BINTANG TSURAYYA BUKAN PERTANDA HILANGNYA CORONA
❓ Pertanyaan :
Afwan ustadz mau bertanya akhir-akhir ini beredar di sosmed berita berakhirnya virus corona dengan munculnya bintang Tsurayya. Hal ini dilandasi dengan
Hadist Nabi
إِذَا طَلَعَ النَّجْمُ ذَا صَبَاحٍ رُفِعَتِ الْعَاهَةُ
“Apabila terbit bintang (Tsurayya) pada suatu pagi, maka diangkatlah penyakit.”
Mohon penjelasannya jazakumullohukhoiron
📝 Jawaban :
Wabah Corona adalah ujian keimanan. Dengan corona akan terlihat siapa hamba Alloh yang bertawakal hanya kepada Alloh dan siapa yang justru menggantungkan harapannya kepada makhluk.
Ibarat kekeringan dan kemarau panjang, semua manusia menanti turunnya hujan, saat ini manusia menanti kapan wabah Corona akan dihilangkan ? Bulan ramadhan kah ? Di musim haji kah ?
Ketika datang nikmat Alloh dengan diangkatnya satu musibah, saat itu pula datang lembaran baru sebuah cobaan, ada diantara hamba Alloh yang bersyukur kepada-Nya, namun kebanyakan manusia kufur terhadap nikmat Alloh.
Kondisi manusia di atas sama seperti apa yang dikisah shahabat Zaid bin Khalid radhiallahu ‘anhu dalam hadits berikut:
صَلىَّ بِنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلاَةَ الصُّبْحِ بِالْحُدَيْبِيَّةِ فِيْ إِثْرِ سَمَاءٍ كَانَتْ مِنَ اللَّيْلِ فَلَمَّا انْصَرَفَ أَقْبَلَ عَلىَ النَّاسِ فَقَالَ: هَلْ تَدْرُوْنَ مَاذَا قَالَ رَبُّكُمْ؟ قَالُوْا: اللهُ وَرَسُوْلُهُ أَعْلَمُ. قَالَ: قَالَ: أَصْبَحَ مِنْ عِبَادِيْ مُؤْمِنٌ بِيْ وَكَافِرٌ، فَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْناَ بِفَضْلِ اللهِ وَرَحْمَتِهِ؛ فَذَلِكَ مُؤْمِنٌ بِيْ كَافِرٌ بِالْكَوَاكِبِ، وَأَمَّا مَنْ قَالَ: مُطِرْنَا بِنَوْءِ كَذَا وَكَذَا؛ فَذَلِكَ كَافِرٌ بِيْ مُؤْمِنٌ بِالْكَوَاكِبِ
Suatu pagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sholat subuh bersama kami, setelah pada malam harinya turun hujan. Usai shalat, Rasululloh menghadap para shahabat dan berkata,
“Tahukah kalian apa yang dikatakan oleh Rabb kalian?”
Mereka berkata,
“Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya yang lebih mengetahui.”
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya Allah berfirman: “Pada pagi hari ini ada di antara hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir.
Barang siapa (di pagi ini setelah turun hujan-pent) mengatakan: Kami diberikan hujan dengan fadhilah (keutamaan) dari Allah dan rahmat-Nya maka dia beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang.
Adapun orang yang (setelah hujan justru) mengatakan: “Kita mendapat hujan karena bintang ini dan itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang.’” (HR. al-Bukhari, 2/433—434 dan Muslim, no. 71)
Berkata Syaikh Muhammad bin Abdul Aziz Al-Qar’awi: “Hadits ini menunjukkan bahwa menyandarkan/menisbatkan (nikmat) turunnya hujan kepada bintang-bintang adalah kekufuran.” (Al Jadid hal. 273)
Syirik dan Kufur Nikmat yang tersebut dalam hadits ini bukanlah kekufuran atau Kesyirikan yang mengeluarkan dari Islam, apabila sang pelaku meyakini bahwa penyandaran hujan kepada bintang hanyalah penyandaran akibat kepada sebabnya (yakni meyakini bahwa bintang hanyalah sebab), dan tetap meyakini bahwa pemberi nikmat hanyalah Alloh. Ini kufur asghor, tetapi jika ia meyakini bahwa yang memunculkan nikmat adalah makhluk (misal bintang), dan makhluk-makhluk itulah yg menciptakan nikmat maka ini adalah kufur Akbar mengeluarkan dari agama. (I’anatul Mustafid 2/151)
Dari hadits ini sudah seharusnya kita mengambil pelajaran untuk hanya bergantung kepada Alloh dalam menghadapi ujian wabah corona dan senantiasa meminta kepada Alloh agar wabah Corona ini diangkat atas kaum muslimin secara khusus dan manusia secara umum, karena Dia sajalah Dzat yang mampu menyingkap segala kesulitan.
🔑 Arsip Fawaid Ilmiyah :
t.me/fawaidsolo
Selengkapnya di https://problematikaumat.com/bintang-tsurayya-bukan-pertanda-hilangnya-corona/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar