As Syaabul Qatiiil (yang dibunuh di usia muda)
Membahas Zuhair bin Abi Sulma pada tulisan lalu, rupanya membawa kepada Tharafah Ibnul 'Abd.
Bait syair Tharafah pertama kali saya baca dalam pelajaran Syarah Qathrun Nada karya Ibnu Hisyam saat membahas Isim Maushul.
Bait itu berbunyi :
ستُبْدِي لكَ الأَيَّامُ مَا كُنْتَ جاهلًا ... وَيَأْتِيكَ بالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوَّدِ
Hari-hari esok akan menyingkap apa yang belum engkau tahu saat ini
Berita demi berita akan tiba padamu dari seseorang yang apapun untuknya tidak engkau beri
Walau dipelajari dalam ilmu Nahwu, namun bait syair ini sering digunakan ketika menanti kabar yang tak kunjung pasti.
Terkadang, saat orang penasaran dengan apa yang sedang terjadi, bait syair ini pun dipakai.
Ada juga tipe orang yang memang serba ingin tahu -walau bukan kapasitas dan tidak ada hubungan dengannya-, kepadanya bait syair ini bisa ditujukan juga.
oooo___oooo
Ibunda Aisyah (riwayat Imam Ahmad 6/31 dan 146) bercerita ; Apabila Nabi Muhammad sedang menunggu berita, beliau mengucapkan potongan bait syair karya Tharafah :
وَيَأْتِيكَ بالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوَّدِ
Hadits ini disahihkan Al Albani dalam Silsilah Sahihah (2057).
Dalam riwayat lain, Ibunda Aisyah menjelaskan bahwa kadang-kadang Nabi Muhammad mengucapkan penggalan bait syair di atas saat masuk rumah. (Sahih Adabul Mufrad, Al Albani, 305)
Al Mubarakfuri (Tuhfatul Ahwadzi 8/114) menerangkan makna potongan bait syair di atas, “Hari-hari esok akan memperlihatkan kepadamu hal-hal yang sebelumnya engkau tidak mengetahui. Orang-orang akan bercerita kepadamu, padahal engkau tidak memberi mereka bekal apapun”
Terkait kita, seringkali memang penasaran tentang sebuah peristiwa. Bagaimana awal mulanya? Seperti apakah prosesnya? Kira-kira akan berakhir bagaimana? Serba ingin tahu dan tidak mau ketinggalan berita.
Padahal, seringkali, hal-hal itu tidak terlalu urgen. Bukan prinsip. Andainya pun tidak tahu, tidak masalah. Bahkan, jika ikut mengetahui, boleh jadi malah membuat pusing. Membuat pikiran runyam. Apalagi menganggap dirinya harus terlibat dalam proses berita.
Sudahlah, Anak Muda! Fokus saja pada dirimu untuk berbenah diri. Konsentrasi saja pada thalabul ilmi. Tingkatkan ibadahmu kepada Allah Ta'ala. Tidak semua berita harus engkau ikuti. Lebih-lebih lagi engkau bukan di bidangnya.
Tenang saja, tanpa engkau cari, berita-berita yang telah pasti bahkan lebih lengkap toh akan datang sendiri.
oooo____oooo
Tharafah adalah gelar yang berawal dari sebuah bait syair yang dibuatnya. Nama aslinya ; Amr ibnul 'Abd. Ayahnya meninggal dunia semasih Tharafah kecil.
Sejak anak-anak, Tharafah senang dan tertarik dengan karya sastra, terutama bermain dan merangkai kata. Oleh sebab itu, di antara tujuh pujangga besar masa jahiliah, Tharafah yang paling muda.
Tharafah menempati urutan kedua setelah Imru'ul Qais.
Salah satu karya syairnya yang terdiri dari 103 bait terpilih dan dimasukkan dalam al mu'allaqat as sab'u yang dipajang di dinding Ka'bah bertinta emas.
Tharafah juga disebut as syaabul qatiiil (yang dibunuh di usia muda). Kenapa?
Di usia 20-an tahun, bahkan ada yang berpendapat belum genap 20 tahun, Tharafah meninggal dunia. Kenapa? Tharafah mati oleh lisannya sendiri.
Dalam sebuah syair yang digubahnya, Tharafah menyinggung Amr bin Hind, raja al Hiirah.
Al Hiirah sendiri adalah sebuah kota berjarak 3 mil dari Kufah. Raja-raja Arab di masa jahiliah menetap dan membangun istana di al Hiirah. Sehingga, bisa dikata, Tharafah menyinggung raja Arab yang saat itu sedang berkuasa.
Melalui cerita yang lumayan panjang, Tharafah akhirnya dieksekusi mati oleh penguasa Bahrain atas perintah raja Arab.
Anak Muda, kisah Tharafah ini mengingatkan kita bahwa lisan harus dijaga.
Walau diakui mengendalikan lisan sangatlah susah, namun dengan menyadari akibat buruknya, seseorang akan lebih mudah mengekangnya.
Ingatlah bahwa akibat lisanmu, bisa jadi ketenangan berubah menjadi kekacauan. Persaudaraan remuk redam. Persahabatan rubuh runtuh. Pertemanan hancur lebur.
Dan, akan tiba saatnya, ketika seseorang yang tidak menjaga lisan, akan dirugikan dan pasti hancur akibat lisannya sendiri.
Tidak percaya? Kenapa lupa dengan ucapan Tharafah? Bait ke 102 dan 103.
ستُبْدِي لكَ الأَيَّامُ مَا كُنْتَ جاهلًا ... وَيَأْتِيكَ بالأَخْبَارِ مَنْ لَمْ تُزَوَّدِ
وَيَأْتِيكَ بالأَخْبَارِ من لَمْ تَبعْ لَهُ ... بَتاتًا وَلَمْ تضرِبْ لَهُ وَقْتَ مَوْعِدِ
Hari-hari esok akan menyingkap apa yang belum engkau tahu saat ini
Berita demi berita akan tiba padamu dari seseorang yang apapun untuknya tidak engkau beri
Orang yang tidak engkau belikan bekal perjalanan akan bercerita nanti
Padahal engkau tak pernah sepakat tentang waktu dalam janji
Lendah, 23 Agustus 2021
@anakmudadansalaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar