Apakah Kalian Hendak Lari Menjauh Dari Surga?!
Sahabat Ammar bin Yasir memiliki banyak keutamaan. Antara lain, tidak ada kaum Muhajirin yang kedua orangtuanya masuk Islam kecuali orangtua Ammar.
Ammar termasuk gelombang pertama yang masuk Islam. Semua pertempuran beliau ikuti, termasuk perang Badar.
Adz Dzahabi dalam Siyar A'lam Nubala menyebutkan cerita Ibnu Umar yang menjadi saksi mata perjuangan dan pengorbanan Ammar bin Yasir dalam perang Yamamah.
Naik ke atas batu besar dan tinggi, Ammar memotivasi pasukan Islam,
"أ من الجنة تفرون؟ "
"Apakah kalian hendak lari menjauh dari surga?"
Padahal waktu itu, satu telinga beliau hampir putus dan menggantung. Ammar tidak pedulikan itu. Beliau tetap bertempur dengan semangat juang tinggi.
Iya, spirit ibadah mereka adalah meraih surga! Apapun terasa ringan dan mudah bila surga dijadikan pembanding.
Siapa bilang ibadah itu tidak lelah? Siapa juga yang bilang ibadah itu mudah?
Ibadah memang melelahkan. Ibadah memang berat.
Namun, jika surga yang selalu ada di pelupuk mata, yang berat menjadi ringan. Yang susah akan mudah.
"Apakah kalian hendak lari menjauh dari surga?"
Ada panggilan ke surga? Ada seruan ke surga?
Kenapa pura-pura tidak mendengar? Kenapa tidak segera menyambutnya? Kenapa malas-malasan mendatanginya? Kenapa seakan-akan tidak tertarik masuk surga?
Majlis ilmu memanggil, namun tidak tergerak.
Bakti orangtua terbuka, tetapi diabaikan begitu saja.
Ajakan donasi membangun masjid atau ma'had disampaikan, malah dilewatkan tanpa rasa.
Tawaran bergabung dalam kepanitiaan atau kepengurusan dakwah diberikan, kenapa dianggap beban? Apalagi dianggap mengganggu pekerjaan.
Kerjabakti atau gotong royong membangun asrama santri dishare di grup, kok bisa-bisanya sengaja diarsipkan tanpa dibuka?
Mendidik dan memperhatikan anak yang sebenarnya kewajiban orangtua, anehnya tidak dilaksanakan?
Bersikap lemah lembut kepada istri merupakan sifat penghuni surga, kenapa dibuang?
Taat kepada suami adalah jalan istri masuk surga, kenapa suka membantah?
"Apakah kalian hendak lari menjauh dari surga?"
Hisyam bin Al Ash adalah saudara kandung sahabat Amr bin Al Ash.
Dalam perang Ajnadain, Hisyam bin Al Ash memompa semangat pasukan Islam. Dengan suara lantang, Hisyam mengingatkan,
"أ من الجنة تفرون؟ "
"Apakah kalian hendak lari menjauh dari surga?"
Subhanallah! Demikianlah semangat generasi terbaik Islam.
Jalan ke surga yang mereka cari. Jalan ke surga yang hendak mereka tempuh.
Kini, bukan perang fisik yang dihadapi. Bukan beradu senjata yang dilakukan. Bukan alat-alat perang yang ada di tangan.
Kini, panggilan ke surga dapat disambut dengan thalabul ilmi, dengan taawun dakwah, dengan donasi pembangunan, dengan aktif dalam program pendidikan, dengan ibadah-ibadah lain yang banyak pilihannya.
Ketika namamu disebut karena diminta terlibat dalam dakwah, jangan merasa terbebani. Jangan menganggap akan membuat susah!
Ketika namamu disebut agar ikut serta dalam kerjabakti, untuk bantuan tenaga, untuk jadwal ronda, untuk membantu dana, jangan merasa berat!
Ucapkan Alhamdulillah dan bersyukurlah. Karena Allah masih memberimu jalan kebaikan. Allah memilihmu untuk berjuang di jalan-Nya. Engkau masih diharapkan manfaat dan kebaikannya.
Justru, ketika namamu tidak disebut, dirimu tidak diminta terlibat, bersedihlah! Di situ seharusnya engkau merasa susah.
Jangan-jangan engkau disulitkan untuk beribadah? Barangkali ada dosa yang menghalangi? Jangan-jangan tidak ada manfaat yang orang berharap darimu? Dan, ada apa denganmu?
Mendekatlah ke majlis ilmu! Mendekatlah ke orang-orang saleh! Agar engkau dekat dengan kebaikan. Agar dekat dengan jalan menuju surga.
Supaya saat ada panggilan ke surga, kita tidak lari menjauh. Tidak lari menghindari.
Ciater, 18 Oktober 2021
@anakmudadansalaf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar