Selasa, 18 Mei 2021

KEJUJURAN DALAM JUAL BELI

KEJUJURAN DALAM JUAL BELI

💡 Imam Muslim (no. 102) menyebutkan sebuah riwayat dari Abu Hurairah radhiallahu anhu yang menjelaskan bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah berjalan melintasi seorang pedagang bahan makanan.

Pada tumpukan bahan makanan itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam memasukan tangan sampai ke dasar. Ternyata beliau menemukan basah.

Beliau bertanya ke pemilik bahan makanan, “Basah apa ini, wahai pemilik bahan makanan?”

Ia menjawab, “Terkena air hujan, wahai Rasulullah.”

Setelah itu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

أَفَلَا جَعَلْتَهُ فَوْقَ الطَّعَامِ كَيْ يَرَاهُ النَّاسُ؟ مَنْ غَشَّ فَلَيْسَ مِنِّي

”Mengapa engkau tidak meletakkan yang basah itu di bagian atas agar dapat dilihat orang? Barang siapa menipu, ia bukan bagian dariku.”

📝 Kejujuran dalam berjual-beli memang sangat ditekankan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Kejujuran adalah landasan utama untuk mewujudkan pasar yang kondusif, ekonomi yang kuat, dan perdagangan yang sehat. Baik sebagai produsen, distributor, maupun konsumen, setiap pihak diharuskan selalu mengedepankan sikap jujur. Menipu, berbohong, atau menutupi-nutupi, akan merusak keseimbangan pasar.

✔️ Si pedagang bahan makanan yang ditegur oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam di atas tidak bermaksud menutup-nutupi. Basah yang terletak di bagian dasar bahan makanan merupakan efek dari curahan hujan. Itu pun diingatkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan nada yang cukup keras. Lantas bagaimana halnya dengan mereka yang jelas-jelas menipu dan sengaja berbohong dalam praktik jual belinya ?

Simak selengkapnya:

asysyariah.com/berfikih-sebelum-berdagang/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar