Kamis, 09 April 2015

Menjadi Pegawai demi Maslahat Dakwah

📜 📜 📜
       
〰 NASEHAT 〰
ASY SYAIKH MUQBIL Rahimahullah

(Ditulis Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askary hafizhahullah)

CUKUPLAH DISINI SAYA SEBUTKAN FATWA SEKALIGUS NASEHAT DARI SYAIKHUNA MUQBIL RAHIMAHULLAH, KETIKA BELIAU DITANYA TENTANG ADANYA SEBAGIAN KAUM MUSLIMIN YANG MASUK MENJADI PEGAWAI SEHINGGA TERPAKSA MENJATUHKANNYA KE DALAM SEBAGIAN PERBUATAN MAKSIAT, DAN MEREKA MEMBOLEHKAN HAL ITU (YAKNI MENJADI PEGAWAI) DENGAN ALASAN MASLAHAT DAKWAH

Maka beliau menjawab: “Maslahat dakwah merupakan perkara yang luas di mana setan menyeru kebanyakan manusia untuk menuju kepadanya. (Namun) Allah subhanahu wata’ala, mengatakan kepada Rasul-Nya shallallahu alaihi wasallam:

“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan. Kamu bukanlah orang yang berkuasa atas mereka.” (Al-Ghasyiyah: 21-22)

Dan firman-Nya:

“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepada-mu.” (Hud: 112)

Juga Nabi shallallahu alaihi wasallam, menyatakan:

“Katakanlah: Aku beriman kepada Allah, lalu engkau istiqamah.” (HR. Muslim dari Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi)

Kaum musyrikin dahulu, mereka sangat berkeinginan agar Nabi shallallahu alaihi wasallam, mau bersama mereka.

“Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu).” (Al-Qalam: 9)

Mereka berkeinginan agar Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersama mereka, dan itu lebih ringan bagi mereka daripada sesembahan dan agama mereka beliau rendahkan. Namun Nabi shallallahu alaihi wasallam, enggan dan berkata: “Wahai sekalian manusia, ucapkanlah ‘Laailaaha illallah’ kalian akan mendapatkan kemenangan.”

Kemaksiatan tidak akan menjadi sebab pertolongan. Kita tidak boleh berbuat seenaknya dalam agama Allah subhanahu wata’ala,. Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersabda:

“Tidakkah kalian diberi pertolongan dan rizki melainkan karena sebab orang-orang lemah dari kalian?!”(HR. Al-Bukhari dari Sa’d bin Abi Waqqash radiallahu anhu)

Maka hendaklah kita mengamalkan berbagai sebab dan pertolongan dari sisi Allah subhanahu wata’ala,. Sedangkan mereka yang selalu menden-dangkan pemikiran tersebut, apakah mereka dalam keadaan seperti ini? Mereka sudah berjalan bertahun-tahun lamanya, apa yang telah mereka hasilkan untuk Islam? Dan apa yang mereka sanggup kerjakan? Berbagai peraturan perundang-undangan yang diimpor dari Amerika, Rusia, Prancis. Lalu setelah itu  kamu datang dan dihadapkan kepadamu satu masalah: Harus sesuai undang-undang…, harus sesuai peraturan. Sedang-kan Allah subhanahu wata’ala, berfirman dalam kitabnya yang mulia:

“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka putusannya (terserah) kepada Allah.” (Asy-Syura: 10)

Dan firman-Nya:
“Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” (Al-Ma`idah: 50)

Kita tidaklah mampu menolong diri kita. Boleh jadi ketika kita melakukan kemaksiatan justru akan menjadi sebab kekalahan. Bila seseorang masuk bersama mereka, baru saja dia bekerja selama lima atau enam bulan, gaji mulai meningkat, berbagai cara penipuan terbuka lebar, dan setan membuka kesempatan, begitu seterusnya. Baru beberapa lama ternyata dia telah terlantar dan goncang.

Maka kami katakan: Wahai saudaraku sekalian, kemaksiatan akan selalu diikuti kemaksiatan lainnya. Sungguh dahulu telah menjadi sebab kekalahan kaum muslimin pada perang Hunain disebabkan kebanggaan sebagian mereka (dengan jumlah yang banyak).

“Dan (ingatlah) peperangan Hunain, yaitu di waktu kamu menjadi congkak karena banyaknya jumlahmu, maka jumlah yang banyak itu tidak memberi manfaat kepadamu sedikitpun, dan bumi yang luas itu telah terasa sempit olehmu, kemudian kamu lari ke belakang dengan bercerai-berai.” (At-Taubah: 25)

Kemudian Allah subhanahu wata’ala, menurunkan ketenangan kepada mereka. Allah subhanahu wata’ala, berfirman pada peristiwa perang Uhud:

“Dan sesungguhnya Allah telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada saat kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (Rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. Di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan di antara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka…” (Ali Imran: 152)

🔥🔥🔥🔥🔥
MAKA KEMAKSIATAN, WAHAI (SAUDARAKU) FILLAH, AKAN MENJADI SEBAB KEHINAAN DAN TIMBULNYA PERASAAN TAKUT.

Silahkan orang-orang yang tertipu itu pergi ke Amerika dan ke Rusia, lalu tanyakan  kepada mereka: Apakah mereka takut kepada orang-orang yang komitmen dengan agamanya dari para pahlawan kebangkitan Islam atau mereka takut kepada para jenderal, para pemimpin, atau para raja? Terhadap siapa mereka takut? Mereka tidak takut kepada tank-tank milik kita dan tidak pula takut kepada pesawat dan persenjataan kita. Mereka takut kepada Islam dan orang-orang yang komitmen dengan Islam. Mereka ingin menjadikan kita goncang dan terpental (dari Islam). Ini seperti yang aku katakan kepada kalian, merupakan trik-trik orang yang guncang dan terlantar. Mereka memiliki trik-trik yang jitu untuk menarik para pemuda menuju harta. Sementara Nabi shallallahu alaihi wasallam, diberi pertolongan oleh Allah subhanahu wata’ala, dalam keadaan beliau faqir. Beliau pernah mengikat batu di atas perutnya. Nabi shallallahu alaihi wasallam, bersabda:

“Barangsiapa yang mempersiapkan pasukan dalam keadaan sulit (perang Tabuk-pen) maka baginya jannah.”

Sedangkan orang yang terlena dengan gaji bulanannya dan hartanya, maka dia tidak akan mampu mempersiapkan pasukan dalam keadaan sulit atau pun terdorong untuk berinfak. Maka sepantasnya seorang penuntut ilmu mengetahui bahwa apa yang ada di sisi Allah subhanahu wata’ala, itu lebih baik dan kekal. Akan dikatakan kepada Ahlul Qur’an (pada hari kiamat) sebagaimana yang terdapat dalam hadits Abdullah bin ‘Amr bin Al-’Ash radiallahu anhu:

“Bacalah, dan terus naik (ke tingkatan jannah yang atas, pen.) dan bacalah dengan tartil. Sesungguhnya kedudukanmu terdapat pada akhir ayat yang engkau baca.”
Atau yang semakna.

Demikianlah wahai saudaraku, tidak sepantasnya mereka mempengaruhi kita. Allah subhanahu wata’ala, berfirman:

“Negeri akhirat itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Qashash: 83) [Ijabatus Sa`il, hal. 277-279.

Semoga Allah subhanahu wata’ala, memelihara kita dari berbagai macam fitnah yang dzahir maupun yang batin.

Wallahu a’lam.

Sumber : Majalah Asy Syariah edisi 019

👇
http://salafybpp.com/index.php/manhaj-salaf/283-menempuh-jalan-diatas-ridha-allah

📚 TIS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar