⌚👣⏳MENGEJAR KETERTINGGALAN
📵 Dahulu, sebelum maraknya gadget android dan touchscreen, tersebar sms yang kurang lebih isinya begini,
📨 TERNYATA PERBEDAAN KITA DAN RASULULLAH HANYA "SEDIKIT"
❌💤 Kalo Rasulullah sedikit tidur, kita sedikit-sedikit tidur.
❌🍛 Rasulullah sedikit makan, kita sedikit-sedikit makan.
🔵👉 Rasulullah sedikit-sedikit sholat sunah, kita sedikit sholat sunah.
🔵👉 Rasulullah sedikit-sedikit istighfar, kita sedikit istighfar. ❓❗ Lalu, kapan kita akan mengejar ketertinggalan yang hanya "sedikit" itu?
👋 Hhehehe...walaupun dibingkai dengan kata "sedikit", namun kata itu sejatinya ingin menyentil diri-diri kita bahwa perbedaan antara kita dengan Rasulullah begitu jauh.
📨🔍 Sebenarnya sms tersebut sudah samar-samar dalam benak, tidak ingat lagi! Namun sms itu kembali menguat dalam ingatan saat ikut daurah masyayikh kemaren.
💡Ketika itu ana juga baru benar-benar bisa menghayati isi sms tersebut. Jangankan membandingkan dengan Rasulullah, dengan pewaris beliau saja...ah...entah dimana posisi diri ini.
🌌 Malam itu, ba'da isya', yang mengajar adalah asy-Syaikh Badr Muhammad al-'Anazi. Beliau mengajar kitab muwatho' karya Imam Malik.
🔖 Sampailah pada hadits Abu Hurairah yang menceritakan ada seorang shahabat menggauli istrinya di siang hari bulan Ramadhan. Tentu antum tahu haditsnya bukan?
🔓 Kemudian asy-Syaikh Badr menjelaskan, "Al-Hafidh Ibnu Hajar di dalam kitab Fathul Bari menyebutkan bahwa guru dari guru beliau ada yang bisa mengeluarkan 1001 faedah dari satu hadits ini saja!" Subhanallah!
💭☝ Ketika itu, hatiku hanya bergumam, "Subhanallah! Masya Allah! Seribu satu faedah!? Luar biasa!"
🔱💭 Hanya sebuah kekaguman tanpa terpikirkan untuk bisa melakukannya.
💬 Saat ana masih terbuai dalam kekaguman, beliau justru menampar rasa heranku dengan mengatakan,
🔊 "Mungkin ada orang yang terheran-heran dan bergumam, 'Bagaimana mungkin kita bisa mengeluarkan seribu satu faedah dari satu hadits ini saja!?"
☝ "Ini bukanlah hal yang mengherankan!" lanjut beliau.
💢💬 Benar-benar menampar keherananku.
☝ "Andai saja dia mau menghayati hadits ini, dia kumpulkan jalur-jalur periwayatannya, dan dia baca penjelasan para ulama, dia akan sanggup mencapai bilangan ini!"
✊ Allahu Akbar!! Disaat ana beranggapan mustahil untuk mencapai bilangan tersebut, beliau mengatakan itu adalah bilangan yang bisa dicapai.
🔦 Oh..berbeda sekali. Beliau bukannya melarang untuk mengagumi prestasi seorang ulama, namun beliau ingin mengajarkan kepada kita bahwa rasa kagum itu seharusnya menjadi pelecut agar kita berprestasi. Jangan hanya sebuah kekaguman tanpa makna.
📇 Dan ternyata asy-Syaikh tidak hanya asal bicara. Beliau juga membuktikannya.
✅ "Dulu saya pernah menelaah hadits ini. Setiap kali mendapatkan faedah, saya catat di kertas. Hingga akhirnya terkumpul beberapa lembar kertas. Faedah yang banyak sekali," kata beliau. Ma sya Allah.
💦 "Qaddarullah wa ma sya-a fa'al hilang lembaran-lembaran itu. Padahal seingat saya sudah sampai 370 faedah."
❗❓ Hilang!? Lantas, apakah beliau menyerah? Tidak, akhi! Sekali lagi beliau tidak asal berbicara atau membual.
🔱 Beliau tunjukkan kalau bilangan itu bisa dicapai.
⌛✈"Dan beberapa waktu sebelum kepergianku ke Indonesia, saat datang waktu liburan dari tugas, aku berusaha membangkitkan kembali semangatku untuk mengumpulkan faedah-faedah tersebut.
📝 Aku kumpulkan faedah-faedah untuk kali kedua dari berbagai refrensi. Sekarang aku sudah mencapai 400 faedah.
📜 Aku beri nama
الفوائد الحسان المستنبطة من حديث مجامع في رمضان
Rangkaian Faedah Indah Dari Hadits Shahabat Yang Menggauli Istrinya di Bulan Ramadhan.
👐 Semoga Allah menambah umurku dan memudahkanku mencapai bilangan seribu."
❓🌁 Oh...inikah yang namanya 'himmah aliyah'? Jazakumullahu khair, asy-Syaikh Badr Muhammad al-'Anazi, engkau tak hanya memberiku ilmu.
❓ Namun juga bagaimana memraktekkan ilmu.
👐 Semoga Allah mengabulkan keinginanmu. Dan semoga Allah menularkan himmahmu kepada kami.
📝👋 Dan ana tutup tulisan ini dengan kalimat penutup pada sms tersebut,
❓👣 "Kapan kita akan mengejar ketertinggalan yang hanya "sedikit" itu?"
⛺ Bilik Tenda I'tikaf
🏤 Masjid Ibnu Taimiyah
📝 Abu Thalhah Yahya Alwindany –hafidzahullah–
WA AFCO
📚 Artikel Fawaid Copas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar