Rabu, 28 April 2021

MENCINTAI DAN MEMBENCI SEKEDARNYA

MENCINTAI DAN MEMBENCI SEKEDARNYA

عن عبيد الكندي قَالَ: سَمِعْتُ عَلِيًّا يَقُولُ لِابْنِ الْكَوَّاءِ: هَلْ تَدْرِي مَا قَالَ الْأَوَّلُ؟ "أَحْبِبْ حَبِيبَكَ هَوْنًا مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ بَغِيضَكَ يَوْمًا مَا، وَأَبْغِضْ بَغِيضَكَ هَوْنًا مَا، عَسَى أَنْ يَكُونَ حَبِيبَكَ يَوْمًا مَا".

'Ubaid Al kindi mengatakan: aku mendengar Ali berkata kepada Ibnul Kawwa'; tahukah kamu apa yang dikatakan oleh orang yang pertama (Rasulullah shalallahu alaihi wasallam )?: " Cintailah orang yang kau cinta sekedarnya saja, karena bisa jadi pada suatu hari dia menjadi orang yang kau benci. Bencilah orang yang kau benci sekedarnya, karena bisa jadi disuatu hari ia menjadi orang yang kau cinta".

Aslam berkata: Umar bin Khattab Radhiyallahu Anhu mengatakan: " Janganlah cintamu berlebihan dan bencimu membinasakan". Maka aku bertanya: apa maksudnya? Beliau menjawab: "Jika engkau mencintai seseorang, mencintainya berlebihan seperti cintanya anak-anak. Dan jika engkau membenci seseorang, kau inginkan orang tersebut binasa".

Al Hasan Al Basri mengatakan: "cintai dan bencilah sekedarnya. Sungguh telah binasa suatu kaum disebabkan berlebihan dalam mencintai sebagian orang. Dan binasa yang lain, disebabkan berlebihan membenci sebagian orang ".

(Dinukil secara ringkas dari Al adabul mufrad imam Bukhari beserta syarahnya jilid 3 hal: 407,  408.)

✍🏻 Faedah dari:
• Ustadz Zuhair Syarif hafizhahullah

t.me/kumpulannasihatislami

Selasa, 27 April 2021

DOA AGAR TERJAGA DARI KENGERIAN DALAM MIMPI

DOA AGAR TERJAGA DARI KENGERIAN DALAM MIMPI

جاءَ رجلٌ إلى النبيِّ ﷺ فشكَا إليهِ أهاويلَ يراها في المنامِ ( يعني أشياء مخيفة مفزعة )
فقال له النبي صلى الله عليه وسلم,
"( إذا أويتَ إلى فراشِكَ فقلْ :
أعوذُ بكلماتِ اللَّـهِ التامَّة من غضبِهِ وعقابِهِ ومِن شرِّ عبادِهِ
و من همزاتِ  الشياطينِ ، و أنْ يحضرونَ )."

"Ada seseorang mendatangi Rasulullah ﷺ kemudian mengeluhkan tentang kengerian-kengerian yang dia lihat didalam mimpinya, yaitu sesuatu yang menakutkan dan menggelisahkan.
Maka Rasulullah ﷺ pun mengajarkan sebuah doa kepada orang tersebut,
Apabila engkau pergi menuju pembaringanmu maka ucapkanlah (yang artinya),
'Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kemurkaan-Nya, siksa-Nya, kejelekan para​ hamba-Nya dan dari godaan setan dan kehadirannya.'

📓 Hadits Hasan lighairih dalam
Silsilah as-Shahihah no. 264

t.me/KajianIslamTemanggung

Jumat, 23 April 2021

Ayah Yang Terlupakan

Ayah Yang Terlupakan

Dek, semoga saat membaca tulisan ini, adek tidak melupakan sosok ayah yang jasa kebaikannya tak mungkin diabaikan. Ayah adalah sosok yang tak tergantikan. Adek akan merasakan betapa pentingnya seorang ayah setelah wafat atau saat adek kelak menjadi seorang ayah. Percayalah !

Bagaimana mungkin adek membenci ayah, sementara nasab adek ditetapkan syariat selalu bergandengan dengan ayah. Adek adalah bin ayah adek, bukan ? Bukankah sedemikian terhormat kedudukan seorang ayah dalam kacamata Islam ?

Ayah yang adek anggap kurang peduli. Ayah yang adek nilai jarang bercerita. Ayah yang adek pandang sedikit perhatian. Ayah yang adek bilang galak dan pemarah. Ayah yang adek katakan dingin dan beku. Ingatlah selalu bahwa hadirmu di dunia ini dikarenakan seorang ayah yang adek lupakan ! Jika bukan dengan sebab ayah, adakah dirimu di dunia ini ?

Dek, hormatilah ayahmu ! Sa'id, anaknya Sufyan ats Tsauri berkisah, ”Tidak pernah aku bersikap kasar kepada ayahku. Sungguh, terkadang saya sedang shalat sunnah, ayahku memanggil namaku. Aku putus shalat itu demi menyambut beliau” (Makarimul Akhlaq, Ibnu Abi Dunya)

Berbaktilah kepada ayahmu ! Seberapapun baktimu mustahil sebanding dengan kebaikan ayahmu yang tak engkau anggap itu. Ketika keluarga Barmak dipenjarakan di masa kekhilafahan Abbasiyyah, ada al Fadhl dan ayahnya bernama Yahya yang turut dipenjara. Ayahnya dikarenakan faktor usia, tidak mampu berwudhu dan minum kecuali dengan air hangat.

Saat musim dingin tiba, sipir penjara tidak mengijinkan kayu bakar dibawa masuk ke dalam sel. Al Fadhl menyiapkan panci yang diisi air penuh lalu berdiri di dekat lampu sambil memegang panci untuk memanaskan air untuk ayahnya. (al Wafi bil Wafayat, 24/54)

Tentu bukan pekerjaan ringan memanaskan air hanya dengan didekatkan ke lampu yang pastinya berapi kecil. Namun, begitulah bakti seorang anak kepada ayah.

Dek, mungkin adek merasa lebih pintar dari ayahmu  bahkan bisa jadi demikian. Barangkali adek lebih berilmu dibanding ayahmu. Namun jangan lupa, kedudukan seorang ayah tetap tak bisa disamai.

Abdur Razzaq as Shan'ani meriwayatkan dalam al Mushannaf pendapat Atha' yang berbunyi, ”Seorang anak tidak semestinya menjadi imam shalat bagi ayahnya, meskipun dia lebih faqih/pandai”

Muhammad bin Abdurrahman bin Abi Zinad menuntut ilmu hadits bersama-sama dengan ayahnya.Usia ayah dan anak hanya terpaut 17 tahun. Mereka berdua belajar di majlis yang sama. Belajar kepada guru-guru yang sama. Namun apa jawabannya ketika diminta untuk menyampaikan hadits ? “Bisakah saya menyampaikan hadits sementara ayahku masih hidup ?”, begitu katanya.

Dalam Tarikh Baghdad, Muhammad bin Abdurrahman disebut sebagai “seorang anak yang sangat berbakti, segan dan menghormati ayahnya”.

Dek, baarakallahu fiik. Saya ingin mengulang lagi bahwa jasa-jasa seorang ayah tidak dapat dinilai dengan apapun.

Ketika Abdullah bin Zubair meninggal dunia, Amir anaknya selalu mendoakan kebaikan. Katanya, ”Ayahku meninggal dunia. Setahun penuh setelahnya tidak ada yang saya minta kepada Allah kecuali harapan agar beliau diampuni” (Tarikh Damaskus, Ibnu Asakir)

Subhaanallah ! Itulah bakti kaum Salaf kepada seorang ayah. Bagaimana denganmu, Dek ? Kapan terakhir kali adek mendoakan kebaikan untuk ayahmu ?

Dek, ingatlah suatu masa nanti setelah adek menjadi seorang ayah. Bisa jadi anakmu akan memperlakukanmu sebagaimana adek memperlakukan ayahmu. Berbaktilah dan muliakanlah ayahmu ! Jangan adek menyakiti dan membenci ayah !

As Safarini al Hanbali (Ghadza-ul Albab) menyebutkan cerita Tsabit al Bunani tentang seorang anak yang memukul ayahnya di bagian tertentu. Ada yang menegur. Tetapi si ayah malah mememinta untuk dibiarkan saja. Kenapa ? “Dulu saya pernah memukul ayahku di bagian ini, maka sekarang aku diuji dengan anakku sendiri yang memukul di bagian yang sama”.

Pikirkanlah baik-baik, Dek ! Masak-masaklah dalam melangkah ! Benar-benarlah untuk mengambil sikap terhadap ayahmu ! Boleh jadi sikapmu hari ini kepada ayahmu, sama dengan sikap anakmu di lain waktu.

Dek, mungkin menurut adek, ayahmu kurang ideal. Bukan sosok ayah yang bisa dibanggakan. Bukan figur ayah yang dapat diandalkan. Barangkali ayahmu tidak dapat mewujudkan harapan-harapanmu.

Iya, ayahmu memang terbatas. Ayahmu tidak sempurna. Ayahmu tidak pandai bercerita. Ayahmu tidak selalu menjawab pertanyaanmu. Ayahmu tidak selalu ada waktu untukmu. Ayahmu jarang tersenyum untukmu.

Namun, apakah itu adek jadikan alasan untuk membenci ? Kurang menghormati ?

Dek, ingatlah bagaimana nabi Ibrahim berbicara dengan ayahnya yang kafir. Ayahnya yang musyrik. Nabi Ibrahim tetap memanggil dengan “yaa Abati”, duhai ayahanda. Nabi Ibrahim berbicara dengan lemah lembut dan penuh cinta. Memilih kata dan merangkai kalimat seindah mungkin. Berbahasa sesopan-sopannya.

Bagaimana denganmu, Dek ?

Ijinkan saya memberimu nasehat, Dek. Selagi ayahmu masih sehat. Mumpung ayahmu masih ada. Senangkanlah hatinya. Bahagiakanlah dirinya. Jangan membuatnya kecewa. Jangan bikin dirinya susah.

Kalau ada kesempatan, peluklah ayahmu. Dekap sekuat-kuatnya. Sambil berbisik, ”Terima kasih, ayahku. Kebaikan-kebaikan ayah tak mungkin ananda balas”. Jangan malu dan jangan sungkan untuk melanjutkan, ”Maafkan anakmu yang telah banyak berbuat salah”.

Lakukanlah sebelum ayahmu tiada. Jangan sampai menyesal saat tidak ada lagi tubuh renta dan rapuh yang pantas engkau dekap. Momentum memeluk ayah adalah momentum yang sangat indah. Momentum yang selalu dirindukan. Momentum yang terus terkenang, termasuk saya yang menulis surat ini untukmu, Dek.

Ya Allah, ampunilah aku dan ampunilah ayahku. Curahkanlah rahmat-Mu kepada ayahku sebagaimana beliau telah merawat dan menjagaku sejak kecil.
 

Ruang tamu Masjid Polres Selayar
08 Ramadhan 1442 H

@anakmudadansalaf

Kamis, 22 April 2021

DOAKAN KEDUA ORANG TUA DI BULAN RAMADHAN INI !

🤲🏻🏡🌕 DOAKAN KEDUA ORANG TUA DI BULAN RAMADHAN INI !

🔊 Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah menjelaskan,

ﻳﻨﺒﻐﻲ ﻟﻄﻠﺒﺔ اﻟﻌﻠﻢ ﺃﻥ ﻳﻨﺸﺮﻭا ﺑﻴﻦ اﻟﻌﺎﻣﺔ ﺃﻥ ﻋﺸﺎء اﻟﻮاﻟﺪﻳﻦ اﻟﺬﻱ ﻳﻜﻮﻥ ﻓﻲ ﺭﻣﻀﺎﻥ ﻟﻴﺲ ﻫﻮ ﻛﻞ ﺷﻲء! ﺩﻋﺎءﻙ ﻟﻮاﻟﺪﻙ ﻓﻲ ﺻﻼﺓ اﻟﺘﺮاﻭﻳﺢ ﺃﻭ ﺻﻼﺓ اﻟﺘﻬﺠﺪ ﺃﻓﻀﻞ ﺑﻜﺜﻴﺮ ﻣﻦ ﺃﻥ ﺗﺬﺑﺢ ﻟﻪ ﻋﺸﺮ ﻧﻮﻕ.

"Seyogyanya para penuntut ilmu menjelaskan kepada orang awam bahwasannya jamuan malam untuk kedua orang tua di bulan Ramadhan bukanlah segalanya.

Namun doa yang kamu panjatkan untuk (kedua) orang tuamu ketika shalat tarawih atau shalat tahajjud itu jauh lebih utama dibanding kamu menyembelihkan untuknya 10 ekor unta."

📚 Liqaa' Baab al-Maftuuh 115

t.me/KajianIslamTemanggung

PERGOLAKAN DUA JIWA MANUSIA

↔️👋🏽👣 PERGOLAKAN DUA JIWA MANUSIA

🎙️ Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah berkata,

"ما من إنسان إلا وفيه نفسان :
نفس مطمئنة ونفس أمارة بالسوء،وهاتان النفسان دائما تتصارعان،فأيهما غلب كان مسير الإنسان نحوه."

"Tidaklah pada setiap manusia melainkan ada padanya dua jiwa. Jiwa yang tenang dan jiwa yang selalu mengajak kepada kejelekan. Keduanya jiwa ini akan saling beradu dan siapakah di antara keduanya yang menang, maka (kecondongan) manusia akan menuju ke arahnya."

📓 At-Ta'liq alal Muntaqa (3/102)

t.me/KajianIslamTemanggung

KESENANGAN DUNIA TIDAK AKAN BERLANGSUNG SELAMANYA !

⛔🌎💯 KESENANGAN DUNIA TIDAK AKAN BERLANGSUNG SELAMANYA !

💬 Sufyan ats-Tsauri rahimahullah mengatakan,

عافانا اللهُ وإيّاك من السوء كلِّه
يا أخي إنَّ الدنيا غمُّها لا يَفنىٰ، وفرحها لا يدوم، وفكرها لا ينقضي، فاعمل لنفسك حتى تنجوَ"

"Semoga ALLAH menyelamatkan kami dan engkau dari seluruh kejelekan.
Wahai saudaraku,
sesungguhnya dunia itu kesedihannya tidak akan hilang, kesenangannya tidak akan berlangsung selamanya dan memikirkannya tidak akan pernah selesai. Maka beramallah untuk dirimu sampai engkau selamat."

✍️ Hilyatul Auliya 5/7

t.me/KajianIslamTemanggung

Jumat, 16 April 2021

SEMAIKANLAH MEREKA !

SEMAIKANLAH MEREKA !

Ibarat benih, anak-anak haruslah disemaikan. Agar tumbuh, berbunga, berbuah dan terus selalu berbuah, anak-anak harus dipilihkan lahan belajar yang baik. Mereka mesti dirawat dan diperhatikan. Perlakukanlah anak-anak sebagai manusia yang punya hati, keinginan, pikiran dan perasaan. Sebab, anak-anak kita bukan sebatang kayu atau sepotong ranting tak bernyawa.

Mendidik anak perlu cara dan langkahnya. Mereka jelas berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak memiliki alam dan hawa hidup sendiri. Sebagai pendidik, tidak ada pilihan selain bersabar sambil berusaha memahami. Sehingga, seorang pendidik bisa maksimal mengarahkan dan membentuk mereka.

Tugas ini sangat berat ! Tidak bisa dipikul oleh seorang-seorang. Bisa dikata tugas ini begitu komplek, sehingga harus dipikirkan dan dikerjakan bersama.

Tahapan paling mendasar adalah sadar sepenuhnya bahwa berkecimpung di dunia pendidikan anak adalah kesempatan emas untuk mendulang pahala sebanyak-banyaknya.

Ingat, pendidikan anak yang saya maksud adalah pendidikan agama. Terkhusus al Quran dan hadits Nabi beserta seluruh perangkatnya. Bukan pendidikan duniawi!

Mendidik anak belajar agama adalah jihad fi sabilillah.

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam bersabda :

مَنْ دَخَلَ مَسْجِدَنَا هَذَا لِيَتَعَلَّمَ خَيْرًا أَوْ لِيُعَلِّمَهُ كَانَ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ

"Barangsiapa masuk masjid kami ini untuk belajar kebaikan atau mengajarkannya,ibaratnya ia adalah seorang mujahid fi sabilillah".
(HR Abu Dawud)

Anda wahai, Saudaraku ! Selalulah menghadirkan niat bahwa ketika mempersiapkan materi pelajaran, Anda sedang berjihad. Saat berangkat ke lokasi belajar, Anda sedang berjihad. Apabila Anda menyapa dan berbicara dengan anak-anak didik, Anda sedang berjihad. Sewaktu Anda membantu mereka menulis atau melafalkan huruf-huruf hijaiyyah, Anda sedang berjihad. Waktu dan hidup yang Anda habiskan untuk terlibat aktif dalam proses belajar mengajar, artinya Anda sedang melaksanakan jihad fi sabilillah.

Saudaraku, jangan lewatkan momentum indah dalam hidupmu ! Momentum paling berkesan saat mendampingi anak-anak kecil itu untuk menapaki kehidupan dan menatap masa depan. Anda menjadi bagian terbaik dalam hidup mereka. Dan jangan lupa, mereka juga bagian terindah dalam hidup Anda.

Semestinya satu sabda Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam sudah cukup bagi Anda untuk mengambil keputusan tanpa sedikitpun ragu. Tiada bimbang tersisa. Yakin memutuskan dan memilih jalan hidup, yakni mendidik anak-anak kaum muslimin.

Resapi dan hayati sabda Nabi shalallahu alaihi wasallam di bawah ini ! Jangan bilang Anda punya hati jika tidak tergetar. Usah Anda bilang punya hati bila tak terguncang.

"Sungguh! Allah Ta'ala, malaikat-malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi semuanya, bahkan semut di sarangnya, juga ikan-ikan, mereka menyampaikan doa-doa kebaikan untuk para pengajar kebaikan untuk umat manusia".

Tidakkah Anda inginkan? Apakah Anda tak maukan?

Hidup dalam naungan doa-doa kebaikan. Hidup dipenuhi doa-doa dari yang tidak pernah mampu kita ketahui seberapa banyak yang mendoakan.

Indah dan damai nian hidup ! Dalam doa-doa kebaikan.

Saudaraku, tak seharusnya Anda menunggu diajak agar beranjak. Menanti diundang supaya temandang. Mengharap disertakan sehingga berjalan. Jangan ! Jangan demikian !

Mulailah dari diri Anda ! Lahirkan sebuah kesadaran bahwa mendidik anak-anak adalah perjuangan suci. Mendidik anak-anak merupakan tugas mulia. Jangan bosan ! Jangan jenuh ! Jangan mudah mengeluh !

Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam pernah menjelaskan bahwa sebaik-baik orang adalah yang belajar dan mengajarkan al Quran.

Hadits di atas adalah motivasi bagi Abu Abdurrahman as Sulami untuk menghabiskan umur mengajarkan al Quran. Ketahuilah bahwa al Quran yang kita baca saat ini sampai kepada kita melalui jalur Beliau.

Beliau sepanjang umur mengajar al Quran di masjid Kufah dan berkata, "Hadits di atas lah yang membuat saya senang hati berada di sini"

Nafi' bin Abdurrahman al Madani selama 70 tahun mengajarkan al Quran. Membimbing umat agar bisa membacanya.

Abu Manshur al Khayyath bersabar menjadi pendidik. Beliau dipuji oleh Adz Dzahabi, "Duduk mengajarkan al Quran sepanjang umur. Sudah banyak orang membaca al Quran dengan beliau". Abu Manshur adalah figur pendidik yang penyabar.

Buktinya ?

Beliau menuntun orang-orang buta sampai bisa mengkhatamkan al Quran. Jumlah orang buta yang dituntun mencapai 70. Adz Dzahabi memuji, "Orang yang mentalqin/menuntun 70 orang buta, maka telah banyak berbuat baik".

Saudaraku, marilah bersabar menjadi pengajar ! Ayolah berlapang dada saat mendampingi anak-anak didik. Lemah lembut lah ! Sayangi dan kasihi mereka !

Jangan kasari mereka !
Jauhkan dari sikap kaku ! Jangan membuat mereka lari dari belajar ! Jangan menjadikan mereka benci untuk belajar !

Semoga tiba saatnya ketika :

Anak-anak yang kini dianggap nakal, dibilang usil, dikata jail dan susah diatur...

Anak-anak yang pernah ngompol di kelas, tertidur di atas meja dan berbaju penuh keringat...

Anak-anak yang sekarang ini kadang menangis, senang teriak-teriak dan melompat-lompat...

Anak-anak yang kadang terlambat datang, tidak mengerjakan PR dan susah mengerjakan soal ujian....

Anak-anak yang cadel lidahnya, hafalannya lambat dan lemah dalam mengingat...

Insya Allah akan tiba saatnya ketika ; mereka dinyatakan selesai menempuh pendidikan, menjadi imam shalat dengan fasih, mengajarkan kitab-kitab ulama...anak-anak kecil kini, esok hari menjadi pelita umat, mercusuar ilmu dan penuntun dalam gelapnya kehidupan.

Saat mereka telah menjadi pejuang dakwah, di sana Anda bisa berharap pahala yang terus mengalir walau Anda telah berkalang tanah. Sebab, Anda telah menebar bibit kebaikan, menyemai benih ilmu yang bermanfaat.

Maka, semaikanlah mereka ! Anak-anak kita.

Jika Anda bisa mengajar, kenapa Anda berpikir yang lain !

Baarakallahu fiikum

Kaki Gunung Gede 04 April 2021

(Ust Mukhtar hafizhahullah)

Selasa, 13 April 2021

PERJUMPAAN DENGAN RAMADHAN ADALAH NIKMAT BESAR

PERJUMPAAN DENGAN RAMADHAN ADALAH NIKMAT BESAR

💬 Al-'Allamah Shalih bin Fauzan al-Fauzan hafidzahullah berkata,

‏فإن من أدرك شهر ⁧رمضان ⁩ ومكنه الله من ‏الانتفاع به فقد أنعم الله عليه نعمة عظيمة ‏لا يعدلها شيء

"Sesungguhnya orang yang menjumpai bulan Ramadhan lalu ALLAH ta'ala memberikan kemampuan untuk bisa memanfaatkan bulan tersebut (dengan baik), maka sungguh ALLAH ta'ala telah menganugrahkan kepadanya kenikmatan besar yang tidak tertandingi oleh apapun."

✍️ Majalis Syahri Ramadhan 11

t.me/KajianIslamTemanggung

Senin, 12 April 2021

KEKHAWATIRAN SEORANG MUKMIN

KEKHAWATIRAN SEORANG MUKMIN

💬 Syaikh Rabi' al-Madkhali hafidzahullah berkata,

" المُؤمِن يَخشى دَائما أن تتَغيرَ حَالهُ "

"Seorang mukmin selalu merasa khawatir akan berubah keadaannya (ke arah yang tidak baik)."

✍️ Marhaban ya Tholibal ilm 75

t.me/KajianIslamTemanggung

Sabtu, 10 April 2021

TIDAK BELAJAR ILMU AGAMA ADALAH PENYIA-NYIAAN TERHADAPNYA

TIDAK BELAJAR ILMU AGAMA ADALAH PENYIA-NYIAAN TERHADAPNYA

💬 Seseorang bertanya kepada Abu Hurairah radhiyallahu anhu,

"أريد أن أتعلَّم العلم وأخاف أن أُضِيعَه، فقال: كفى بترك العلم إضاعةً."

"Aku ingin mempelajari ilmu agama akan tetapi aku takut menyia-nyiakan ilmu tersebut.
Maka beliau berkata, 'Cukuplah meninggalkan ilmu agama dikatakan sebagai upaya penyia-nyian terhadapnya."

📓 Al-Bayan wat-Tibyan 1/257

t.me/KajianIslamTemanggung

DUA AYAT ISTIGHFAR DALAM AL-QUR'AN

DUA AYAT ISTIGHFAR DALAM AL-QUR'AN

🔊 Ibnu Mas'ud radhiyallahu anhu berkata,

آيتان ما أصاب عبدٌ ذنبًا فقرأهما ثم استغفر الله إلا غفر له:
{والذين إذا فعلوا فاحشة}
{ومن يعمل سوءا أويظلم نفسه}.

"Ada dua ayat, tidaklah seorang hamba mengerjakan suatu dosa kemudian membaca kedua ayat tersebut dan bertaubat, melainkan Allah akan mengampuninya. Dua ayat itu adalah
وَٱلَّذِينَ إِذَا فَعَلُوا۟ فَٰحِشَةً أَوْ ظَلَمُوٓا۟
Orang-orang apabila melakukan perbuatan keji
وَمَن يَعْمَلْ سُوٓءًا أَوْ يَظْلِمْ نَفْسَهُ
Barang siapa mengerjakan kejelekan atau menganiaya dirinya sendiri."

📚 Ibnu Abi Syaibah 30137.

t.me/KajianIslamTemanggung

Kamis, 08 April 2021

NIKMAT ALLAH TA'ALA JAUH LEBIH BANYAK

NIKMAT ALLAH TA'ALA JAUH LEBIH BANYAK

🎙️ Syaikh Shalih Fauzan hafidzahullah berkata,

"لو قارن الإنسان عمله بِنِعَمِ الله عليه لما بلغت شيئًا يُذكر أمام هذه النعم، فالعمل قليلٌ وإن كَثُر؛ لأنَّ نِعَم الله أكثر وأكثر."

"Seandainya seseorang membandingkan amalan-amalannya dengan berbagai nikmat Allah yang dikaruniakan kepadanya, niscaya amalan yang disebutkan di hadapan nikmat itu tidak akan sebanding sedikitpun.

Amalan itu sedikit walaupun seseorang banyak beramal, karena nikmat Allah jauh lebih banyak."

📓 Syarah Usulil Iman 252

t.me/KajianIslamTemanggung

Rabu, 07 April 2021

NASAB BUKAN BAROMETER PUJIAN & CELAAN

NASAB BUKAN BAROMETER PUJIAN & CELAAN

🎙️ Syaikhul Islam rahimahullah mengatakan,

"ليسَ في كتاب الله آية واحدة يَمدَحُ فيها أحدًا بنسبِه ، ولا يَذمّ أحدًا بنسبِه ، وإنما يَمدح بالإيمان والتقوى ويَذمّ بالكفر والفُسوق والعِصيان!."

"Tidak ada satu pun ayat di dalam kitabullah yang menyebutkan pujian kepada seseorang karena nasabnya (garis keturunannya) dan tidak pula mencela seseorang karena nasabnya. Namun hanyalah Allah ta'ala memuji seseorang karena iman dan takwanya serta mencela seseorang karena kekafiran, kefasikan dan kemaksiatannya."

📚 Majmu' al-Fatawa (35/230)

t.me/KajianIslamTemanggung

Senin, 05 April 2021

HAFALAN AL-QUR'AN ADALAH NIKMAT YANG AGUNG

HAFALAN AL-QUR'AN ADALAH NIKMAT YANG AGUNG

💬 Syaikh ibnu 'Utsaimin rahimahullah berkata,

"لِيعلَم أَنَّ اللَّه تَعالىٰ إذَا منَّ عَلىٰ الإنسَان بِحفظِ شَيء مِن كِتابه فَإنَّه مِن النِّعم العَظيمةِ التِي لا يَنبغِي للإنسَانِ أَن يُهمِلهَا."

"Hendaknya diketahui bahwasannya apabila ALLAH ta'ala memberikan anugerah kepada seseorang dengan menghafal sebagian ayat dari kitab-Nya, maka itu sungguh termasuk nikmat yang sangat besar sehingga tidak sepantasnya seseorang untuk mengabaikannya."

✍️ Al-Liqoousy Syahrii 57

t.me/KajianIslamTemanggung

Jumat, 02 April 2021

NASEHAT AGAR TETAP TEGAR MENGHADAPI COBAAN

NASEHAT AGAR TETAP TEGAR MENGHADAPI COBAAN

💬 Syaikh ibnu'Utsaimin rahimahullah Berkata,

فيا أيها المبتلىٰ اصبر على البلوىٰ، واذكر من هو أعظم منك وأكثر ضررًا، ثم انظر إلى ما أنعم الله به عليك من الإيمان، واستعن به على مقاومة المصائب بالصبر، ومقابلة النعم بالشكران.

"Wahai orang-orang yang diuji, bersabarlah dalam menghadapi cobaan. Ingatlah orang yang lebih besar cobaannya daripada engkau dan lebih banyak kerugiannya.

Kemudian lihatlah nikmat yang telah ALLAH berikan kepadamu berupa keimanan dan mintalah pertolongan kepada ALLAH agar bisa menghadapi musibah dengan kesabaran serta membalas kenikmatan dengan rasa syukur."

✍️ Ad-Dhiyaul Laami' 1/118

t.me/KajianIslamTemanggung