NAPAK TILAS SEJARAH KERAJAAN ARAB SAUDI (Bagian 4)
✒📂 Al Ustadz Qomar Su'aidy ZA, Lc hafizhahullah
✋ Bersama Penguasa Uyainah
📢 Pertemuan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dan Penguasa Uyainah -Usman bin Ma’mar- melahirkan sinergi yang kuat. Maka mulai saat itulah terjadi ta’awun, kerjasama saling bantu-membantu berlandaskan syariat dalam dakwah antara Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab dengan Usman bin Mu’ammar.
💡 Terjadilah kegiatan amar ma’ruf nahi munkar berpadu antara ulama dan umara. Sampai kemudian mereka berhasil menghilangkan bangunan di kuburan Zaid bin Khaththab yang diibadahi. Hal ini tentu sesuai dengan perintah Rasulullah ketika suatu ketika bersabda kepada Ali bin Abi Thalib ,
لَاتَدَعَتِمْثَالًاإِلَّاطَمَسْتَهُوَلَاقَبْرًامُشْرِفًاإِلَّاسَوَّيْتَهُ
🔺“Janganlah engkau membiarkan gambar kecuali engkau hapus dan tidak pula kubur yang ditinggikan kecuali engkau ratakan.”. [H.R. Muslim no. 2240, Kitab Al-Jana`iz, bab Al-Amr bi Taswiyatil Qabr] .
👍 Maka ketika itulah Syaikh bekerjasama dengan penguasa melaksanakan wasiat tersebut. Orang-orang yang mengagungkan kuburan tersebut menunggu-nunggu kecelakaan terjadi terhadap syaikh yang mereka yakini akan menimpa bagi siapa saja yang mengganggu kuburan tersebut. Namun, alhamdulillah khurafat mereka ini tidak terwujud. Syaikh dan para pengikutnya tetap dalam keadaan baik dan sehat.
📢 Tujuan Dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab
💡 Tujuan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab mencangkup beberapa hal.
✔ Yang pertama dan paling utama adalah mengesakan Allah dalam beribadah. Inilah inti dakwah beliau. Dan itu pula lah inti dakwah para Rasul sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad .
✔ Yang kedua, menolak kesyirikan dengan berbagai macam bentuknya. Dan ini juga misi dakwah seluruh para Rasul. Di dalam Al Quran begitu banyak tersebutkan kisah para Rasul yang memberantas kesyirikan dan juga peringatan keras langsung oleh Allah terhadap segala bentuk kesyirikan.
✔ Yang ketiga, menutup segala hal yang akan mengarahkan kepada kesyirikan. Ini juga mengikuti Rasulullah yang banyak memberikan perintah untuk menutup segala jalan yang dapat mengantarkan kepada segala bentuk kesyirikan, sebagaimana beliau melarang para sahabatnya untuk mengatakan “maasya Allah wa syi’ta”(dengan kehendak Allah dan kehendakmu (wahai Rasulullah))dan memerintahkan untuk menggantinya dengan ucapan “maasya Allah wahdahu (dengan kehendak Allah semata)”. Ini merupakan upaya untuk menutup jalan-jalan yang dapat mengantarkan kepada kesyirikan.
✔ Yang keempat, memerangi kebid’ahan-kebid’ahan. Dan ini juga merupakan wasiat Rasulullah sebagaimana dalam sabdanya, “wa iyyakum wal muhdatsatil umuur” ( dan berhati-hatilah kalian dari perkara bid’ah).
📖 Sumber : Majalah Qudwah Edisi 30 Vol.3 1436H/2015M
➡ Bersambung In Sya Allah.....
💻 WhatsApp Salafy Indonesia http://forumsalafy.net
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
Tidak ada komentar:
Posting Komentar