Rabu, 07 Oktober 2015

KAJIAN TAFSIR SURAT YASIN ayat 27

💐📝KAJIAN TAFSIR SURAT YASIN (Bag ke-14)

💎Ayat Ke-27 Surat Yaasin

بِمَا غَفَرَ لِي رَبِّي وَجَعَلَنِي مِنَ الْمُكْرَمِينَ

Arti Kalimat: disebabkan Tuhanku telah mengampuniku dan menjadikan aku termasuk orang-orang yang dimulyakan

Orang tersebut benar-benar seorang yang memiliki sifat an-Nashihah kepada umatnya saat hidup maupun mati. Tidak ada perasaan dendam sama sekali. Justru dia masih sangat mengharapkan kaumnya bisa bertaubat. Dia seakan-akan mengatakan: duhai seandainya kaumku tahu, bahwa aku yang meninggal di atas keimanan ini telah diampuni Allah dan dimulyakan oleh Allah dengan Jannah-Nya. Duhai seandainya mereka mengetahui hal itu sehingga mereka mau beriman kepada para Rasul itu hingga nantinya juga mendapat kenikmatan seperti aku.

Subhaanallah… demikian indahnya akhlak orang tersebut. Hal ini seharusnya menjadi teladan bagi orang-orang yang berdakwah di jalan Allah. Ia sampaikan dakwah karena kasih sayang keinginan agar orang lain juga mendapat hidayah. Bukan dilandasi dendam atau kebencian.

💎Ayat Ke-28 Surat Yaasin

وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَى قَوْمِهِ مِنْ بَعْدِهِ مِنْ جُنْدٍ مِنَ السَّمَاءِ وَمَا كُنَّا مُنْزِلِينَ

Arti Kalimat: dan tidaklah Kami turunkan kepada kaumnya setelah (kematian)nya para tentara (Malaikat) dari langit dan tidak (perlu) Kami menurunkan (Malaikat untuk membinasakan mereka)

Allah Subhaanahu Wa Ta’ala membalas perlakuan kaum itu kepada laki-laki tersebut dengan mengadzab mereka. Namun, adzab kepada kaum itu tidak perlu dengan diturunkan para Malaikat dari langit. Karena kaum itu sangat hina, rendah, dan mudah untuk dibinasakan. Tidak perlu susah payah menurunkan para Malaikat dari langit untuk membinasakannya.

💎Ayat Ke-29 Surat Yaasin

إِنْ كَانَتْ إِلَّا صَيْحَةً وَاحِدَةً فَإِذَا هُمْ خَامِدُونَ

Tidak ada adzab (bagi mereka) kecuali hanyalah satu kali teriakan suara saja, hingga segera setelah itu mereka tidak bergerak (mati)

Cukup dengan satu teriakan suara menyebabkan mereka tak bergerak. Kata khomiduun salah satu maknanya adalah keadaan diam setelah sebelumnya bergerak. Bagaikan api yang sebelumnya menyala, bergejolak, kemudian padam hingga yang tersisa hanya abu. Cukup satu suara, tidak perlu berulang, merekapun binasa seluruhnya, para penentang Rasul itu.

Hal ini juga ancaman bagi kaum Quraisy yang menentang dakwah Nabi Muhammad shollallahu alaihi wasallam karena kisah ini diberikan permisalan untuk mereka jadikan pelajaran. Bahwa Allah Maha Mampu membinasakan mereka sekaligus jika mereka tidak mau beriman.

Sebagian Ulama Tafsir menjelaskan bahwa teriakan itu adalah teriakan Jibril. Sebagian lagi tidak menetapkan itu adalah teriakan Jibril, hanya disebutkan sebagai sebuah teriakan dari langit. Wallaahu A’lam.

(Abu Utsman Kharisman)

💡💡📝📝💡💡

WA al-I'tishom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar