ADA APA DENGAN HUJAN YANG TIDAK KUNJUNG TIBA 1
Akhir-akhir ini kita sering mendengar keluhan di berbagai pelosok daerah seputar kemarau panjang yang sedang menimpa negeri ini. Sebagaimana yang kita ketahui bersama, hujan atau air secara umum sangat dibutuhkan oleh setiap makhluk di muka bumi ini sehingga sangat wajar jika minimnya air menjadi kendala yang sangat mengganggu rutinitas kehidupan. Sangat disayangkan, kebanyakan orang beranggapan bahwa kemarau panjang yang terjadi ini adalah suatu hal yang biasa, fenomena dan proses alam semata. Keadaan yang akan berubah dengan sendirinya. Mereka hanya menilai dan melihat sebab-sebab lahiriah dari suatu peristiwa, tanpa sedikit pun ingat bahwa sebab terbesarnya adalah akibat dari amal perbuatan manusia.
Para pembaca rahimakumullah, sesungguhnya perbedaan antara daerah yang satu dengan daerah yang lain berupa diturunkannya hujan di suatu daerah namun di daerah yang lain tidak kunjung tiba, terkandung di dalamnya hikmah dan pelajaran bagi orang-orang yang mau merenunginya dan sekaligus peringatan bagi orang-orang yang berbuat kefasikan dan dosa. Allah subhanahu wa ta’ala telah mengingatkan hal ini dalam sebuah ayat-Nya:
وَهُوَ الَّذِي أَرْسَلَ الرِّيَاحَ بُشْرًا بَيْنَ يَدَيْ رَحْمَتِهِ وَأَنْزَلْنَا مِنَ السَّمَاءِ مَاءً طَهُورًا. لِنُحْيِيَ بِهِ بَلْدَةً مَيْتًا وَنُسْقِيَهُ مِمَّا خَلَقْنَا أَنْعَامًا وَأَنَاسِيَّ كَثِيرًا. وَلَقَدْ صَرَّفْنَاهُ بَيْنَهُمْ لِيَذَّكَّرُوا فَأَبَى أَكْثَرُ النَّاسِ إِلا كُفُورًا
“Dia-lah yang meniupkan angin (sebagai) pembawa kabar gembira menjelang kedatangan rahmatNya (yakni hujan); dan Kami turunkan dari langit air yang amat bersih, agar Kami menghidupkan dengan air itu negeri (tanah) yang mati, dan agar Kami memberi minum dengan air itu sebagian besar dari makhluk Kami, binatang-binatang ternak dan manusia yang banyak. Sesungguhnya Kami telah mempergilirkan hujan itu diantara manusia supaya mereka mengambil pelajaran (dari padanya); maka kebanyakan manusia itu tidak mau kecuali mengingkari (nikmat).” (aI-Furqan: 48-50).
Kekeringan yang sedang melanda ataupun musibah yang lainnya bukan tanpa sebab dan bukan pula karena Allah berbuat zalim kepada para makhlukNya atau Allah subhanahu wa ta’ala tidak berbuat adil kepada mereka. Namun semua musibah itu terjadi disebabkan para makhluk tersebut yang berbuat zalim dan melakukan pelanggaran (kemaksiatan) kepada Rabbul ‘Alamin. Mushibah itu melanda karena dosa-dosa yang dilakukan para hamba.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman;
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).” (ar-Ruum: 41)
Al-Imam Abul ‘Aliyah rahimahullah mengatakan, “Barangsiapa yang bermaksiat kepada Allah di bumi maka sungguh dia telah membuat kerusakan padanya. Sesungguhnya kesejahteraan bumi dan langit itu dengan melakukan ketaataan.” (lihat Tafsir Ibnu Katsir)
Al Imam Mujahid rahimahullah ketika mengomentari ayat “Mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat melaknat.” (al Baqarah: 159) beliau menyatakan, “Jika bumi mengalami musim kering dan tandus maka hewan-hewan ternak berkata “Ini tidak lain disebabkan dosa-dosa yang diperbuat oleh manusia. Allah melaknat mereka.” (lihat Tafsir Ibn Katsir).
Insya Allah bersambung ...
📝 Penulis: Ustadz Abdullah Imam hafidzahullah.
🌎 Disalin dengan beberapa tambahan teks Arabic dari Buletin Al-Ilmu Jember edisi no. 40/X/XIII/1436 H
〰〰〰〰〰〰〰
📚 WA Salafy Kendari 📡
=====*****=====
📶 Publikasi:
📖 WA Salafy Solo
www.salafymedia.com
13 Muharram 1437 H | 26 Oktober 2015
0 Response to "ADA APA DENGAN HUJAN YANG TIDAK KUNJUNG TIBA 1"
Posting Komentar