Bagaimana Bermuamah dan Bergaul Dengan Baik
🔵Keenam: Mencukupkan diri dengan berkata yang baik.
✏Diantara hal yang harus diperhatikan oleh kita dalam bermuamalah adalah mencukupkan diri dengan berkata yang baik.
▫Dalam sebuah hadits Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda,
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيَقُلْ خَيْرًا أَوْ لِيَصْمُتْ
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka berkatalah yang baik atau diam.” (HR. Bukhari dan Muslim)
✏Berkata al-Imam Syafi’i rahimahullah tentang hadits di atas: Apabila seseorang ingin berbicara maka berfikirlah, apabila (yang ingin dia bicarakan ed) nampak tidak ada dhoror (bahaya/dampak yang jelek ed) baginya berbicaralah, dan jika terdapat dhoror (bahaya) atau dia ragu-ragu padanya jangalah dia berbicara. (Syarh Al-Arbain al-Imam An-Nawawi, hlm: 249).
✏Berapa banyak masalah yang timbul gara-gara seseorang tidak bisa menjaga lisannya, tidak memikirkan kembali akibat buruk dari perkataan yang dia katakan. Baik akibat buruk tersebut menimpa dirinya, keluaganya, komunitasnya bahkan
terhadap dakwah.
📢Ada sebuah kejadian yang mungkin tidak akan pernah bisa terlupakan oleh ikhwan yang tinggal di pondok tersebut, dimana pernah suatu ketika sebagian masyarakat sekitar pondok marah dan berniat untuk menyerang bahkan sudah terjadi aksi pelemparan batu hanya gara-gara seorang ikhwan yang berkata kasar kepada seseorang penduduk sekitar pondok. (Abdullah al Jakarty)
🔳Insya Allah bersambung
▪▪▪▪▪▪🔟▪
=====*****=====
📶 Publikasi:
📖 WA Salafy Solo
www.salafymedia.com
24 al Muharram 1437 H | 6 Nopember 2015
0 Response to "Berkata yang Baik atau Diam"
Posting Komentar