Rabu, 04 November 2015

Penyimpangan Penyimpangan Asy’ariyah

🔥✋🏻🌐9⃣ MENGENAL LEBIH DEKAT KELOMPOK ASY'ARIYAH (Bagian 9)

✒📂 Ditulis oleh : Al Ustadz Abdurrahman Mubarak

💥 Penyimpangan-Penyimpangan Asy’ariyah

☝🏻 Allah subhanahu wa ta'ala menjelaskan bahwa jalan kebenaran hanya satu, Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

“Dan inilah jalan-Ku yang lurus maka ikutilah dia.” (al-Anam: 153)

🌱 Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam menjelaskan bahwa jalan tersebut adalah jalannya dan jalan yang telah ditempuh para sahabatnya, beliau shalallahu 'alaihi wa salam bersabda:

💡 “Umatku terpecah menjadi 73 golongan: 72 di neraka dan 1 yang selamat. Mereka adalah al-jama’ah.”
dalam riwayat lain:

💡 ”(mereka adalah yang berjalan) di atas jalanku dan jalan sahabatku.” merekalah Ahlus Sunnah wal Jamaah, Ahlul Hadits.

✋🏻 Ketika Asy’ariyah menyelisihi jalan Ahlus Sunnah wal Jamaah maka mereka pun terjatuh dalam penyimpangan-penyimpangan dalam prinsip agama.

🔥 Di antara penyimpangan mereka:

⏩ 1. Dalam masalah tauhid Asy’ariyah menyatakan tauhid adalah (sekadar) menafikan berbilangnya pencipta… Sehingga umumnya mereka menafsirkan kalimat tauhid hanya sebatas tauhid rububiyah, yaitu tidak ada pencipta atau tidak ada yang bisa mencipta selain Allah subhanahu wa ta'ala.

✊🏻 Mayoritas mereka tidak mengenal tauhid uluhiyah.
Adapun Ahlus Sunnah meyakini bahwa tauhid ada tiga: tauhid rububiyah, uluhiyah, dan asma wa sifat.

🌷 Ahlus Sunnah meyakini bahwa tauhid adalah kewajiban pertama atas seorang hamba, terkhusus tauhid uluhiyah, karena untuk itulah manusia diciptakan. Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

💡 “Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.” (adz-Dzariat: 56)

⏩ 2. Dalam masalah iman
Asy’ariyah dalam masalah iman di atas mazhab Murji’ah Jahmiyah. Mereka menyatakan iman hanyalah tasdiq bilqalbi (pembenaran dengan hati). Mereka menyatakan bahwa iman hanyalah membenarkan. Mereka tidak menyatakan amal termasuk dari iman dan tidak memvonis seseorang telah terjatuh dalam kekafiran dengan semata kesalahan amalan anggota badan. Mereka pun akhirnya terjatuh dalam menakwilkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadits-hadits Rasulullah shalallahu 'alaihi wa salam.

👋🏻 Adapun Ahlus Sunnah menyatakan bahwa iman adalah keyakinan dengan hati, ucapan dengan lisan, dan amalan dengan anggota badan, bisa bertambah dan berkurang. Iman bertambah dengan melaksanakan ketaatan dan berkurang dengan sebab perbuatan maksiat.

⏩ 3. Dalam masalah asma wa sifat, asy’ariyah memiliki kebid’ahan dengan menetapkan sifat ma’ani tujuh sifat saja. Dasar mereka dalam menetapkannya adalah akal. Tujuh sifat yang mereka tetapkan pun tidak bermakna seperti makna yang ditetapkan Ahlus Sunnah. Kemudian ditambah oleh seorang tokoh mereka yakni as-Sanusi menjadi dua puluh. Mereka mengingkari sifat-sifat lainnya yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah. Mereka tidak menetapkan satu pun sifat fi’liyah bagi Allah subhanahu wa ta'ala (seperti istiwa, nuzul, cinta, ridha, marah, dan lainnya).
Adapun Ahlus Sunnah wal Jamaah menetapkan semua nama Allah subhanahu wa ta'ala dan sifat-sifat-Nya yang telah disebutkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah tanpa tahrif, takwil (penyelewengan), dan tamtsil (penyerupaan dengan makhluk).

📚 Sumber : Majalah AsySyariah Edisi 074

▪ Bersambung......

💻🌐 WhatsApp Salafy Indonesia http://forumsalafy.net

* Turut sertalah menyebarkan artikel ini, semoga Allah membalas anda dengan balasan yang terbaik

▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪▪

Tidak ada komentar:

Posting Komentar