Kamis, 05 Maret 2015

CARA MENYIKAPI ORANG YANG MELAKUKAN NAMIMAH

CARA MENYIKAPI ORANG YANG MELAKUKAN NAMIMAH

โ˜Siapa saja yang menjumpai namimah [1] dengan seseorang mengatakan kepadanya:

โ€œSi fulan mencelamu demikian demikian.โ€

๐Ÿ‘‹Maka wajib atasnya untuk melakukan 6 perkara:

1]. Jangan membenarkan ucapannya, karena orang yang suka melakukan namimah dihukumi sebagai orang yang fasik sehingga beritanya tertolak.

2]. Melarangnya dari perbuatan tersebut, menasehatinya, serta mencela perbutannya.

3]. Membencinya karena Allah karena dia adalah orang yang dibenci di sisi Allah, dan membenci karena Allah hukumnya wajib.

4]. Jangan menyangka buruk terhadap orang yang disampaikan berita tersebut darinya. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโ€™ala:

ุงุฌู’ุชูŽู†ูุจููˆุง ูƒูŽุซููŠู’ุฑู‹ุง ู…ูู†ูŽ ุงู„ุธู‘ูŽู†ู.

โ€œJauhilah kebanyakan prasangka.โ€ (QS. Al-Hujuraat: 12)

5]. Apa yang diceritakan kepadanya jangan sampai mendorongnya untuk melakukan tajassus atau tindakan memata-matai dan mencari kebenarannya. Hal ini berdasarkan firman Allah Taโ€™ala:

ูˆูŽู„ูŽุง ุชูŽุฌูŽุณู‘ูŽุณููˆู’ุง.

โ€œDan janganlah kalian melakukan tindakan memata-matai.โ€ (QS. Al-Hujuraat: 12)

6]. Jangan sampai dia meridhai kelakuan yang dia melarangnya dari orang yang suka melakukannya, jadi jangan sampai dia menceritakan namimah tersebut.

โ–ถIni semua disebutkan oleh An-Nawawy rahimahullah Taโ€™ala dalam Syarh Shahih Muslim, maka hafalkanlah baik-baik dan jangan engkau lalaikan!. (Lihat: Syarh Muslim karya An-Nawawy penjelasan hadits no. 105 โ€“pent)

โœ‹Saya akhiri dengan salah satu mutiara dari perkataan Al-Imam Asy-Syafiโ€™iy rahimahullah Taโ€™ala:

ู…ู† ู†ู…ู‘ูŽ ู„ูƒูŽ ู†ู…ู‘ูŽ ุจููƒูŽุŒ ูˆูŽู…ูŽู†ู’ ู†ูŽู‚ูŽู„ูŽ ุฅูู„ูŽูŠู’ูƒูŽ ู†ูŽู‚ูŽู„ูŽ ุนูŽู†ู’ูƒูŽ.

๐Ÿ“‹โ€œSiapa yang melakukan namimah untuk membela dirimu, maka dia juga akan melakukan namimah dengan menjadikan dirimu sebagai korban. Dan siapa yang mengabarkan keburukan orang lain kepadamu, maka dia juga akan mengabarkan tentang keburukan dirimu kepada orang lain.โ€
(Lihat: Tahdziibul Asmaaโ€™ wal Lughaat, I/56 โ€“pent)

Baca selanjutnya di :
๐Ÿ“œ http://forumsalafy.net/?p=7728
๏ฟฝ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar