Rabu, 09 September 2015

KENIKMATAN HAKIKI

Renungan

KENIKMATAN HAKIKI

Nikmat yang bercampur kebusukan adalah nikmat yang dilarang. Kenikmatan ini akan membuahkan kesengsaraan setelah berlalunya.
.
✳Maka apabila dorongan dari dalam dirimu sangat kuat untuk mendapatkannya, cobalah pikirkan setelah kenikmatan semu itu berlalu.
Kenikmatan tersebut akan menyisakan dan meninggalkan kejelekan serta penderitaan.
Kemudian timbanglah antara 2 perkara tersebut dan lihatlah segala perbedaan yang ada.
.
📌Di sisi lain, keletihan dalam ketaatan adalah keletihan yang bercampur dengan kebaikan.
Keletihan ini akan membuahkan kelezatan dan kedamaian.
Ketika ketaatan ini berat bagi jiwa, maka renungkanlah ketika hilang keletihan tersebut.
Pikirkanlah kebaikan, kenikmatan, dan kebahagiaan yang engkau dapatkan di akhir keletihan ini.
Timbanglah antara 2 hal ini dan utamakan yang lebih bagus dan baik.
.
💡Akal yang cerdas mengutamakan manfaat yang paling besar dengan mengorbankan yang lebih kecil, menanggung beban penderitaan yang lebih ringan untuk menghindari yang lebih besar.
.
🌵Tentu hal ini membutuhkan pengetahuan tentang hakikat hal-hal yang paling utama dan bermanfaat diantara 2 pertimbangan. .
☑Siapa yang sempurna bagian akal dan keilmuannya, ia akan memilih dan mengutamakan yang lebih afdhal.
.
⭕Sebaliknya, ketika kurang bagiannya dari 2 hal tersebut atau salah satunya, maka ia akan memilih yang lebih rendah.
.
🚲Siapa yang memikirkan kehidupan dunia dan akherat, dia akan mengetahui bahwa keduanya tidak bisa didapat kecuali dengan kesusahan.
.
🔦🔎Maka hendaknya dia menanggung kesusahan demi yang paling baik dan lebih kekal.
.
📚Referensi:
Al Fawaaid, Imam Syamsudin Abu Abdillah Muhammad bin Abu Bakar Ayyub, yang dikenal dengan Ibnul Qayyim rahimahullaah.
.
✏Dikutip dari :
Majalah Tashfiyah edisi 08/vol.01/1432H-2011M hal 96. .
🌹syarhus sunnah lin nisaa` 🌸〰🌸🌸〰🌿〰🌸🌸〰🌸

Tidak ada komentar:

Posting Komentar