ADAB ADAB DOA bagian 3
Al-Ustadz Idral Harits
lanjutan⤵
3. Berdoa dengan bertawassul dengan berbagai tawassul yang disyariatkan
📝Secara bahasa, tawassul artinya sama dengan qurbah (taqarrub/pendekatan), ketaatan, dan semua yang digunakan untuk mencapai dan mendekati sesuatu.
✔Jadi, ber-tawassul artinya mengerjakan suatu amalan untuk mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.[3]
📝Ar-Raghib al-Ashfahan rahimahullah menerangkan bahwa hakikat tawassul kepada Allah subhanahu wa ta’ala ialah memerhatikan jalan-Nya, dengan ilmu dan ibadah serta menekuni syariat yang mulia, atau sama seperti qurbah.
👉Adapun firman Allah subhanahu wa ta’ala,
وَٱبۡتَغُوٓاْ إِلَيۡهِ ٱلۡوَسِيلَةَ
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya.”
(al–Maidah: 35)
🍂maksudnya, mendekatlah kepada Allah dengan cara menaati-Nya dan kerjakanlah semua yang membuat-Nya ridha.
1⃣2⃣3⃣Tawassul ada tiga jenis, yaitu:
1⃣🌸Tawassul kepada Allah subhanahu wa ta’ala dalam berdoa dengan menyebut salah satu nama atau sifat-Nya.
Misalnya, dengan mengatakan,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِأَنَّكَ أَنْتَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ، أَنْ تُعَافِيَنِي
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, bahwa Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, agar Engkau memaafkan aku.”
👉Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
وَلِلَّهِ ٱلۡأَسۡمَآءُ ٱلۡحُسۡنَىٰ فَٱدۡعُوهُ بِهَاۖ
“Hanya milik Allah asmaul husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.”
(al–A’raf: 180)
Di antara bentuk kesempurnaan keindahan (husna) nama-nama tersebut ialah tidaklah seseorang berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala melainkan dengan menyebut nama-nama tersebut.
Oleh sebab itulah, Allah subhanahu wa ta’ala berfirman,
“…maka berdoalah kepada-Nya dengan menyebut asmaul husna itu.”
👉Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
“Saya pernah duduk bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam, sementara itu ada seorang sahabat sedang shalat lalu berdoa,
اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، الْمَنَّانُ بَدِيعُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ، يَا حَىُّ يَا قَيُّومُ. فَقَالَ النَّبِىُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: لَقَدْ دَعَا اللهَ بِاسْمِهِ الْعَظِيمِ الَّذِى إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ، وَإِذَا سُئِلَ بِهِ أَعْطَى
“Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, dengan (meyakini) bahwa milik-Mu-lah segala pujian, tidak ada sembahan yang haq selain Engkau Yang Maha Memberi karunia, Maha Mencipta langit-langit dan bumi. Ya Dzal Jalali wal Ikram, Ya Hayyu Ya Qayyum.”
👉Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
“Sungguh, dia telah berdoa kepada Allah dengan (menyebut) nama-Nya yang Mahaagung, yang apabila Allah diseru dengan menyebutnya, pasti Dia mengabulkan, dan apabila diminta dengan (menyebut) nama itu, pasti Dia memberinya.”[4]
🌸2⃣Tawassul kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan amal saleh yang pernah dikerjakan oleh orang yang berdoa.
Hal ini sebagaimana disebutkan dalam kisah tiga orang Bani Israil yang terkurung di dalam gua.
🌸3⃣Tawassul dengan meminta doa orang saleh yang masih hidup, ada di hadapan, dan mendengar serta mengetahui perkataan orang yang ber-tawassul.
Termasuk di sini adalah tawassul para sahabat dengan doa Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam.
👉Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu menceritakan,
“Seorang badui memasuki masjid pada saat Nabi shalallahu ‘alaihi wassalam sedang berkhutbah pada hari Jumat. Dia berkata, ‘Wahai Rasulullah, harta telah binasa dan jalan-jalan telah putus karena kurangnya hujan dan tanaman. Maka dari itu, berdoalah kepada Allah agar Dia menurunkan hujan kepada kami’.”
🎀💦🎀Apabila doa itu disertai kehadiran hati (bersungguh-sungguh, tidak lalai, khusyuk) secara menyeluruh terhadap apa yang dibutuhkan, bertepatan dengan waktu yang mustajab, dipanjatkan dengan perasaan hina dan rendah serta sangat membutuhkan pertolongan dan karunia Allah subhanahu wa ta’ala, ditambah dengan pengakuan atas dosa yang pernah dilakukan, sudah tentu doa seperti ini hampir tidak tertolak.
💦✔Jangan lupa pula menjauhi hal-hal yang menjadi sebab terhalangnya doa.
Wallahu a’lam.
[3] Lihat an-Nihayah (5/185), al-Qamus al-Muhith (hlm. 1379), dan al-Mishbahul Munir (hlm. 660).
[4] HR. Abu Dawud (no. 1497), dinyatakan shahih oleh asy-Syaikh al-Albani rahimahullah.
selesai..
sumber: http://qonitah.com/adab-berdoa-bagian-3/#_ftnref2
-------------
🌹syarhus sunnah lin nisaa`
🎀〰🎀〰🎀〰🎀〰🎀〰🎀
0 Response to "Berdoa dengan Tawassul yang Disyariatkan"
Posting Komentar