yahya Al-Maidaniy ุญูุธู‡ ุงู„ู„ู‡ [FBF-5]

__________________
ู…ุฌู…ูˆุนู€ู€ู€ู€ู€ุฉ ุชูˆุฒูŠุน ุงู„ูู€ู€ู€ู€ู€ู€ู€ูˆุงุฆุฏ
๐Ÿ“Œโ‚ WA Forum Berbagi Faidah [FBF] | www.alfawaaid.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar