Rabu, 27 Mei 2015

MENJAMA' SHALAT BAGI ORANG MUQIM BUKAN KARENA SAFAR,TAKUT, SAKIT ATAU HUJAN

💺🚗💨MENJAMA' SHALAT  BAGI ORANG MUQIM BUKAN KARENA SAFAR,TAKUT, SAKIT ATAU HUJAN🏥☔💺
-----
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ:
صَلَّيْتُ مَعَ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِالْمَدِينَةِ ثَمَانِيًا وَسَبْعًا جَمِيعًا، قُلْتُ: لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ؟ قَالَ: أَرَادَ أَنْ لَا يُحْرِجَ أُمَّتَهُ، قَالَ: وَهُوَ مُقِيمٌ مِنْ غَيْرِ سَفَرٍ وَلَا خَوْفٍ.

💺🚗💨Dari Ibnu Abbas - radhiyallahu 'anhu - beliau berkata: "Aku pernah melaksanakan shalat bersama Nabi shallallahu 'alaihiwasallam di Madinah  sebanyak 8 (rakaat) dan 7 (rakaat) sekaligus (dijamak)".  Aku ( perawi) bertanya: "Mengapa beliau melakukan hal itu?". (Ibnu Abbas) menjawab: " Beliau tidak ingin menyusahkan ummatnya". Berkata (Ibnu Abbas lagi): "Beliau melakukannya dalam keadaan mukim, bukan karena safar atau karena takut". (HR.Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya).

Dalam riwayat Muslim, Ibnu 'Abbas berkata:

َجَمَعَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَ الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلاَ مَطَرٍ. فِي حَدِيثِ وَكِيعٍ قَالَ: قُلْتُ لاِبْنِ عَبَّاسٍ لِمَ فَعَلَ ذَلِكَ قَالَ كَيْ لاَ يُحْرِجَ أُمَّتَهُ.

☔"Rasulullahi shallallahu 'alaihi wasallam  menjamak antara shalat zhuhur dan ashar, maghrib dan isya di Madinah, bukan karena takut dan bukan pula karena hujan".
Dalam hadits Waki' beliau berkata: Aku tanyakan kepada Ibnu Abbas mengapa (beliau shallallahu 'alaihiwasallam) melakukan demikian? Beliau menjawab: "Agar supaya tidak memberatkan/ menyusahkan ummatnya". (HR.Muslim).

Hadits lainnya, juga dari Ibnu Abbas  beliau berkata:

صَلَّى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الظُّهْرَ وَالْعَصْرَ جَمِيعًا بِالْمَدِينَةِ فِي غَيْرِ خَوْفٍ وَلاَ سَفَرٍ.

💨🚗"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah melaksanakan shalat zhuhur dan  ashar sekaligus di Madinah bukan karena takut dan bukan pula karena safar". (HR.Muslim).

Berkata Al-Imam An-Nawawy dalam Syarh Shahih Muslim:

وَذَهَبَ جَمَاعَةٌ مِنَ الْأَئِمَّةِ إِلَى جَوَازِ الْجَمْعِ فِي الْحَضَرِ لِلْحَاجَةِ لِمَنْ لا يتخذه عادة، وهو قول بن سِيرِينَ وَأَشْهَبَ مِنْ أَصْحَابِ مَالِكٍ وَحَكَاهُ الْخَطَّابِيُّ عَنِ الْقَفَّالِ وَالشَّاشِيُّ الْكَبِيرُ مِنْ أَصْحَابِ الشَّافِعِيِّ عَنْ أَبِي إِسْحَاقَ الْمَرْوَزِيِّ عَنْ جَمَاعَةٍ مِنْ أصحاب الحديث. واختاره بن المنذر ،  ويؤيده ظاهر قول بن عباس: أراد أن لا يُحْرِجَ أُمَّتَه.ُ فَلَمْ يُعَلِّلْهُ بِمَرَضٍ وَلَا غَيْرِهِ. وَاللَّهُ أَعْلَمُ.
👉✅"Dan sekelompok dari kalangan para imam (ulama) berpendapat  tentang bolehnya menjamak shalat dalam keadaan hadhar (mukim) karena adanya suatu hajat, bagi orang yang tidak menjadikannya sebagai suatu kebiasaan. Dan ini merupakan pendapatnya Ibnu Sirin dan Asyhab diantara shahabatnya al-imam Malik, dan Al-Khaththoby menghikayatkannya dari Al-Qaffal dan Asy-Syasyi Al-Kabir dari shahabat-shahabatnya Asy-Syafi'iy dari Abu Ishaq Al-Marwazy dari sekelompok dari ashhabul hadits. Dan pendapat ini dipilih oleh Ibnul Mundzir, dan pendapat ini diperkuat oleh  zhahir dari ucapan Ibnu Abbas (bahwa): "Beliau (shallallahu 'alaihi wasallam) ingin untuk tidak memberatkan ummatnya". Beliau tidak menjadikan alasannya adalah karena sakit atau lainnya. Wallahu a'lam".  Selesai ucapan An-Naway rahimhullah.

Berkata Al-Imam Al-Albany dalam Shahih Ibnu Khuzaimah:

فقد قال السلف بجواز الجمع في الحضر في غير المطر كما تراه في "شرح مسلم" للنووي، وقد ثبت عن ابن عباس نفسه أنه جمع في البصرة من شغل، وقد خرجته في "الإرواء" (٥٧٩) - ناصر).

👍"Sungguh  telah berkata (ulama) salaf tentang bolehnya menjamak  (shalat) dalam keadaan mukim bukan karena hujan, sebagaimana  kamu lihat dalam "Syarh Muslim" oleh An-Nawawy. Dan sungguh telah kuat dari Ibnu Abbas sendiri, bahwa beliau menjamak (shalat) di Bashrah karena (ada) kesibukan. Dan telah saya takhrij (riwayat tersebut) dalam "Al-Irwa".

Berkata Al-Imam Ibnu Utsaimin:

وأما الجمع فإنه ليس من خصائص السفر بل الجمع تبيحه الحاجة إليه سواء كان الإنسان في السفر أو كان الإنسان في الحضر .

👍Adapun jama' (shalat), maka bukan merupakan kekhususan safar, bahkan jama' tersebut dibolehkan untuk dilakukan ketika ada hajat/dibutuhkan, baik itu seseorang sedang berada disafar maupun sedang berada di kampungnya/tidak dalam keadaan safar". (Fatawa Nurun 'Alad darb).

Beliau juga mengatakan:

واعلم أن الجمع كما يكون عند الحاجة إليه يكون أيضا بفوات مصلحة الجماعة فإذا كان هؤلاء الجماعة سيتفرقون ولا يصلون جماعة فإن لهم الجمع....

👉⚠"Ketahuilah
bahwa sebagaimana menjama' shalat itu dilakukan jika ada hajat/ketika dibutuhkan,
maka demikian juga menjama' shalat itu (dilakukan) apabila (dikhawatirkan mereka) akan luput dari shalat berjama'ah, maka jika jama'ah tersebut akan berpisah dan (nantinya) mereka tidak akan bisa melaksanakan shalat secara berjama'ah, maka hendaknya mereka menjama'nya... ".
(Fatawa Nurun 'Alad darb).

Walahu a'lam.
-----
Abu Hafsh Muhammad Tasyrif Al-Buthony Al-Ambony.
-----
📖📚WA SMAN (SALAFY MANADO).
KDI,10 Sya'ban 1436/ 28 Mei 2015

           B  *****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar