Kamis, 01 Januari 2015

Memberi Nafkah Kepada Saudara Seayah Beda Ibu

Memberi Nafkah Kepada Saudara Yang Membutuhkan

الفتوى رقم ( 455 )

الحمد لله وحده ، وبعد :
فقد اطلعت اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء على خطاب معالي رئيس المكتب الخاص لجلالة الملك حفظه الله رقم (1489 \ 93 هـ) وتاريخ 19 \ 3 \ 1393 هـ والمحال من الأمانة العامة لهيئة كبار العلماء ، بشرح فضيلة رئيس إدارات البحوث العلمية والإفتاء والدعوة والإرشاد المتضمن أن امرأة تقدمت لجلالة الملك بمعروض ذكرت فيه أن زوجها توفي وترك ستة أبناء قصر ، ولهم أخوان من أبيهم موظفان ، والتمست تكليفهما بالصرف على إخوتهما ، ويطلب معاليه الإفادة هل الأخ ملزم بالصرف على إخوانه شرعا ، للعرض عن ذلك على أنظار جلالته؟
وبدراسة اللجنة الدائمة للاستفتاء أجابت بما يلي :
المذهب أن الإنسان تلزمه نفقة كل قريب له ؛ وذلك بثلاثة شروط :

⏪أحدها : أن يكون فقيرا لا مال له ولا كسب يستغني به عن إنفاق غيره عليه .

⏪الثاني : أن يكون ما ينفقه المنفق فاضلا عن نفقة نفسه ونفقة من هو أولى بالإنفاق عليه من ذلك الشخص المنفق عليه ، كزوجه ووالده وولده ؛ لقوله صلى الله عليه وسلم فيما رواه جابر بن عبد الله : « إذا كان أحدكم فقيرا فليبدأ بنفسه فإن كان فضل فعلى عياله فإن كان فضل فعلى قرابته » (1)
__________
(1) الشافعي 2 / 68 ، 68- 69 ، وأحمد 3 / 305, ومسلم 2 / 693 برقم (997) ، وأبو داود 4 / 266 برقم (3957) ، والنسائي 5 / 70 ، 7 / 304 برقم (2546 ، 4653 ، 4653) ، وعبد الرزاق 9 / 144 برقم (16681) ، وابن خزيمة 4 / 100 ، 102 ، برقم (2445 ، 2452) ، وابن حبان 2 / 128 ، 131- 132 ، 303 ، 304 ، 306 برقم (3339 ، 3342 ، 4931 ، 4932 ، 4934) والبيهقي 10 / 309 ، 309- 310 ، 310

⏪الثالث : أن يكون المنفق وارثا بالفعل ؛ لقوله تعالى : { وَعَلَى الْوَارِثِ مِثْلُ ذَلِكَ } (1) وذلك أن بين المتوارثين قرابة تقتضي كون الوارث أحق بمال الموروث من سائر الناس ، فتعين أن يختص بوجوب نفقته علي دون غيره ، ولا يؤثر على وجوب النفقة كون المنفق عليه ليس وارثا للمنفق ، وبهذا قال الحسن ومجاهد والنخعي وقتادة والحسن بن صالح وابن أبي ليلى وأبو ثور ، فإن كان للفقير أكثر من وارث يستطيع النفقة فإن نفقته على ورثته بقدر إرثهم ما لم يكن أحد الورثة أبا ، فإن كان فيهم أب وجبت النفقة عليه وحده لقوله تعالى : { وَعَلَى الْمَوْلُودِ لَهُ رِزْقُهُنَّ } (2) وقوله لهند زوجة أبي سفيان : « خذي ما يكفيك وولدك بالمعروف » (3) .

وبالله التوفيق ، وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم .

🔵اللجنة الدائمة للبحوث العلمية والإفتاء

💫عضو ... عضو ... نائب الرئيس
عبد الله بن سليمان بن منيع ... عبد الله بن عبد الرحمن بن غديان ... عبد الرزاق عفيفي
__________
(1) سورة البقرة الآية 233
(2) سورة البقرة الآية 233
(3) صحيح البخاري النفقات (5049),صحيح مسلم الأقضية (1714),سنن النسائي آداب القضاة (5420),سنن أبو داود البيوع (3532),سنن ابن ماجه التجارات (2293),مسند أحمد بن حنبل (6/206),سنن الدارمي النكاح (2259).

📃Fatwa Nomor:455

Segala puji hanya bagi Allah. Amma ba'du,
Komite Tetap Riset Ilmiah dan Fatwa telah menelaah tentang permohonan fatwa dari Kepala Dewan Khusus Kerajaan, No. 1489/93 H, tanggal 19/3/1393 H, yang dilimpahkan kepada Komite Sekretariat Jenderal Dewan Ulama Senior. Direktur Lembaga Riset Ilmiah, Fatwa, Dakwah, dan Penyuluhan menjelaskan bahwa seorang wanita mengirim pengaduannya kepada Yang Mulia Raja tentang suaminya yang wafat dan meninggalkan enam orang anak yang masih kecil-kecil, dan dua anak laki-laki yang telah bekerja, dari istri yang berbeda. Wanita itu meminta kepada mereka berdua untuk memberi nafkah saudara-saudara seayah mereka. Oleh karena itu, Kepala Dewan bertanya apakah menurut syariat keduanya diwajibkan memberi nafkah kepada saudara-saudaranya?

📝Jawaban fatwa atas hal ini akan ditembuskan kepada Yang Mulia Raja.
Setelah melakukan pengkajian terhadap permasalahan yang diajukan, maka Komite menjawab sebagai berikut:

✅Menurut pendapat yang paling benar, bahwa seseorang berkewajiban memberi nafkah kerabat dekatnya, dengan tiga syarat:

➡Pertama, orang yang diberi nafkah itu adalah orang miskin, tidak memiliki harta atau penghasilan, yang bertujuan agar mereka tidak meminta sedekah kepada orang lain.

➡Kedua, nafkah yang diberikan adalah kelebihan dari kebutuhan pribadinya dan orang-orang yang lebih berhak menerima nafkah seperti istri, orang tua, dan anaknya. Ini berdasarkan sabda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdillah,

"Jika salah seorang dari kalian fakir, maka mulailah (memberi nafkah) dari dirinya sendiri. Jika terdapat sisa dari hartanya, maka hendaknya dia menafkahi orang-orang yang menjadi tanggung jawabnya. Jika masih terdapat kelebihan dari hartanya, maka hendaklah dia menafkahi para kerabatnyanya."

➡Ketiga, orang yang memberi nafkah tersebut adalah ahli warisnya, berdasarkan firman Allah Ta'ala,

"Dan pewaris pun berkewajiban demikian Dengan adanya hubungan kekerabatan antar ahli waris, maka ahli waris lebih berhak untuk menerima bantuan dari saudaranya (yang akan mewarisinya kelak), dibandingkan orang lain."
🔑Dengan demikian, secara khusus dia diwajibkan memberi nafkah kepada ahli warisnya bukan kerabat yang lain. Namun, sekalipun tidak memiliki hubungan ahli waris, memberi nafkah kepada kerabat tetap wajib. Ini sesuai dengan pendapat Hasan, Mujahid, Nakha'i, Qatadah, Hasan bin Shalih, Ibnu Abu Laila, dan Abu Tsaur.

📉Apabila seseorang yang miskin memiliki lebih dari satu ahli waris yang mampu memberi nafkah, maka kewajibannya ditanggung oleh semua ahli warisnya sesuai ketentuan besaran persentase waris mereka, dengan syarat bahwa salah satu ahli waris tersebut bukan bapaknya.

🔩Sebab, seorang bapak wajib memberi nafkah kepada anaknya yang miskin tersebut sendirian, berdasarkan firman Allah Ta'ala,

"Dan kewajiban ayah memberi makan kepada para ibu."

⏳Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam berkata kepada Hindun istri Abu Sufyan, "Ambillah apa yang mencukupimu dan anakmu secara wajar."

Wabillahittaufiq, wa Shallallahu 'ala Nabiyyina Muhammad wa Alihi wa Shahbihi wa Sallam.

📚Al-Lajnah ad-Daimah Lilbuhutsil Ilmiyyah wal Ifta'

🌴Wakil Ketua: Asy-Syaikh Abdurrazzaq Afifi

Anggota: Asy-Syaikh Abdullah bin Abdurrahman bin Ghudayyan, Asy-Syaikh Abdullah bin Sulaiman bin Mani'

📊WhatsApp Al-Ukhuwwah

🍀🍃🍀🍃🍀🍃

Tidak ada komentar:

Posting Komentar