MENDULANG MUTIARA
DARI HADITS AL-ARBA'IN AN-NAWAWIYAH
Hadits Keenam Belas
JANGAN MARAH 🌩
HADITS:
🔊 عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ أَنَّ رَجُلاً قَالَ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَوْصِنِي، قَالَ : «لاَ تَغْضَبْ فَرَدَّدَ مِرَاراً، قَالَ: لاَ تَغْضَبْ». رواه البخاري
🔊 Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, sesungguhnya ada seseorang berkata kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam : “(Ya Rasulullah) nasihatilah saya”. Beliau bersabda : “Jangan engkau marah!”. Ia mengulanginya berkali-kali, maka beliau bersabda: “Jangan engkau marah”. [HR. al-Bukhari]
📬 FAEDAH-FAEDAH HADITS:
📌 1. Para shahabat adalah manusia yang paling semangat dalam menimba ilmu dan mencari faedah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan tentunya tidaklah mereka bertanya atau meminta nasehat kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam melainkan untuk diamalkan dan dijalankan, berbeda dengan kebanyakan manusia di zaman sekarang.
📌 2. Larangan marah. Hendaknya setiap muslim berlaku lemah lembut dan kasih sayang terhadap saudaranya sesama muslim.
{مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ}
“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka [QS. al-Fath:29]
📌 3. Diantara bimbingan Nabi Rasulullah ‘alaihi wasallam dalam mengobati marah adalah;
🔸a. Membaca Ta’awudz.
عَنْ سُلَيْمَانَ بْنِ صُرَدٍ، قَالَ: كُنْتُ جَالِسًا مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَجُلاَنِ يَسْتَبَّانِ، فَأَحَدُهُمَا احْمَرَّ وَجْهُهُ، وَانْتَفَخَتْ أَوْدَاجُهُ، فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " إِنِّي لَأَعْلَمُ كَلِمَةً لَوْ قَالَهَا ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ، لَوْ قَالَ: أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ، ذَهَبَ عَنْهُ مَا يَجِدُ
“Dari Sulaiman bin Shurad radhiyallahu ‘anhu, ia berkata; "Aku sedang duduk bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam dan ada dua orang yang saling mencaci. Satu diantaranya wajahnya memerah dan urat lehernya menegang. Maka Nabi Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Sungguh aku mengetahui satu kalimat yang bila diucapkan akan hilang apa yang sedang dialaminya. Seandainya dia mengatakan a'uudzu billahi minasy syaithaan", (aku berlindung kepada Allah dari setan) ". [Muttafaqun ‘alaihi]
🔸b. Merubah posisi, yakni jika ketika dia marah dalam keadaan berdiri, maka hendaknya dia duduk.
عَنْ أَبِي ذَرٍّ، قَالَ: إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَنَا: «إِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ وَهُوَ قَائِمٌ فَلْيَجْلِسْ، فَإِنْ ذَهَبَ عَنْهُ الْغَضَبُ وَإِلَّا فَلْيَضْطَجِعْ»
“Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda kepada kami: "Jika salah seorang dari kalian marah dan ia dalam keadaan berdiri, hendakah ia duduk. Jika rasa marahnya hilang (maka itu yang dikehendaki), jika tidak hendaklah ia berbaring." [HR. Abu Dawud, dihasankan al-Albani]
🔸c. Berwudhu.
عَنْ عَطِيَّةَ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِنَّ الْغَضَبَ مِنَ الشَّيْطَانِ، وَإِنَّ الشَّيْطَانَ خُلِقَ مِنَ النَّارِ، وَإِنَّمَا تُطْفَأُ النَّارُ بِالْمَاءِ، فَإِذَا غَضِبَ أَحَدُكُمْ فَلْيَتَوَضَّأْ»
“Dari ‘Athiyah, Ia mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah bersabda: "Sesungguhnya marah itu dari setan dan setan diciptakan dari api, sementara api akan mati dengan air, maka jika salah seorang dari kalian marah hendaklah berwudhu." [HR. Ahmad dan Abu Dawud, dilemahkan al-Albani]
🔊 Berkata asy-Syaikh al-‘Utsaimin rahimahullah: “Wudhu mendinginkan dapat marah dari dua sisi;
🖇- Sisi pertama, berwudhu mendinginkan anggota tubuh yang hampir-hampir saja meledak disebabkan marah.
🖇- Sisi kedua, berwudhu akan menyibukkan diri dengan gerakan-gerakan, sehingga dengan itu dapat menenangkan marah.
🔸d. Diam.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: " عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا، عَلِّمُوا وَيَسِّرُوا- ثَلَاثَ مَرَّاتٍ- وَإِذَا غَضِبْتَ فَاسْكُتْ (مَرَّتَيْنِ) "
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallhu ‘anhuma, ia berkata: Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, 'Ajarkanlah dan permudahlah! Ajarkanlah dan permudahlah.' (Beliau mengatakannya sebanyak) tiga kali. (Kemudian beliau berkata,) 'Jika engkau marah, maka diamlah.' (Beliau mengulanginya sebanyak) dua kali.” [HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam kitab Adabul Mufrad, dishahikan al-Albani]
🔸e. Menahan marah berbuah Jannah (surga).
عَنْ أَبِي الدَّرْدَاءِ رَضِيَ الله عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَجُلٌ لِرَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "دُلَّنِي عَلَى عَمَلٍ يُدْخِلُنِي الْجَنَّةَ. قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" لَا تَغْضَبْ وَلَكَ الْجَنَّةُ. رواه الطبراني
“Dari Abud Darda’ radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, ada seseorang berkata kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam: “(Ya Rasulullah) tunjukkilah kepada suatu amalan yang dapat memasukkan aku kedalam Jannah!” Maka Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jangan engkau marah, maka bagimu Jannah.” [HR. ath-Thabrani, dishahihkan al-Albani]
🔸f. Mengetahui keutamaan menahan marah.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman:
{وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ}
‘(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan. [QS. Ali Imran:134]
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَيْسَ الشَّدِيدُ بِالصُّرَعَةِ، إِنَّمَا الشَّدِيدُ الَّذِي يَمْلِكُ نَفْسَهُ عِنْدَ الغَضَبِ»
“Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Bukanlah orang yang kuat adalah orang yang pandai bergulat, tapi orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan nafsunya ketika ia marah." [Muttafaqun ‘alaihi]
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "مَا تَجَرَّعَ عَبْدٌ جَرْعَةً أَفْضَلَ عِنْدَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ مِنْ جَرْعَةِ غَيْظٍ، يَكْظِمُهَا ابْتِغَاءَ وَجْهِ اللهِ تَعَالَى
“Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata; Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang hamba menahan sesuatu yang lebih utama di sisi Allah daripada menahan amarah. Ia menahannya karena mencari ridha Allah Ta'ala." [HR. Ahmad dan Ibnu Majah, dishahihkan al-Albani dan al-Wadi’i]
📌 4. Marah terbagi menjadi dua macam;
⚡- Marah yang tercela, yakni marah yang timbul karena sebab urusan dunia.
⚡- Marah yang terpuji, yakni marah yang timbul karena Allah dan karena kebenaran.
🔊 Berkata ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha:
وَمَا انْتَقَمَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ لِنَفْسِهِ إِلَّا أَنْ تُنْتَهَكَ حُرْمَةُ اللَّهِ، فَيَنْتَقِمَ لِلَّهِ بِهَا
“Dan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah membenci (memusuhi) karena pertimbangan kepentingan pribadi semata, kecuali memang karena menodai kehormatan Allah, dan apabila kehormatan Allah dinodai, maka beliau adalah orang yang paling membenci (memusuhi) nya". [Muttafaqun ‘alaihi]
🚪 Wallahu a’lam bish shawaab.
----------------------------
✒ Disusun oleh: Abu Ubaidah bin Damiri al-Jawy, 8 Sya’ban 1437/ 15 Mei 2016_di kota Ambon Manise.
📥 Silahkan kunjungi blog kami untuk mendapatkan artikel kami yang lainnya dan mengunduh PDF-nya serta aplikasi android Forum KIS di:
www.pelajaranforumkis.com atau www.pelajarankis.blogspot.com
🌐 Ikuti pula channel Forum kami di aplikasi TELEGRAM!
https://bit.ly/ForumKIS
-----------------------
📚 WA. FORUM KIS 📚
0 Response to "Hadis Arbain Jangan Marah !!"
Posting Komentar