Minggu, 08 Mei 2016

NAHRAWAN KUBURAN MASSAL PARA TERORIS

Sejarah

NAHRAWAN KUBURAN MASAL PARA TERORIS

Bag 1

▪Urat nadi kehidupan manusia di kota kufah berjalan sebagaimana biasa. Akan tetapi, disalah satu sudut kota kufah, sahabat Abu Musa Al Asy'ari Rodhiyallohu 'anhu nampak sedang duduk bersama beberapa orang didepan rumah shahabat Abdullah bin Mas'ud Rodhiyallohu 'anhu. Rupanya, mereka sedang menanti Abdullah bin Mas'ud keluar menuju masjid.

▪Wahai Abu Abdirrahman, tadi aku melihat sesuatu dimasjid yang belum pernah aku lihat sebelumnya. Dan aku tidak melihat kecuali kebaikan, Walhamdulillah, Kata Abu Musa Kepada Abdullah bin Mas'ud ketika keluar dari rumah.
▪Lalu, Abu Musa pun menggambarkan apa yang dilihatnya. Sejumlah orang secara berkelompok, sambil menunggu shalat, melakukan dzikir berjama'ah dengan panduan salah seorang diantara mereka. Sambil menghitung kerikil, mereka bertasbih, bertakbir, dan bertahlil.
Lalu, apa yang engkau katakan kepada mereka❓Abdullah bin Mas'ud bertanya.
Abu Musa menjawab, Aku tidak mengatakan apa apa, karena menunggu bimbingan anda.
Seharusnya, engkau meminta mereka menghitung hitung kesalahan sendiri. Aku menjamin, kebaikan mereka tidak akan hilang, tegas Abdullah bin Mas'ud.
Sesampainya dimasjid tersebut, Abdullah bin Mas'ud menemui orang orang itu dan mengingkari perbuatan mereka.

▪Abdullah bin Mas'ud juga sempat menegur keras, wahai umat Muhammad❗alangkah cepatnya Kalian menuju kehancuran❗Lihatlah, para shahabat Nabi Sholallohu 'Alaihi Wasallam masih banyak yang hidup. Pakaian Nabi Sholallohu 'Alaihi Wasallam belum usang dan periuk beliau pun masih belum pecah. Apakah kalian berada diatas ajaran yang lebih baik dari ajaran Muhammad❓Ataukah kalian ingin membuka pintu kesesatan❓

▪Demi Allah, Wahai Abu Abdirrahman. Kami tidak menginginkan kecuali kebaikan❗Mereka berkilah.
Abdullah bin Mas'ud menyatakan, sungguh banyak orang yang menginginkan kebaikan, namun mereka tidak memperolehnya. Sesungguhnya Rasulullah Sholallohu 'Alaihi Wasallam pernah menyampaikan kepada kami tentang akan munculnya sekelompok orang yang pandai membaca Al Qur'an, namun tidak melewati tenggorokannya. Demi Allah, saya tidak tahu barangkali mayoritas mereka malah berasal dari kalian. Setelah itu, Abdullah Bin Mas'ud pergi meninggalkan mereka. (Sunan Ad Darimi 68-69).

▪Amr Bin Salamah perawi kisah diatas bercerita, kami menyaksikan sendiri, ternyata mayoritas orang yang ikut dalam dzikir berjama'ah itu bergabung bersama kaum Khawarij dan ikut MEMERANGI KAMI DALAM MEDAN NAHRAWAN.
▪Inilah firasat seorang shahabat mulia❗Bid'ah yang dianggap kecil, boleh jadi akan menyeret pelakunya kepada Bid'ah yang lebih besar. Kata kata Abdullah bin Mas'ud diatas, akhirnya terbukti kebenarannya dalam PERANG NAHRAWAN, KURANG LEBIH ENAM TAHUN SETELAH BELIAU MENINGGAL DUNIA.

Bag 2

NAHRAWAN DI PETA ISLAM

▪Wilayah Nahrawan pasti akan selalu melekat dengan sejarah islam. Bagaimana tidak, disanalah sebuah pertempuran besar pernah terjadi antara pasukan Alii bin Thalib Rodhiyallohu 'anhu yang berhadapan dengan barisan pemberontak Khawarij.

▪Wilayah Nahrawan membentang diantara dua kota besar irak, Baghdad dan Wasith. Sebuah sungai yang dinamakan dengan Nahrawan melintasi wilayah tersebut dan bermuara di sungai Dijlah (Tigris). Kontur alam dan pemandangannya terbilang indah mempesona. Namun, disanalah sejarah besar pernah tercatat. Sejarah yang memilukan. Akan tetapi, keputusan Allah pasti terjadi dengan hikmah indah yang maha luas.

⚔ LATAR BELAKANG PERANG NAHRAWAN ⚔

🛡Menarik benang sejarah dari perang Nahrawan membuat kita harus mundur jauh kebelakang. Peristiwa itu sejatinya telah dikabarkan oleh Rasulullah Sholallohu 'Alaihi Wasallam akan tetapi, faktor terdekat yang memicu meletusnya perang nahrawan adalah ketidakpuasan yang diiringi dengan pembangkangan sejumlah kalangan atas keputusan Al bin Abi Tholib Rodhiyallohu 'anhu dalam perang Shiffin.
▪Jumlah mereka sebenarnya terhitung kecil, hanya 4000 dari jumlah total pasukan Ali yang lebih dari 50000 prajurit. Mereka kecewa kepada Ali yang menerima hasil tahkim (kesepakatan yang dibuat oleh perwakilan kedua belah pihak) antara pasukan Ali dan pasukan Mu'awiyah bin Abi Sufyan.
▪Hasil kesepakatan kedua belah pihak dalam perang shiffin lalu disiarkan secara luas. Salah satu yang bertugas menyiarkan adalah Al Asy'ats bin Qais. Akan tetapi, ketika Al Asy'ats membacakan hasil kesepakatan tersebut dihadapan Urwah bin Hudair At Tamimi (seorang tokoh Khawarij), bagian belakang kuda Al Asy'ats malah ditebas oleh Urwah karena marah.
▪Saat itu Urwah mengatakan, Apakah kalian menjadikan manusia untuk menetapkan sebuah hukum Allah❓tidak ada hukum kecuali hukum Allah❗sejak kejadian tersebut, slogan dan yel yel mereka adalah TIDAK ADA HUKUM KECUALI HUKUM ALLAH.

▪Setelah Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu kembali ke kufah, orang orang tersebut lalu memisahkan diri dan berkumpul untuk konsolidasi di daerah Harura'. Beberapa kritikan dan protes keras mereka arahkan kepada Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu. Kemudian, atas ijin dari Ali. Shahabat ibnu Abbas Rodhiyallohu 'anhu menemui mereka untuk berdiskusi yang membuahkan hasil sebagian dari mereka menyatakan rujuk. Bahkan dua tokoh mereka termasuk yang menyatakan rujuk, yaitu Abdullah bin Al Kara' dan Syibts bin Rib'i. (Baca Ibnu Abbas Menyadarkan Kaum Khawarij).

Bag 3

ALI BIN ABI THALIB BERUSAHA MENASEHATI

▪Rasa cinta dan kasih sayang Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu terhadap umat tidak cukup sampai disitu. Beliau tidak langsung mengambil langkah perang dan kekerasan kepada kaum Khawarij. Setelah mengutus Ibnu Abbas Rodhiyallohu 'anhu, Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu sendiri berangkat untuk menemui mereka dan berdiskusi. Dari hasil diskusi tersebut, terjadi beberapa kesepakatan.
▪Hanya saja, kaum khawarij salah paham❗ Mereka menyangka Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu telah rujuk dan menolak hasil tahkim dalam perang shiffin.

▪Berdasarkan salah paham khawarij, mereka pun bersedia kembali ke kufah dan bergabung bersama pasukan Ali bin Abi Thalib. Akan tetapi, setelah dua hari berada di kufah, akhirnya kaum khawarij mengerti bahwa Ali bin Abi tholib Rodhiyallohu 'anhu tetap mematuhi dan menghormati hasil tahkim pada perang shiffin, setelah mendengar tentang salah paham khawarij, beliau langsung berpiidato untuk menjelaskan sikap beliau atas hasil tahkim.
▪Hingga pada saat Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu menyampaikan khutbah dimasjid, orang orang khawarij berbuat onar dengan berteriak teriak dari seluruh sudut masjid dengan mengatakan, Tidak hukum kecuali Hukum Allah. Setelah itu, mereka pun keluar meninggalkan masjid.
▪Kata kata yang benar, sayang tujuannya adalah kebatilan, demikian kata Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu ketika mendengar teriakan kaum Kahwarij.
▪Ketika peristiwa tersebut terjadi, Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu masih memilih bersikap lembut dan penuh cinta. Beliau malah memutuskan, Sesungguhnya masih ada hak kalian (kaum khawarij) pada kami. Kami tidak akan menghalangi hak harta Fa'i selama kalian masih bersama kami. Kami tidak akan mengahalangi kalian dari masjid, dan kami tidak akan memulai untuk memerangi kalian selama kalian tidak memulai untuk memerangi kami.
Benci kaum Khawarij justru dibalas dengan sikap cinta kasih oleh Ali bin Abi Thalib❗
▪Oleh sebab itu, beberapa sahabat dan tabi'in masih terus masih menyadarkan kaum Khawarij. Akan tetapi, hidayah memang mutlaq berada ditangan Allah. Manusia hanya berkewajiban untuk berusaha. Allahul Musta'an.

Bersambung...in Syaa Allah

Bag 4

KONSOLIDASI KAUM KHAWARIJ

▪Langkah kaum khawarij berikutnya adalah melakukan Konsolidasi kekuatan. Hal itu diselenggarakan di rumah Abdullah bin Wahb Ar Rasibi, sebelum mengangkat panglima besar, mereka terlebih dahulu mendengarkan khutbah penyemangat dari beberapa orang yang dianggap sebagai tokoh. Tiba saatnya pemilihan panglima tertinggi, masing masing menolak dan mengalihkannya kepada orang lain.

▪Hingga akhirnya Abdullah bin Wahb Ar Rasibi yang terpilih sebagai pemimpin besar. Saat menerima permintaan tersebut, dia berujar, Demi Allah❗Aku menerima jabatan ini bukan karena cinta dunia. Aku pun ketika menolak jabatan ini bukan takut mati❗
Dikalangan mereka, Abdullah bin Wahb memang pantas untuk diangkat sebagai pemimpin besar. Sebab dia memiliki kepandaian, kefasihan, keberanian, dan kesungguhan dalam beribadah. Abdullah bin Wahb tercatat sebagai bagian dari pasukan sa'ad bin Abi Waqosh Rodhiyallohu 'anhu ketika penaklukan irak, akan tetapi, Berikutnya ia akan terbunuh dalam perang Nahrawan sebagai pemimpin besar kaum Khawarij.

▪Peristiwa konsolidasi tersebut terjadi bulan Syawal tahun 37H. Sejak saat itu, orang orang tersebut secara resmi telah menanggalkan baiat kepada Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu ' anhu.
Langkah mereka berikutnya adalah memilih dan menentukan basis wilayah yang akan diajdikan sebagai landasan perjuangan. Selain itu, mereka juga ingin menghimpun orang orang yang sepaham disebuah lokasi tersendiri, dalam rangka memudahkan konsolidasi.

▪Perintah pun dijatuhkan oleh panglima mereka agar setiap yang sepaham keluar meninggalkan kota kufah secara sembunyi sembunyi lalu berkumpul didaerah Nahrawan. Hal itu dilakukan mereka, karena khawatir orang tua dan sanak kerabat akan menghalangi dan mencegah usaha mereka.
Sedikit demi sedikit kekuatan mereka mulai tergalang dengan bertahap. Hingga akhirnya mereka merasa kuat dan bermarkas di Nahrawan.

▪Dalam kondisi semacam ini, Ali bin Abi Thalib Rodhiyallohu 'anhu tetap menempuh langkah persuasif dan tidak mengambil langkah keras dalam menghadapi mereka. Hal itu sesuai janji dan jaminan Ali sebelumnya bahwa beliau tidak akan memerangi mereka kecuali bila didahului.

Bag 5

PERTEMUAN DAUMATUL JANDAL

▪Diantara hasil tahkim dalam perang shiffin adalah kedua pasukan, baik pasukan Ali maupun Pasukan Mu'awiyah, kembali kenegrinya masing masing dan menyudahi peperangan. Setelah itu, pembicaraan dan musyawarah akan dilanjutkan dikemudian hari, ditempat yang disepakati. Saat itu, daerah Daumatul Jandal yang dipilih karena letaknya yang berada ditengah tengah antar kufah dan Syam.
▪Pada waktu yang telah disepakati utusan kedua belah pihak datang ke Daumatul Jandal. Akan tetapi, tidak ada kesepakatan yang bisa diperoleh dan disetujui bersama oleh kedua belah pihak. Semua itu sudah ditakdirkan Allah.
Dengan demikian, Ali bin Abi tholib berencana untuk menggerakkan pasukan menuju syam, seluruh pasukan kemudian ditempatkan didaerah An Nakhilah, tidak jauh dari kota Kufah.
▪Pada saat pasukan Ali bersiap siap menuju syam, Kaum Khawarij yang berada di Nahrawan semakin menjadi jadi ulah jahatnya. Beberapa penasehat militer Ali lalu menyarankan agar terlebih dahulu menumpas gerakan Khawarij di Nahrawan sebelum berangkat menuju syam. Sebab, semua khawatir jika pasukan diberangkatkan terlebih dahulu menuju syam, hal itu akan dimanfaatkan oleh kaum khawarij untuk melakukan kerusakan dikota kufah dan sekitarnya.
▪Terjadilah kesepakatan: menunda ke syam dan menumpas khawarij di nahrawan. Dan kesepakatan tersebut pun menghasilkan kebaikan yang besar untuk pasukan Ali juga untuk pasukan Syam, terang ibnu Katsir menilai keputusan Ali.
▪Sebab, berdasarkan keputusan tersebut, perang antara pasukan Ali dan Pasukan Mu'awiyah untuk yang kedua kalinya dapat dihindarkan.

⚔MENGAPA AKHIRNYA ALI BIN ABI THALIB MENUMPAS KHAWARIJ DI NAHRAWAN❓⚔

▪Rencana Ali bin Abi Thalib yang menumpas khawarij di nahrawan sebelum bergerak menuju syam disebabkan ulah mereka sendiri. Kaum Khawarij dinahrawan telah melakukan berbagai pembunuhan dan perampokan. Sebab, mereka telah menghalalkan darah dan harta orang orang yang tidak sepaham.
▪Salah satu pembunuhan keji yang mereka lakukan adalah pembunuhan shahabat Abdullah bin Khabbab bin Al Arats. Ketika itu, Abdullah bin Khabbab sedang melakukan perjalanan bersama seorang budak wanita miliknya yang sedang mengandung.
▪Diperjalanan, sekelompok Khawarij di bashrah yang ingin bergabung ke nahrawan melihat mereka. Ketika kaum khawarij mengetahui bahwa beliau shahabat Nabi, dan saat itu beliau memuji Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali, Kaum Khawarij menjadi emosi lalu membunuh beliau.
▪Budak wanita yang sedang mengandung itu pun tidak luput. Setelah mereka membunuhnya. Perut budak itu dibelah dan janinnya dikeluarkan. Na'udzubillah minal fitan.
▪Pembunuhan yang dilakukan oleh kaum khawarij bukan hanya itu saja❗sehingga, kecemasan dan kekhawatiran pun mulai dirasakan oleh kaum muslimin. Akhirnya, Ali bin Abi Thalib pun bertekad untuk menumpas mereka.

Bersambung...in Syaa Allah

➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
📋 Sumber, Qudwah Edisi 10 Vol 01 2013.
🕸 Klik Join telegram ⬇
📊 http://bit.ly/FadhlulIslam
🌍 www.salafymedia.com
📡 Publikasi:
📚 WA Fadhlul Islam Bandung
📖 WA Salafy Solo
📮Channel Salafy Solo
Https://tlgrm.me/salafysolo
Sya'ban 1437 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar