Kamis, 19 Mei 2016

ADAB BERCANDA DALAM ISLAM

ADAB BERCANDA DALAM ISLAM Bagian 1 2 3

💢 Para pembaca -yang semoga dirahmati Allah- ,

🌴 Sudah menjadi suatu yang lumrah di masyarakat, bahwa pembicaraan dalam sebuah pergaulan harus mengandung sedikit canda atau gurau.

⌛️ Laksana "garam” dalam masakan, Jika tepat takarannya rasa masakan akan menjadi enak. Jika kadar garamnya berlebihan atau kurang rasa makanan pun akan menjadi rusak.

🔗 Demikian pula dengan bercanda. Suasana tegang menjadi cair dengan sedikit bercanda. Kejenuhan bisa sirna dengan adanya canda dan tawa. Keakraban akan muncul tatkala canda menjadi selingan dalam pembicaraan dua insan.

✳️ Namun, tatkala canda tersebut tidak sesuai dengan porsinya, atau bahkan melanggar norma-norma agama, akan rusaklah pembicaraan atau bahkan pergaulan dan pertemanannya, bahkan bisa-bisa muncul bibit permusuhan, sakit hati dan trauma yang berkepanjangan.

🔷 Oleh karena itu seorang muslim hendaknya memperhatikan rambu-rambu syari’at yang telah ditentukan Allah Ta’ala dan Rasul-Nya Shollallahu ‘alaihi wasallam.  Agar tidak terjerumus ke dalam dosa dan permusuhan. Berikut ini kami sajikan sekelumit etika tentang bercanda dan bergurau.
〰➰〰

🔘 APA ITU BERCANDA?

☑️ Bercanda di dalam bahasa Arab disebut dengan “al-Muzah” (dengan mim yang didhommah); dan "al-Mizah" (dengan mim yang dikasroh) serta “al-Mazhu”, artinya membuat orang lain senang dengan tujuan untuk melembutkan hati dan menarik simpati tanpa menyakiti (hati) nya. (al-Mausu’ah al-Fiqhiyyah al-Kuwaitiyyah (37/43), Lisanul-Arob (2/593), Tajul ‘Arus (7/117))

🔳 Bisa pula diartikan, ketidak seriusan (atau lawan dari sungguh-sungguh). (Lihat Lisanul Arob (2/593)))

🔶 Dinamakan al-Istihza` atau as-Sukhriyyah (ejekan & olok-olok) jika sampai menyakiti hati.( Tajul ‘Arus (7/117))

🔲 Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia bercanda juga disebut dengan senda gurau, kelakar, seloroh dan lelucon. Yaitu Suatu percakapan (yang ditujukan) untuk bermain-main saja.  (Lihat KBBI (kata: “canda” dan “gurau”))

📖 Bersambung, Insya Allah...

✅📡 ADAB BERCANDA DALAM ISLAM (Bagian 2⃣)

🔰Hukum Bercanda
————————————-

🌴Di dalam Islam, Bercanda hukumnya mubah (atau boleh-boleh saja), selama tidak melanggar larangan seperti dusta, perkataan keji, dan kebatilan, atau sesuatu di luar batas-batas syari'at.

🍃Di zaman Tabi’ut Tabi’in, pernah ada seseorang yang bertanya kepada Sufyan bin ‘Uyainah (*) Rohimahullah, “Apakah bercanda itu aib?”, Beliau lantas menjawab dengan lantang, “Bahkan itu sunnah! Namun hal itu berlaku bagi orang yang bisa melakukan canda dengan adab yang baik, pada tempat (dan waktu) yang tepat.”  (Syarhus Sunnah lil Baghowi13/184)
(*) Sufyan bin ‘Uyainah termasuk dari generasi Tab’iut Tabi’in.

🌼Di antara dalil yang menguatkan perkara di atas adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ath-Thobaroni Rohimahullah, dari Shahabat Ibnu ‘Umar Rodhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah Shollallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda;

إِنِّي لَأمْزَحُ ، وَلَا أَقُولُ إلّا حَقًّا

“Sungguh aku (juga pernah) bercanda, (namun) aku tidak mengatakan kecuali (perkataan) yang benar (tanpa dusta).”  (HR. Ath-Thobaroni dalam Al-Mu’jam Ash-Shoghir no.779, Al-Mu’jam Al-Ausath no.995, dan Al-Mu’jam Al-Kabir no.13443. Dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani Rohimahullah di dalam kitab Shohih Al-Jami’ no.2494)

📜 Hadits serupa juga diriwayatkan oleh Imam Ahmad -rohimahullah-, dari Shahabat Abu Huroiroh Rodhiyallahu 'anhu , disebutkan bahwa sebagian sahabat bertanya kepada Rasul Shollallahu 'alaihi wasallam,

“Wahai Rasulullah, Sungguh kah engkau mengajak kami bercanda?

🔻(Seolah-olah para shahabat ingin menyampaikan bahwa beliau tidak pantas bercanda, karena kedudukan beliau yang tinggi sebagai utusan Allah Ta'ala).
🔻Rasulullah Shollallahu ‘alaihi  wasallam  pun menegaskan bahwa beliau juga pernah bercanda, namun beliau tidak mengatakan kecuali perkataan yang benar.
(HR. Ahmad  no.8481, 8723 &  At-Tirmidzi no.1990. Dishohihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam Shohihul-Jami’ no.2509)

Wallahu A’lamu bisshowab

📖 Bersambung, Insya Allah...

✅📡 ADAB BERCANDA DALAM ISLAM (Bagian 3⃣)
————————————-

🍃 Canda Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam (1⃣)

🌴Berikut ini beberapa riwayat hadits  yang menggambarkan canda Rasulullah Shollallahu ‘alaihi wasallam kepada beberapa sahabatnya.

Semoga bisa menginspirasi kita untuk memberikan canda dan gurau yang sehat, cerdas, positif dan menyegarkan, serta tidak bertentangan dengan norma-norma agama Islam.

📗Al-Imam Abu Dawud Rohimahullah di dalam Sunannya membawakan sebuah bab, yang berjudul: “Maa Jaa-a fil-Mizaah” (Hadits-hadits yang datang dari Rasululllah Shollallahu ‘alaihi waSallam tentang bercanda).

1⃣Hadits 1- (No. 4998), Dari Anas bin Malik Rodhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan kisah seorang lelaki yang datang meminta bantuan sebuah kendaraan angkut yang bisa ditunggangi kepada Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam.

🌼Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam menjawab permintaan lelaki tersebut dengan mengatakan;
“Kami akan membawamu kepada “Seekor anak unta”

👌Mendengar jawaban tersebut lelaki tadi pun terheran,
“Apa yang bisa aku lakukan dengan seekor anak unta?”

🌷Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam menjelaskan, “Bukankah semua unta, tidak dilahirkan kecuali dari unta-unta betina?”
》(Hadits ini diriwayatkan oleh Ahmad (13817) , At-Tirmidzi (1991) , Al-Bukhori dalam al-Adabul Mufrod (268) dan selainnya), Dishohihkan Syekh Al-Albani-rohimahullah- dalam Shohihul Jami’ (2509))

📌Lelaki tadi memahami bahwa yang namanya anak unta pasti kecil, dan (kalau kecil) tentu tidak bisa ditunggangi.
🔻Disinilah letak humor dalam hadits.
🔻Padahal yang dimaksud oleh Rasulullah Shollallahu ‘alaihi waSallam dengan anak unta adalah unta dewasa, Karena unta dewasa itu tadinya juga anak unta, yang dilahirkan oleh induknya.
》(Lihat selengkapnya pada kitab “Tuhfatul Ahwadzi” (6/109)) dan “‘Aunul Ma’bud” (13/233) tentang makna hadits).

2⃣Hadits 2 – (No. 4999) sanadnya lemah. 》[Lihat Dho'if Sunan Abi Dawud no.1063]

📖 Bersambung, Insya Allah

📝 Ditulis oleh Al-Ustadz Abdul Hadi Pekalongan
〰〰〰〰〰〰〰〰
📶 Warisan Salaf menyajikan Artikel dan Fatawa Ulama Ahlussunnah wal Jama'ah
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
💻 Situs Resmi http://www.warisansalaf.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar