Rabu, 27 April 2016

memudahkan pada segala hal yang tampak padanya kesulitan

📚 KAEDAH-KAEDAH FIQHIYAH
DARI KITAB AL-MANZHUMAH AL-QAWAIDUL FIQHIYAH 📚

🌹Pertemuan Kelima Belas🌹

🌱BAIT KE 15🌱

🔊 قال العلامة السعدي رحمه الله تعالى:
وَمِنْ قَوَاعِدِ الشَّرِيْعَةِ التَّيْسِيْرُ ...... فِيْ كُلِّ أَمْرٍ نَابَهُ تَعْسِيْرُ

🔊 Berkata al-‘Allamah as-Sa’di rahimahullah
“Diantara kaedah-kaedah syariah adalah memudahkan …
pada segala hal yang tampak padanya kesulitan.”
---------------------------------

📬 PENJELASAN

📘 1. Nama kaedah:
Ini adalah kaedah kelima yang disebutkan as-Sa’di rahimahullah dalam manzhumahnya ini. Kaedah ini dinamakan “Setiap kesulitan akan mendatangkan kemudahan atau Islam datang membawa kemudahan pada setiap hal yang terlihat menyulitkan.”

📘 2. Makna Kaedah;
Setiap hal yang menyulitkan atau memberatkan bagi umat, maka Islam datang memberikan kemudahan. Artinya tidak ada dalam syariat Islam perkara yang sulit atau berat melebihi batas kemampuan manusia. Jika seandainya ada, maka Islam datang memberikan keringanan atau kemudahan.

📘 3. Dalil kaedah:
Firman Allah Ta’ala;

{يُرِيدُ اللّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلاَ يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ}

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.” [QS. Al-Baqarah:185]

{وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِي الدِّينِ مِنْ حَرَجٍ}

“dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesulitan.” [QS. Al-Hajj:78]

{يُرِيدُ اللّهُ أَن يُخَفِّفَ عَنكُمْ وَخُلِقَ الإِنسَانُ ضَعِيفًا}

“Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia dijadikan bersifat lemah.” [QS. An-Nisaa:28]

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلَّا غَلَبَهُ».

dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (semakin berat dan sulit). [HR. al-Bukhari]

📘 4. Contoh-contoh penerapannya;
⚖ a. Apabila seseorang tidak mampu shalat sambil berdiri, maka boleh baginya shalat sambil duduk.

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «صَلِّ قَائِمًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَقَاعِدًا، فَإِنْ لَمْ تَسْتَطِعْ فَعَلَى جَنْبٍ»

Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Shalatlah dengan berdiri, jika kamu tidak sanggup lakukanlah dengan duduk dan bila tidak sanggup juga lakukanlah dengan berbaring pada salah satu sisi badan". [HR. al-Bukhari]

⚖ b. Apabila seseorang tidak mampu berwudhu dengan air karena sakit, boleh baginya bertayammum.

{وَإِنْ كُنْتُمْ مَرْضَى أَوْ عَلَى سَفَرٍ أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ أَوْ لَامَسْتُمُ النِّسَاءَ فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوا بِوُجُوهِكُمْ وَأَيْدِيكُمْ مِنْهُ}

“dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan (jimak), lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayammumlah dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu.” [QS. al-Maaidah:6]

⚖ c. Apabila seseorang melakukan safar atau sakit pada bulan Ramadhan, maka boleh baginya tidak berpuasa, dan menggantinya diluar bulan Ramadhan.

{فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ}

“Maka barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.” [QS. al-Baqarah:184]

⚖ d. Seseorang dipaksa untuk mengucapkan kalimat-kalimat kufur, jika hatinya menolak dan tenang dengan keimanannya, maka dia tetap dihukumi sebagai seorang mukmin.

{مَن كَفَرَ بِاللّهِ مِن بَعْدِ إيمَانِهِ إِلاَّ مَنْ أُكْرِهَ وَقَلْبُهُ مُطْمَئِنٌّ بِالإِيمَانِ وَلَكِن مَّن شَرَحَ بِالْكُفْرِ صَدْرًا فَعَلَيْهِمْ غَضَبٌ مِّنَ اللّهِ وَلَهُمْ عَذَابٌ عَظِيمٌ}

“Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” [QS. an-Nahl:106]

🚪 Wallahu a’lam bishshawab.

-------------------------------
✏ Disusun oleh Abu 'Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 17 Rajab 1437/ 24 Mei 2016_di kota Ambon Manise.

📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com

🌐 Ikuti pula channel Forum kami di aplikasi TELEGRAM!
https://bit.ly/ForumKIS
-----------------------

📚 WA. FORUM KIS 📚

Tidak ada komentar:

Posting Komentar