KAMPUS DUNIA, MEMBANGUN BANGSA MODERN YANG BERAKHLAK MULIA
Salah satu kesepakatan kerjasama Indonesia dan Saudi adalah dibidang pendidikan, konkritnya adalah untuk mempersiapkan generasi masa depan yang memiliki kekuatan moral dan etika budaya yang berintegritas. Kerajaan Saudi Arabia (KSA) sejak 36 tahun yang lalu, telah memberikan kesempatan bagi putra-putri terbaik Indonesia untuk menimba ilmu (tholabul ilmi) ke Universitas Islam Madinah dan Universitas lainnya yang ada di sana.
Program pengiriman pelajar dan mahasiswa yang berprestasi dari Indonesia ke Saudi telah berlangsung sejak hampir empat dekade yang lalu hingga kini, guna mewujudkan cita-cita yang luhur, mengantarkan generasi muda dari ancaman kebodohan dan kemunduran, menaikkan level peradaban dan keterbelakangan menuju cahaya ilmu yang akan membawa kebaikan bagi masyarakatnya yang mayoritas penduduknya adalah pemeluk agama Islam terbesar di dunia saat ini.
Aspek pendidikan termasuk lebih penting, mengingat ini jembatan untuk memberi penjelasan dua budaya dan dua bangsa ( bangsa Indonesia dan bangsa Arab). Maka pendidikan yang tujuan dasarnya adalah untuk membangun manusia seutuhnya, yang berkepribadian mulia, berintegritas kuat bahkan dalam kapasitasnya yang lebih mendasar, pendidikan untuk membangun dan mengembangkan pondasi bagi kemajuan yang berkarakter tanpa meninggalkan berbudaya serta etika moral bangsa yang religius. Sebab, pada masa depan, generasi muda akan selalu menghadapi eranya yang penuh tantangan dan dinamika problematika yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Apatah artinya sebuah kemajuan bangsa budaya dan teknologi modern yang tinggi sementara moral dan akhlak generasi penerus bangsa ini hancur dan tak bermakna.
Beasiswa pendidian dan Gratis akomodasi
Maka menjadi sangat bermanfaat dan Istimewa, ketika uluran tangan pun bak gayung bersambut, bahkan kerajaan Arab Saudi dengan sangat lapang dada, tidak pernah memberikan kesempatan bagi mahasiswa Indonesia untuk sekolah dengan biaya mandiri. Justru, pemerintah kerajaan Saudi hanya memberi kesempatan bagi mahasiswa dengan paket beasiswa dan tidak memberi kesempatan untuk menggunakan biaya sendiri.
Arab Saudi adalah tempat dua kota suci Mekkah dan Madinah, tempat yang selalu dirindukan kaum muslimin seluruh dunia,
Dalam sebuah sesi wawancara khusus, duta besar Arab Saudi untuk Indonesia, Musthafa Ibrahim Al-Mubarak, mengatakan ; “Saudi sangat memberi perhatian sekali terhadap kuota penerimaan duta pelajar dan mahasiswa dari setiap negara yang bisa diterima di kampus UIM atau kampus lainnya yang memberikan program beasiswa. Syarat dan ketentuannyapun tidak sulit, bahkan cenderung memudahkan bagi calon mahasiswa, mengingat tujuan pendidikan gratis dan beasiswa tersebut adalah untuk kebaikan seluruh dunia, tentunya tidak ada yang sulit, dipermudah. Akan tetapi, secara regular dan tersistem setiap negara akan diberikan kuota sesuai dengan kondisi dan kebutuhan suatu negara. Pemerintah Saudi akan mempertimbangkan sekali kuota bagi semua bangsa dan negara baik yang penduduknya mayoritas muslim maupun negara yang mayoritas non muslim, adalah untuk lebih memudahkan koordinasi dan memaksimalkan antara peluang dan kesempatan bagi setiap mahasiswa yang telah diterima di kampus UIM.”
Jika sudah waktunya tiba, kesempatan kuliah tanpa beasiswa dibuka maka akan membuka kesempatan bagi calon mahasiswa di seluruh dunia, tampak jelas tergambar antusiasme mereka untuk menyambutnya, berusaha semaksimal mungkin mengikuti proses seleksi dan aturan yang telah ditentukan secara tersistem agar bisa diterima di kampus terbaik dunia itu, bersemangat untuk mengambil ilmu agama secara baik dan benar dari sumbernya yang tepat, dari para ulamanya yang istiqomah, selain itu, karena memang mereka sangat mencintai Mekkah dan Madinah.
Namun demikian, jika tidak dibatasi kuota, bagi mereka yang mampu secara ekonomi, mereka akan berbondong-bondong ke Arab Saudi, dan bisa jadi kampus-kampus yang ada di kota Mekkah dan Madinah bahkan kampus di kota Riyadh saat itu tidak bisa menampung banyaknya orang yang datang. Akan tetapi, patut di syukuri, kekhususan bagi bangsa Indonesia dengan penduduk mayoritas muslim terbesar di dunia, biidznillah, sangat mendapat perhatian dari pemerintah Saudi, sehingga selalu ada kemudahan dan peningkatan jumlah kuota dalam penerimaan mahasiswa program beasiswa kuliah di Universitas Islam Madinah dengan kuota yang lebih baik tidak terkecuali kuota haji.
Wallahua’lam bishawab.
*Universitas Islam Madinah*
Universitas Islam Madinah terletak di Kota Madinah, Provinsi Madinah, berdiri pada 25 Rabiul Awal 1381 H bertepatan pada 6 September 1961, sesuai dengan keputusan resmi Raja Saud bin Abdul Aziz Al Saud, tentang Pembangunan perguruan tinggi yang dikhususkan untuk mempelajari ilmu syariah dan keagamaan di kota Madinah Al Munawarah. Secara operasional, Universitas Islam Madinah di bawah Kementrian Pendidikan Tinggi Arab Saudi. Sebagai Rektor pertamanya adalah Syaikh Muhammad bin Ibrahim (Mufti Kerajaan Saudi Arabia), kemudian Syaikh Abdul Aziz Bin Baz (Mufti Kerajaan Saudi Arabia), dan saat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Muhammad bin Ali al-'Uqla (belum up date-pen).
Saat ini UIM (Universias Islam Madinah) telah memiliki beberapa fakultas dan sekolah yang berada di bawah naungannya, meliputi : Fakultas Syariah, Fakultas Al-qur’an dan Studi Islam, Fakultas hadits dan Studi Islam, Fakultas Dakwah dan Ushuluddin, Fakultas Bahasa Arab. Kemudian telah lahir Institut Pengajaran Bahasa Arab untuk Non- Penutur Bahasa Arab, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, Sekolah Daarul Hadits Al Makkiyah, Sekolah Daarul Hadits Al Madaniyah, Sekolah Tinggi Riset dan Konsultan, Fakultas Komputer, Fakultas Kedokteran, Fakultas Sains Terapan, Fakultas Tehnik serta Fakultas Farmasi.
*Fasilitas bagi mahasiswa program beasiswa*
Bagi mahasiswa UIM dari berbagai negara dan tidak terkecuali dari Indonesia, program beasiswa yang ditawarkan adalah menyelesaikan program S1. Bagi yang belum siap memasuki program S1 maka bisa mengikuti program bahasa selama 1 sampai dengan 2 tahun, selanjutnya bagi yang berminat melanjutkan ke jenjang S2 dan S3, terbuka kesempatannya. Disamping itu, mahasiswa akan mendapatkan fasilitas yang normative dan penunjang lainnya selama menjalani program studinya, meliputi :
• Tiket pesawat saat diterima menjadi mahasiswa di Universitas dan pada setiap akhir tahun akademik, sesuai aturan yang berlaku.
• Mukafa’ah ( uang tunjangan) bulanan yang cukup.
• Hadiah tunai bagi mahasiswa yang berprestasi.
• Asrama gratis yang nyaman dan kondusif serta perabotannya.
• Makan di kantin Universitas dengan biaya yang relatif murah.
• Pelayanan kesehatan di rumah sakit Universitas.
• Sarana transportasi untuk shalat di masjid nabawi setiap hari, umrah dan wisata lainnya sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
• Sarana dan perlengkapan olah raga yang disediakan oleh Universitas.
• Kesempatan tinggal di tanah haram dan belajar kepada ulama Al-Haramain.
• Kesempatan menjalankan ibadah haji dan umrah.
• Tiket keberangkatan dari negara asal sampai Madinah.
• Tunjangan pembelian kitab setiap tahun.
• Insentif untuk peraih predikat mumtaz/cum laude setiap tahun.
• Tunjangan pencetakan tesis dan desertasi.
Selain UIM, di Arabi Saudi masih memiliki banyak Universitas-universitas yang diperuntukkan bagi kebanyak mahasiswa dari berbagai penjuru dunia untuk menimba ilmu secara gratis, diantaranya : Universitas Ummul Qura di Mekkah, Universiatas Islam Muhammad bin Su’ud di Riyadh sebagai universitas terbesar yang juga induk dari LIPIA Jakarta, Universitas King Saud di Riyadh, Universitas King Fahd di Dahran, dan laiinya.
Di Universitas-universitas tersebut, setidaknya lebih dari 180 kewarga-negaraan dari berbagai belahan dunia. Mereka berkumpul disana dan mengambil faidah ilmu syar’i guna mendakwahkannya kelak di kemudian hari di negaranya masing-masng, insya Allah.
📚 Sumber: Disadur ulang dari berbagai sumber oleh amh
🌏 Kunjungi || http://serambiharamain.com/kampus-dunia-membangun-bangsa-modern-yang-berakhlak-mulia/
🇸🇦 Channel Telegram || http://bit.ly/serambiharamain
Tidak ada komentar:
Posting Komentar