بسم الله الرحمن الرحيم
ORANG YANG SENGSARA DAN DIJADIKAN BUTA
📖 Alloh سبحانه وتعالى berfirman :
وَمَنْ اَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِيْ فَاِنَّ لَـهٗ مَعِيْشَةً ضَنْكًا وَّنَحْشُرُهٗ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ اَعْمٰى
"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku (mengingat-Ku), maka sungguh, dia akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."
قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِيْۤ اَعْمٰى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيْرًا
"Dia berkata, Ya Robbku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?"
قَالَ كَذٰلِكَ اَتَـتْكَ اٰيٰتُنَا فَنَسِيْتَهَا ۚ وَكَذٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسٰى
"Dia (Allah) berfirman, Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu melalaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu dilupakan."
(QS. Thaha ayat 124 - 126)
👍🏽 Syaikh Muhammad bin Sholih Utsaimin رحمه الله berkata:
Sesungguhnya berpaling dari peringatanNya itu mencakup (2 pengertian):
1⃣ Berpaling dari peringatan Alloh yang berupa Al Quran dan wahyu yang Dia turunkan kepada nabi nabi dan rasul rasulNya.
2⃣ Berpaling dari mengingat Alloh تعالى dengan hati, lisan dan anggota badan.
Maka siapa berpaling dari dua jenis dzikir di atas, sesungguhnya Dia akan menghukumnya dengan hukuman yang berat tersebut. Yaitu ia mendapatkan kehidupan yang sempit.
Dan yang dimaksud dengan kehidupan yang sempit di sini (ada 2 penafsiran):
1⃣ Ada ulama yang menafsirkan; kesempitan dalam kubur baginya setelah kematiannya.
2⃣ Ada yang menafsirkan yang lebih umum (luas) dari itu, termasuk jika ia masih hidup di dunia maka tidak lapang dadanya dan tidak tenteram hatinya.
Hal itu karena tidak ada kehidupan yang lebih nikmat dan lebih baik daripada kehidupan orang yang beriman dan beramal sholih, sebagaimana firnan Alloh تعالى:
مَنْ عَمِلَ صَالِحًـا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَـنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةً ۚ وَلَـنَجْزِيَـنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
"Barang siapa mengerjakan amal sholih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."
(QS. An-Nahl ayat 97)
Ada ulama salaf (sahabat atau tabi'in) yang berkata:
"Kalau saja para raja dan para pangeran itu mengetahui kenikmatan hidup yang kita rasakan, pasti mereka memukuli kita dengan pedang pedang mereka".
Karena iman bersama amal sholih itu menjadikan seseorang lapang dan tentram dadanya, di dalam hatinya ada cahaya. Sehingga ia menjadi orang yang ridho terhadap ketentuan dan taqdir Alloh dalam kondisi susahnya maupun senangnya. Maka tidak didapati seorang pun yang hidupnya lebih nikmat darinya.
Jadi, penafsiran yang kedua ini lebih dekat kepada kebenaran. Yaitu bahwa kehidupan yang sempit itu mencakup dua duanya, di alam kubur maupun di dunia.
Adapun setelah hari ketika manusia dikumpulkan, maka sesungguhnya -na'udzu billahi min dzalik- ia dikumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta. Sebagaimana firman Alloh تعالى:
وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ عَلٰى وُجُوْهِهِمْ عُمْيًا وَّبُكْمًا وَّصُمًّا ۗ مَأْوٰٮهُمْ جَهَـنَّمُ ۗ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنٰهُمْ سَعِيْرًا
"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari Kiamat dengan wajah tersungkur, dalam keadaan buta, bisu, dan tuli. Tempat kediaman mereka adalah Neraka Jahanam. Setiap kali nyala api Jahanam itu akan padam, Kami tambah lagi nyalanya bagi mereka."
(QS. Al-Isra' ayat 97)
Dan ketika itu mereka bertanya, bukan pertanyaan untuk minta keridhoan, tapi pertanyaan minta kejelasan: "Ya Robbku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?"
Hal ini dalam rangka untuk menegakkan hujah atasnya dan menghinakannya pada hari kiamat -wal'iyadzu billah-.
Maka Alloh تعالى menjawab:
"Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu melalaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu dilupakan. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak beriman kepada ayat ayat Robbnya". QS Thaha ayat 124.
📚 Fatawa Nurun 'Alad Darbi (5/2).
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وسلم
والحمد لله رب العالمين
• - قال الله ﷻ : ﴿ وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكاً وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنتُ بَصِيراً قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى ﴾
• - قال العلامة ابن عثيمين
• - عليه رحمات رب العالمين - :
• - إن كل من أعرض عن ذكر الله وهذا يشمل الإعراض
● عن ذكره الذي هو القرآن والوحي الذي أنزله على أنبيائه ورسله،
● ويشمل الذكر الذي هو ذكر الله تعالى بالقلب وباللسان وبالجوارح،
•• فمن أعرض عن هذا وهذا فإنه يعاقب بهذه العقوبة العظيمة فإن له معيشةً ضنكًا،
وهذه المعيشة الضنك قيل إن المراد
بها
● تضييق القبر عليه بعد موته،
● وقيل إن المراد بها ما هو أعم وحتى وإن بقي في دنياه فإنه لا يكون منشرح الصدر ولا يكون مطمئن القلب وذلك لأنه لا عيش أنعم ولا أطيب من عيش من آمن بالله وعمل صالحًا كما قال الله تعالى : ( مَنْ عَمِلَ صَالِحاً مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ )
•• وقال بعض السلف لو يعلم الملوك وأبناء الملوك ما نحن فيه لجالدونا عليه بالسيوف لأن الإيمان مع العمل الصالح يوجب للإنسان الانشراح والطمأنينة ويكون في قلبه نور ويكون راضيًا بقضاء الله وقدره في المكاره والمحاب فلا يوجد أحدٌ أنعم منه وهذا القول أقرب إلى الصواب
أن المعيشة الضنك تشمل هذا وهذا في القبر وكذلك في الدنيا،
أما بعد الحشر فإنه يحشر والعياذ بالله يوم القيامة أعمى كما قال الله تعالى : ( وَنَحْشُرُهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى وَجُوهِهِمْ عُمْياً وَبُكْماً وَصُمّاً مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ كُلَّمَا خَبَتْ زِدْنَاهُمْ سَعِيراً ) وحينئذٍ يسأل لا سؤال استعتاب ولكن سؤال استظهار لم حشرتني أعمى وقد كنت بصيرًا وهذا لأجل إقامة الحجة عليه وخزيه والعياذ بالله يوم القيامة فيقول الله له : ( كَذَلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنسَى وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآيَاتِ رَبِّهِ ) .
📜【 فتاوى نور على الدرب (٢/٥) 】
༄༅༄༅༄༅❁✿❁ ༄༅༄༅༄
✍🏾 FIK الفقير الى مغفرة ربه ابو يحيى
Tidak ada komentar:
Posting Komentar