بسم الله الرحمن الرحيم
11 Syawal 1436 H || 27 juli 2015
____________________
Penggunaan empeng (pacifier) dan dot
Bayi memang memiliki refleks menghisap yg sangat kuat.
💨Beberapa janin bahkan diketahui menghisap jempol/ jarinya sebelum dilahirkan. Mengempeng atau menghisap jari, empeng & yg lain memang menimbulkan efek menenangkan bayi. Namun tidak semua bayi membutuhkan empeng, sehingga sebaiknya bayi yg menyusu ASI & sehat sebaiknya tidak memakai empeng. Khusus bagi bayi pematur dan bayi dengan gangguan perkembangan, empeng boleh diberikan.
📌 Pro/ boleh digunakan
🌼1. Empeng dapat membantu bayi prematur utk melewati transisi dari pemberian minum lewat tube ke pemberian minum lewat botol. Empeng juga dapat membantu menimbulkan refleks isap yg biasanya kurang optimal pada bayi prematur.
🌼2. Empeng untuk anak yg mengalami gangguan perkembangan seperti PDD (Pervasive Developmental
Dissorder atau kasus Autisme) kadang dibutuhkan untuk
membantu anak dalam “menyimak” sesuatu. Anak anak dengan gangguan perkembangan biasanya mengalami masalah dlam memproses rangsangan yg diterima melalui panca indera.
🍼Memberi empeng pada mereka yg memerlukan rangsangan lebih pada mulutnya sering membantu, terutama bila mereka sedang dalam proses belajar suatu hal. Kegiatan ini dapat diganti bertahap dgan memberi rangsang lain yg berkonsentrasi di daerah mulut sperti minum dengan sedotan/ makan makanan yg
cukup keras seperti buah atau sayur seperti wortel.
📌 Kontra/sebaiknya tidak diberikan:
🌼1. Bagi bayi ASI, empeng dapat membuat bayi yg mendapatkan ASI menjadi bingung puting. Anak jadi sulit menyusu dengan benar jika diberikan empeng terlalu dini.
🌼2. Memakai empeng terlalu lama akan mengakibatkan masalah pada susunan gigi dan gusi si kecil.
🌼3. Pemakaian empeng meningkatkan kemungkinan infeksi
telinga tengah pada anak, karena gerakan menghisap
empeng mengurangi fungsi saluran eustasius (dalam telinga) untuk bekerja secara normal, yaitu menjaga telinga tengah terbuka & bersih.
📌 🔍 Jika si kecil terpaksa menggunakan empeng :
⛅ Jangan memberikan empeng setiap mulut bayi terbuka
Coba pakai alternatif cara lain untuk menenangkan bayi yg menangis.
⛅ Coba menidurkan si kecil tanpa memakai empengnya.
Hindarkan pemakaian empeng saat refleks menghisap sudah hilang, biasanya antara usia 10 – 15 bulan
⛅ Coba beri kegiatan yg terkonsentrasi di mulut seperti
memberi cairan seperti jus buah yang kental yg di hisap memakai sedotan atau beri makanan keras seperti wortel atau apel untuk digigit-gigit, yg dapat memberi kegiatan
pada sekitar mulut. Kegiatan ini baik untuk melatih mengunyah pada bayi/anak.
❓💬 Bagaimana dengan pemakaian dot atau susu botol?
🎈 Secara berkepanjangan dapat mengakibatkan :
👉1. Membuat anak mengalami karies gigi. Terutama pada gigi atas bagian depan. Gigi depan bagian bawah biasanya terlindungi oleh lidah saat anak memakai dot, sehingga jarang terjadi caries. Hal ini disebabkan gigi terpapar susu berkepanjangan. Komponen gula yg ada dalam cairan, seperti susu, jus atau air gula dalam botol menghasilkan asam yg akan merusak gigi anak.
👉2. Gangguan pada perkembangan gusi. Struktur gigi anak tmpak kurang baik, yaitu gigi atas depan akan maju & gusi bawah mengecil, seperti gigi tikus.
👉3. Anak yg mempunyai kebiasaan minum susu di malam hari, juga punya kebiasaan ngompol berkepanjangan. Mereka sulit diajarkan toilet training sehingga mempunyai kebiasaan memakai diapers yg juga berkepanjangan.
👉4. Kebiasaan ngedot akan mengurangi keterampilan mengunyah. Biasanya anak yg suka dot akan mengemut makanannya berlama-lama.
🎈bayi yang diberi ASI sebaiknya tidak pernah dikenalkan dengan dot. Kalaupun seorang bayi mengenal dot, pemakain dot sebaiknya mulai dikurangi sejak bayi berusia 8 bulan, dengan mengenalkannya minum dgan memakai trainer cup, selanjutnya memakai sedotan. Sebaiknya pemakaian dot dhentikan sebelum bayi/anak berusia 18-24 bulan.
🎈Bila belum dihentikan pada saat anak usia 24 bulan seringkali, akan menjadi lebih sulit untuk menghentikan. Anak menjadi sangat tergantung pada dot & masalah kesehatan lain akan muncul.
--------------------
✒dr. Emi Um Khonsa
Telah dikoreksi dr. Agustin Aisyah, Sp. PK, M. Kes
🍯Majmu'ah BIKUM🍯
Tidak ada komentar:
Posting Komentar