HARTA YANG DIPINJAMKAN JUGA TERKENA KEWAJIBAN ZAKAT
✍🏻 Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah
📬 Pertanyaan: Saya memiliki kerabat yang membangun sebuah tempat tinggal, saya telah memberinya pinjaman sejumlah uang yang cukup besar, dia menanggung hutang yang banyak untuk membangun tersebut, dan saya mengetahui keadaan keuangannya. Setelah berlalu sekitar 2 tahun saya belum mengeluarkan zakat dari uang yang saya pinjamkan tersebut, maka apakah uang tersebut memang terkena kewajiban zakat? Jazakumullah khairan.
🔓 Jawaban: Uang yang dipinjamkan ini tidak wajib atas engkau untuk mengeluarkan zakatnya, karena yang meminjamnya tidak mampu melunasinya. Piutang sendiri ada dua jenis;
● Yang pertama yang dihutang oleh seseorang yang mampu melunasinya, kapan saja engkau meminta darinya dia akan memberikannya kepadamu, maka piutang semacam ini wajib dikeluarkan zakatnya (jika mencapai nishab dan haul) oleh yang memilikinya, jika dia mau dia bisa mengeluarkan zakatnya dengan menggabungkannya bersama hartanya yang lain, dan jika dia mau dia boleh menunggunya hingga menerima piutangnya tersebut, lalu dia mengeluarkan zakatnya sesuai lamanya waktu uang tersebut dipinjam (maksudnya misalnya dipinjam 3 tahun maka zakatnya dikeluarkan untuk 3 tahun).
● Jenis yang kedua adalah piutang pada orang sedang kesulitan, atau orang yang sengaja menunda-nunda pelunasannya yang tidak mungkin bagimu untuk memintanya, maka yang semacam ini tidak wajib untuk mengeluarkan zakatnya, kecuali jika engkau telah menerima pelunasannya, lalu engkau mengeluarkan zakatnya untuk setahun yang berlalu, walaupun piutangmu tersebut tersebut baru dilunasi setelah sekian lama. Ini pendapat yang lebih dekat kepada kebenaran dalam masalah ini.
📚 Fatawaa Nuurun Alad Darb, jilid 7 hlm. 23
⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://bit.ly/ForumSalafy
💎💎💎💎💎💎💎💎💎
Tidak ada komentar:
Posting Komentar