Keadaan Salaf di Dalam Ibadah 2
Rambu yang pertama
Beribadah dengan ilmu dan ittiba' (ikut sunnah nabi), bukan dengan kebodohan dan kebid'ahan.
Termasuk ciri ibadah yang dijalani oleh Rasulullah dan juga yang dijalani oleh para salafush shalih dari kalangan shahabatnya dan para pengikutnya yang ihsan (jujur) sampai hari kiamat adalah beribadah dengan ilmu dan ittiba', bukan dengan kebodohan dan kebid'ahan.
Ciri ini adalah termasuk ciri yang paling penting, dimana sudah semestinya bagi seorang muslim untuk memperhatikannya.
Allah subhanahu wa ta'ala memerintahkan kita ketika shalat untuk berlindung dari orang-orang yang dimurkai.
Mereka adalah orang-orang yahudi.
Allah murka kepada mereka karena mereka telah mendurhakai Allah dalam keadaan mereka mempunyai ilmu.
Kita juga diperintahkan untuk berlindung dari orang-orang yang sesat.
Mereka adalah orang-orang nasrani.
Mereka sesat karena sebab kebodohan.
Oleh karenanya kita diajari oleh Allah untuk berlindung dari yahudi dan nasrani.
Kita membaca di dalam shalat, "Ihdinash shirathal mustaqim, shirathal ladzina an'amta 'alaihim ghairul maghdhubi 'alaihim waladh dhalin". (Al Fathihah: 6-7).
Berkata Sufyan, "Dahulu dikatakan: Waspadalah kalian dari fitnahnya seorang abid (ahlu ibadah) yang bodoh dan fitnahnya seorang alim (orang berilmu) yang fajir. Karena keduanya akan menimpa pada setiap orang yang terfitnah." (Al Jarh wat Ta'dil 1/91-92).
Ibnu Taimiyyah rahimahullahu berkata, "Telah diketahui bahwasanya orang-orang yang telah mengenal al haq tapi tidak mengikutinya dan menentang, maka keadaan orang ini seperti orang yahudi.
Dan orang-orang yang beribadah kepada Allah tapi tanpa di dasari ilmu syar'i, maka dia sesat seperti orang-orang nasrani.
Ini juga sebagaimana perkataan yang diucapkan oleh sebagian salaf, "Orang yang rusak dari kalangan ulama itu layaknya orang yahudi.
Sedangkan orang yang rusak dari kalangan ahlu ibadah layaknya orang nasrani.
Maka wajib bagi seorang muslim untuk hati-hati dari menyerupai kedua perangai buruk seperti ini.
Yaitu dari suatu kaum yang sombong dan enggan dari ibadah dan penyembahan kepada Allah, padahal mereka telah diberikan bukti nyata berupa kitab dan bagian dari ilmu.
Dan juga harus hati-hati dari suatu kaum yang melakukan peribadahan dan penyembahan yang syirik kepada Allah.
Juga yang tersesat dari jalan Allah dan wahyunya serta syariatnya.
Hal ini terjadi karena rasa welas asih, belas kasihan dan dan kerahiban yang lebih mereka utamakan dibandingkan ibadah.
Dan perkara ini telah banyak tersebar di kalangan manusia." (Majmul Fatawa 7/633-634).
Insya Allah bersambung ke bagian 3
(Terjemah bebas dari Haalus Salaf ma'al Ibadah-Syaikh Muhammad Bazmul, hal 7-8, cet. Darul Mirats 2012).
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama Wa SFS, INdiC dan INONG terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr
#terjemah_haalussalaf_maal_ibadah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar