〰〰〰〰
📢📚📝✊
Serial Kajian Aqidah :
PENJELASAN SYARHUS SUNNAH KARYA IMAM AL-MUZANI رحمه الله
✏️ Oleh Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman حفظه الله
🔷🔹🔹2⃣5⃣🔹🔹🔷
🔰 PENGHUNI SURGA DAN NERAKA (Bagian ke 1)
Al-Muzani rahimahullah menyatakan:
ثُمَّ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ أَهْلاً فَهُمْ بِأَعْمَالِهَا بِمَشِيْئَتِهِ عَامِلُوْنَ وَبِقُدْرَتِهِ وَبِإِرَادَتِهِ يَنْفُذُوْنَ وَخَلَقَ مِنْ ذُرِّيَّتِهِ لِلنَّارِ أَهْلاً فَخَلَقَ لَهُمْ أَعْيُنًا لاَ يُبْصِرُوْنَ بِهَا وَآذَانًا لاَ يَسْمَعُوْنَ بِهَا وَقُلُوْبًا لاَ يَفْقَهُوْنَ بِهَا فَهُمْ بِذَلِكَ عَنِ الْهُدَى مَحْجُوْبُوْنَ وَبِأَعْمَالِ أَهْلِ النَّارِ بِسَابِقِ قَدَرِهِ يَعْمَلُوْنَ
Kemudian Dia menciptakan penghuni surga dari keturunan Adam. Orang-orang tersebut adalah para pelaku amalan-amalan mereka sesuai kehendakNya. Mereka melaksanakan sesuai dengan kekuasan dan kehendakNya. Dan Allah menciptakan penduduk neraka dari keturunan Adam. Allah ciptakan untuk mereka mata yang tidak digunakan untuk melihat (hal-hal yang diperintahkan), telinga yang tidak digunakan untuk mendengar (perintah Allah), dan hati yang tidak digunakan untuk memahami (firman Allah). Mereka dengan hal itu terhalang dari petunjuk. Mereka mengamalkan perbuatan-perbuatan penduduk nereka sesuai dengan takdir yang mendahului perbuatan tersebut.
PENJELASAN:
📌 Allah Telah Ciptakan Penduduk untuk Surga dan Neraka
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ اللَّهَ خَلَقَ لِلْجَنَّةِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ وَخَلَقَ لِلنَّارِ أَهْلًا خَلَقَهُمْ لَهَا وَهُمْ فِي أَصْلَابِ آبَائِهِمْ
Sesungguhnya Allah telah menciptakan penduduk untuk surga yang Dia ciptakan pada saat mereka masih di sulbi ayah-ayah mereka. Dan Allah menciptakan penduduk untuk neraka yang Allah ciptakan saat mereka masih di sulbi ayah-ayah mereka (H.R Muslim no 4805).
Suatu hari, selesai dari penguburan jenazah salah seorang Sahabat, Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menyatakan:
مَا مِنْكُمْ مِنْ أَحَدٍ إِلَّا وَقَدْ كُتِبَ مَقْعَدُهُ مِنَ النَّارِ وَمَقْعَدُهُ مِنَ الْجَنَّةِ
Tidaklah ada seorangpun di antara kalian kecuali telah ditulis (ditetapkan) tempat duduknya di neraka atau tempat duduknya di surga.
Seorang Sahabat yang mendengar itu kemudian bertanya:
يَا رَسُولَ اللَّهِ أَفَلَا نَتَّكِلُ عَلَى كِتَابِنَا وَنَدَعُ الْعَمَلَ
Wahai Rasulullah, apakah tidak sebaiknya kita pasrah bersandar pada apa yang telah tertulis pada kitab (taqdir) kita dan meninggalkan beramal (berbuat)?
Rasulullah shollallahu alaihi wasallam menjawab:
اعْمَلُوا فَكُلٌّ مُيَسَّرٌ لِمَا خُلِقَ لَهُ أَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ السَّعَادَةِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ السَّعَادَةِ وَأَمَّا مَنْ كَانَ مِنْ أَهْلِ الشَّقَاءِ فَيُيَسَّرُ لِعَمَلِ أَهْلِ الشَّقَاوَةِ
Beramal-lah, karena segala sesuatu akan dimudahkan ke arah (takdir) penciptaannya. Barangsiapa yang termasuk orang yang berbahagia (penduduk surga), akan dimudahkan untuk berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk surga. Sedangkan yang termasuk orang yang celaka (penduduk neraka), akan dimudahkan untuk berbuat dengan perbuatan-perbuatan penduduk neraka (H.R al-Bukhari dan Muslim)
Kemudian Nabi membaca ayat:
فَأَمَّا مَنْ أَعْطَى وَاتَّقَى وَصَدَّقَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْيُسْرَى وَأَمَّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى وَكَذَّبَ بِالْحُسْنَى فَسَنُيَسِّرُهُ لِلْعُسْرَى
Adapun orang yang memberi, bertaqwa, dan membenarkan al-husna (balasan kebaikan), maka Kami akan mudahkan ia menuju kemudahan (surga). Sedangkan orang yang kikir, sombong, dan mendustakan al-husna, akan Kami mudahkan pada kesulitan (neraka)(Q.S al-Lail:5-10).
Dalam sebagian riwayat, setelah mendengar sabda Nabi tersebut, Sahabat Nabi Suroqoh bin Ju’syum menyatakan:
فَلَا أَكُونُ أَبَدًا أَشَدَّ اجْتِهَادًا فِي الْعَمَلِ مِنِّي الْآنَ
Tidak pernah aku merasa lebih bersemangat untuk beramal (berbuat kebaikan) dibandingkan hari ini (sejak mendengar sabda Nabi tersebut)(H.R Ibnu Hibban)
Hadits-hadits di atas menunjukkan bahwa Allah sudah mengetahui siapa saja yang akan masuk surga dan siapa saja yang akan masuk neraka. Ada Sahabat yang menanyakan kepada Nabi apakah tidak sebaiknya kita pasrah saja karena semuanya sudah tertulis takdirnya? Nabi menjawab: Beramal-lah, berbuatlah, karena segala sesuatu akan dimudahkan pada takdir penciptaannya. Sahabat Nabi yang mendengar sabda Nabi tersebut kemudian semakin bersemangat untuk beramal. Akidah dan pemahaman yang benar tentang takdir akan mendorong seseorang untuk giat beramal kebajikan, bukannya bermalas-malasan kemudian beralasan dengan takdir.
⌛️(In Syaa Allah bersambung ke bagian berikutnya)
📝 disalin dari buku "AKIDAH IMAM AL-MUZANI" halaman 119-122.
〰〰〰〰〰〰〰〰
📚 WA Salafy Kendari 📡