Minggu, 06 Desember 2015

Empat Macam Pergaulan

Keluarga
▫️▫️▫️▫️▫️

Sebuah nasehat dari al-Imam Ibnu Qayyim al-Jauziyah rahimahullah

Sudah semestinya seorang hamba bergaul sebatas kebutuhan. Ia kelompokkan manusia dalam pergaulannya menjadi empat golongan. Jika golongan tersebut dicampurkan dan tidak dibeda-bedakan, dia akan dimasuki berbagai kejelekan.

 

Golongan pertama adalah seseorang yang bergaul dengan kita ibarat nutrisi yang masuk dalam tubuh kita. Kita senantiasa membutuhkannya siang dan malam. Jika dia sudah mengambil kebutuhan pergaulan tersebut, ia tinggalkan. Apabila ia butuhkan kembali, dia bergaul lagi; dan seterusnya.

Golongan yang seperti ini adalah golongan yang sangat bernilai. Mereka adalah para ulama yang berilmu tentang Allah, perintah-Nya, tipu daya musuh-musuh-Nya, serta penyakit kalbu dan obatnya. Mereka benar-benar orang yang mempunyai keyakinan yang baik terhadap Allah ‘azza wa jalla, kitab-kitab, para rasul, dan terhadap makhluk-Nya. Berbaur denganmereka adalah keuntungan yang murni.

 

Golongan kedua adalah orang yang bergaul dengan kita ibarat obat. Dia membutuhkannya saat sakit. Ketika kita dalam keadaan sehat, kita tidak membutuhkan bergaul dengannya. Yang dimaksud adalah orang yang kita butuhkan dalam hal maslahat duniawi dan menegakkan urusan yang kita perlukan (muamalah, serikat kerja, atau saran duniawi). Jika telah selesai kebutuhan bergaul dengan mereka, namun kita tetap bergaul dengan mereka, pergaulan ini termasuk golongan ketiga.

 

Golongan ketiga adalah orang yang bergaul dengan kita ibarat penyakit dengan berbagai tingkatan keparahannya. Ada di antara orang yang bergaul dengan kita ibarat penyakit yang ganas dan tidak bisa disembuhkan. Mereka ini adalah orang yang tidak mendatangkan keuntungan agama maupun dunia bagi kita apabila kita bergaul dengannya. Bergaul dengan orang seperti ini hanya akan mendatangkan kerugian, baik agama maupun dunia, atau bahkan keduanya. Apabila pergaulan kita dengan golongan ini semakin kuat dan lekat, akan menyebabkan kematian yang menakutkan bagi kita, yakni kematian kalbu. Pergaulan dengan mereka ibarat sakit gigi; akan menjadi sangat sakitdalam keadaan tertentu. Ketika gigi tersebut lepas, hati kita akan menjadi tenang dari sakit gigi itu. Ada pula di antara mereka yang bergaul dengan kita ibarat penyakit demam.

 

Golongan keempat adalah orang yang bergaul dengan kita dan mengakibatkan kebinasaan. Pergaulan dengan mereka ibarat memakan racun. Jika racun tersebut bertepatan dengan adanya penawar dalam tubuh kita, kita akan selamat. Namun, jika tidak, saatnya kita ditakziahi. Betapa banyak golongan ini di tengah manusia. Semoga Allah ‘azza wa jalla tidak memperbanyak mereka.

Yang dimaksud dengan golongan ini adalah ahli bid’ah, orang yang mengikuti jalan kesesatan, menghambat sunnah Rasulullah, dan mengajak pada amalan serta keyakinan yang berbeda dengan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Mereka adalah orang yang menghalangi dari jalan Allah ‘azza wa jalla dan menginginkan jalan yang bengkok. Mereka menjadikan sunnah sebagai bid’ah, bid’ah sebagai sunnah. Mereka menganggap hal yang ma’ruf sebagai yang mungkar, dan sebaliknya. Jika kita memurnikan tauhid di tengah-tengah mereka, mereka akan mengatakan bahwa kita tidak menghormati para wali dan orang-orang saleh. Jika kita memurnikan mutaba’ah (mengikuti) Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam, mereka akan mengatakan bahwa kita menyia-nyiakan dan tidak mengikuti para imam dan tidak mengikuti mereka.

(Diringkas dari Badai’ul Fawaid hlm. 498-499, jilid ke-2, oleh al-Ustadz Qomar Suaidi)

Majalah islam asysyariah 103/2015

▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️▫️

Tidak ada komentar:

Posting Komentar