Senin, 19 Oktober 2015

KEUTAMAAN BERPUASA SUNNAH DI BULAN MUHARRAM

KEUTAMAAN BERPUASA DI BULAN MUHARRAM

Oleh : Al-Ustadz Abu Karimah Askary
__________________ โœ’

๐ŸŒ™ ๐ŸŒ•
Bulan muharram merupakan salah satu bulan yang dimuliakan didalam islam. Sebelum diwajibkan berpuasa pada bulan ramadhan, tanggal 10 muharram atau yang disebut hari Asyuraโ€™ merupakan puasa yang diwajibkan bagi kaum muslimin.

Berkata Aisyah radhiallahu anha:

ูƒูŽุงู†ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุชูŽุตููˆู…ูู‡ู ู‚ูุฑูŽูŠู’ุดูŒ ููู‰ ุงู„ู’ุฌูŽุงู‡ูู„ููŠูŽู‘ุฉู ุŒ ูˆูŽูƒูŽุงู†ูŽ ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูู‘ โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ูŠูŽุตููˆู…ูู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽู…ูŽู‘ุง ู‚ูŽุฏูู…ูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุฏููŠู†ูŽุฉูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ูˆูŽุฃูŽู…ูŽุฑูŽ ุจูุตููŠูŽุงู…ูู‡ู ุŒ ููŽู„ูŽู…ูŽู‘ุง ู†ูŽุฒูŽู„ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ูƒูŽุงู†ูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ู ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉูŽ ุŒ ูˆูŽุชูุฑููƒูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกู ุŒ ููŽูƒูŽุงู†ูŽ ู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ุตูŽุงู…ูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ุดูŽุงุกูŽ ู„ูŽู…ู’ ูŠูŽุตูู…ู’ู‡ู

โ€œhari Asyuraโ€™ adalah puasa yang dilakukan kaum Qurays pada masa jahiliyyah,dan Nabi Shallallahu alaihi wa-aalihi wasallam berpuasa.Tatkala Beliau tiba di Madinah beliau tetap berpuasa, dan Beliau memerintahkan untuk berpuasa padanya.Maka tatkala turun (kewajiban puasa) ramadhan, maka ramadhan menjadi wajib, dan ditinggalkan (kewajiban) puasa Asyuraโ€™, maka siapa yang ingin silahkan dia berpuasa, dan siapa yang ingin boleh untuk tidak berpuasa.โ€ (Muttafaq alaihi)

Dan dari Abu Musa Al-Asyโ€™ari radhiallahu anhu bahwa Beliau berkata:

โ€œharu Asyuraโ€™ adalah merupakan hari yang bangsa Yahudi menganggap itu sebagai hari raya. Maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

ยซ ููŽุตููˆู…ููˆู‡ู ุฃูŽู†ู’ุชูู…ู’ ยป

โ€œBerpuasalah kalian padanya.โ€ (HR. Bukhari: 2005)

Secara umum, berpuasa pada bulan muharram merupakan amalan yang disunnahkan oleh Nabi kita Shallallahu Alaihi wasallam, pada waktu dan tanggal yang mana saja dibulan muharram, dianjurkan berpuasa. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda:

ยซ ุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตูู‘ูŠูŽุงู…ู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ ุดูŽู‡ู’ุฑู ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุงู„ู’ู…ูุญูŽุฑูŽู‘ู…ู ูˆูŽุฃูŽูู’ุถูŽู„ู ุงู„ุตูŽู‘ู„ุงูŽุฉู ุจูŽุนู’ุฏูŽ ุงู„ู’ููŽุฑููŠุถูŽุฉู ุตูŽู„ุงูŽุฉู ุงู„ู„ูŽู‘ูŠู’ู„ู ยป

โ€œPuasa yang paling afdhal setelah ramadhan adalah puasa dibulan Allah โ€œMuharramโ€, dan shalat yang paling afdhal setelah shalat wajib adalah shalat lailโ€. (HR. Muslim)

Hadits ini menunjukkan bahwa bulan muharram secara umum, disunnahkan untuk berpuasa dihari yang mana saja, tanpa tertentu waktu dan tanggalnya.Namun lebih dianjurkan dan ditekankan berpuasa pada tanggal 10 muharram, yang disebut hari Asyuraโ€™. disebut Asyuraโ€™ dari kata โ€˜aasyirah, yang berarti malam kesepuluh. Lalu kemudian menjadi satu nama bagi hari kesepuluh tersebut. Meskipun terjadi silang pendapat dikalangan para ulama tentang apa yang dimaksud hari asyuraโ€™, namun mayoritas para ulama menetapkan bahwa yang dimaksud adalah hari kesepuluh dibulan muharram.
(Fathul bari, Ibnu Hajar: 6/280, maktabah syamilah).

Dalam riwayat Muslim, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam ditanya tentang berpuasa asyuraโ€™, maka Beliau menjawab:

ยซ ูŠููƒูŽููู‘ุฑู ุงู„ุณูŽู‘ู†ูŽุฉูŽ ุงู„ู’ู…ูŽุงุถููŠูŽุฉูŽ ยป

โ€œMenghapus kesalahan setahun yang lalu.โ€ (HR. Muslim: 2804)

Dalam riwayat lain, Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam bersabda:

ูˆูŽุตููŠูŽุงู…ู ูŠูŽูˆู’ู…ู ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ุฃูŽุญู’ุชูŽุณูุจู ุนูŽู„ูŽู‰ ุงู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠููƒูŽููู‘ุฑูŽ ุงู„ุณูŽู‘ู†ูŽุฉูŽ ุงู„ูŽู‘ุชูู‰ ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู

โ€œBerpuasa pada hari Asyuraโ€™ , aku berharap Allah Azza wajalla menghapus kesalahan setahun yang lalu.โ€ (HR.Muslim)

Sehingga Rasulullah Shallallahu Alaihi wasallam senantiasa menjaga untuk memelihara puasanya pada hari Asyuraโ€™, dan Beliau berusaha untuk tidak meninggalkannya. Berkata Ibnu Abbas Radhiallahu anhuma:

ู…ูŽุง ุฑูŽุฃูŽูŠู’ุชู ุงู„ู†ูŽู‘ุจูู‰ูŽู‘ โ€“ ุตู„ู‰ ุงู„ู„ู‡ ุนู„ูŠู‡ ูˆุณู„ู… โ€“ ูŠูŽุชูŽุญูŽุฑูŽู‘ู‰ ุตููŠูŽุงู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ู ููŽุถูŽู‘ู„ูŽู‡ู ุนูŽู„ูŽู‰ ุบูŽูŠู’ุฑูู‡ู ุŒ ุฅูู„ุงูŽู‘ ู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ู’ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽู‡ูŽุฐูŽุง ุงู„ุดูŽู‘ู‡ู’ุฑูŽ . ูŠูŽุนู’ู†ูู‰ ุดูŽู‡ู’ุฑูŽ ุฑูŽู…ูŽุถูŽุงู†ูŽ

โ€œAku tidak pernah melihat Nabi Shallallahu alaihi wasallam menjaga satu puasa yang Beliau lebih mengutamakan diatas yang lainnya, kecuali hari ini yaitu hari Asyuraโ€™, dan bulan ini yaitu bulan ramadhan.โ€ (Muttafaq alaihi)

Demikian pula pada tanggal Sembilan dari bulan muharram ditekankan pula untuk berpuasa padanya, berdasarkan hadits dari Ibnu Abbas radhiallahu anhuma berkata:

ู„ุฆู† ุจู‚ูŠุช ุฅู„ู‰ ู‚ุงุจู„ ู„ุฃุตูˆู…ู† ุงู„ุชุงุณุน

โ€œJika aku masih hidup dimasa mendatang,aku akan berpuasa pada hari kesembilan.โ€ (HR. Muslim:1134)

Dalam riwayat lain dengan lafazh :

ุฅู† ุนุดุช ุฅู† ุดุงุก ุงู„ู„ู‡ ุฅู„ู‰ ู‚ุงุจู„ ุตู…ุช ุงู„ุชุงุณุน ู…ุฎุงูุฉ ุฃู† ูŠููˆุชู†ูŠ ูŠูˆู… ุนุงุดูˆุฑุงุก

โ€œJika aku insya Allah masih hidup dimasa mendatang, aku akan berpuasa pada hari kesembilan, karena khawatir aku tertinggal berpuasa pada hari asyuraโ€™.โ€
(HR. Thabarani dari hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma,dishahihkan Al-Albani dalam Ash-Shahihah: 350)

Sebagian juga ada yang menyebutkan anjuran berpuasa pada tanggal sebelas, berdasarkan hadits Ibnu Abbas radhiallahu anhuma bahwa RAsulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:

ยซ ุตููˆู…ููˆุง ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุกูŽ ูˆูŽุฎูŽุงู„ููููˆุง ูููŠู‡ู ุงู„ู’ูŠูŽู‡ููˆุฏูŽ ุตููˆู…ููˆุง ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ุงู‹ ุฃูŽูˆู’ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ูŠูŽูˆู’ู…ุงู‹ ยป

โ€œBerpuasalah pada hri asyuraโ€™,dan selisihilah bangsa yahudi, berpuasalah sebelumnya satu hari dan setelahnya satu hari.โ€
(HR.Ahmad (5/217),Ibnu Khuzaimah (3039),Al-Baihaqi (2/443)

Namun hadits ini sanadnya lemah,dalam sanadnya ada seorang perawi yang bernama Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Laila Al-Anshari, dia sangat buruk hafalannya. Demikian pula Dawud bin Ali Al-Qurasyi Al-Hasyimi, terdapat kelemahan padanya. Sehingga hadits ini tidak dapat dijadikan sebagai hujjah.

๐ŸŒด๐ŸŒด
Al-Hafizh Ibnu Hajar berkata:

ูˆูŽุนูŽู„ูŽู‰ ู‡ูŽุฐูŽุง ููŽุตููŠูŽุงู… ุนูŽุงุดููˆุฑูŽุงุก ุนูŽู„ูŽู‰ ุซูŽู„ูŽุงุซ ู…ูŽุฑูŽุงุชูุจ : ุฃูŽุฏู’ู†ูŽุงู‡ูŽุง ุฃูŽู†ู’ ูŠูุตูŽุงู…ูŽ ูˆูŽุญู’ุฏูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽููŽูˆู’ู‚ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุตูŽุงู… ุงู„ุชูŽู‘ุงุณูุนู ู…ูŽุนูŽู‡ู ุŒ ูˆูŽููŽูˆู’ู‚ูŽู‡ู ุฃูŽู†ู’ ูŠูุตูŽุงู…ูŽ ุงู„ุชูŽู‘ุงุณูุนู ูˆูŽุงู„ู’ุญูŽุงุฏููŠ ุนูŽุดูŽุฑูŽ ูˆูŽุงูŽู„ู„ูŽู‘ู‡ู ุฃูŽุนู’ู„ูŽู…ู

Berdasarkan hal ini maka berpuasa hari asyuraโ€™ ada tiga tingkatan: yang terendah adalah berpuasa hanya pada hari kesepuluh, kemudian diatasnya adalah berpuasa pada hari kesembilan bersamanya,dan diatasnya adalah berpuasa pada hari kesembilan dan kesebelas, wallahu aโ€™lam.
(fathul bari:6/280)

Namun sebagaimana yang telah kita jelaskan, bahwa hadits yang menyebutkan sehari setelahnya adalah hadits yang lemah.Namun tetap dibolehkan berpuasa pada hari tersebut berdasarkan keumuman hadits tentang anjuran berpuasa pada bulan muharram.

Hanya saja, puasa muharram sama seperti puasa sunnah lainnya, yang tidak diperbolehkan menyendirikan satu puasa pada hari jumโ€™at, namun hendaknya dibarengi dengan puasa sehari sebelum atau sesudahnya. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam bersabda:

ยซ ู„ุงูŽ ูŠูŽุตููˆู…ูŽู†ูŽู‘ ุฃูŽุญูŽุฏููƒูู…ู’ ูŠูŽูˆู’ู…ูŽ ุงู„ู’ุฌูู…ูุนูŽุฉู ุŒ ุฅูู„ุงูŽู‘ ูŠูŽูˆู’ู…ู‹ุง ู‚ูŽุจู’ู„ูŽู‡ู ุฃูŽูˆู’ ุจูŽุนู’ุฏูŽู‡ู ยป

โ€œJangan sekali-kali salah seorang kalian berpuasa pada hari jumโ€™at,kecuali jika dia berpuasa sehari sebelumnya atau setelahnya.โ€
(HR. Bukhari dari Abu Hurairah radhiallahu anhu)

Kecuali puasa Dawud Alaihis salaam, karena adanya riwayat-riwayat yang shahih yang menjelaskan bahwa puasa Dawud adalah puasa yang paling utama. Wallahul Muwaffiq.

๐Ÿ‘‰๐Ÿฝโคต
http://salafybpp.com/index.php/fiqh-islam/248-keutamaan-berpuasa-di-bulan-muharram

๐Ÿ“š TIS | ุทู„ุจ ุงู„ุนู„ู… ุงู„ุดุฑ ุนูŠ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar