NEGARA TAUHID ANTI TERORIS (Bagian 3-Selesai)
Al Ustadz Qomar Su'aidy ZA, Lc hafizhahullah
💥 Sumbangsih di Bidang Keamanan
📢 Disebutkan bahwa Kerajaan Arab Saudi sejak masa kekuasaan Raja Abdul Aziz bin Abdurrahman bin Faishal boleh dikatakan sebuah negara yang paling aman secara politik maupun keamanan jika dibandingkan negara yang lain. Dan ini dipersaksikan bagi siapa pun yang pernah tinggal dan hidup di sana. Meskipun tentu tetap saja ada beberapa kejahatan sebagaimana pada zaman Nabi pun ada beberapa kejahatan. Akan tetapi itu bersifat kasuistik dan personal. Secara umum Kerajaan Arab Saudi adalah negara paling aman yang ada saat ini. Ini semua merupakan buah menegakkan tauhid. Beberapa ulama pun mempunyai persaksian terhadap keadaan ini, seperti Syaikh Muqbil pernah mengungkapkan persaksiannya dalam rekaman kaset yang berjudul ‘Musyahadatu fi Su’udiyah’.
✋ Termasuk sumbangsih Arab Saudi terhadap keamanan adalah bahwa mereka termasuk negara yang paling memerangi terorisme. Hal ini bertolak belakang dengan gambaran yang kita dapatkan dari berbagai media massa termasuk yang sering kita dengar di negeri kita. Mereka cenderung mengidentikkan Arab Saudi dengan terorisme. Atau lebih khusus lagi mereka mengidentikkan gerakan terorisme dengan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab . Ini adalah kedustaan yang nyata karena kita tahu bahwa Syaikh dan keluarga kerajaan sangat membenci terorisme.
✊ Padahal jika kita mengerti, hakekat gerakan terorisme yang mengatasnamakan Islam ini disebabkan oleh penyimpangan dalam masalah akidah terutama dalam permasalahan takfir. Yaitu pemikiran yang menggampangkan dalam permasalahan pengafiran. Mudah mengafirkan orang adalah sumber gerakan terorisme yang mengatasnamakan Islam. Ketika penguasa yang sah dianggap kafir, maka akan memunculkan gerakan teror terhadap pemerintah dan jajarannya, muncul upaya untuk menggulingkan, muncul upaya untuk membuat kekacauan.
👋 Adapun Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab adalah figur yang sangat berhati-hati dalam bab pengafiran. Beliau pernah berkata yang secara makna sebagai berikut, “ Rukun Islam ada lima, yang pertama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat dan yang keempat berikutnya berupa pelaksanaan syariat amalan anggota badan. Untuk keempat rukun Islam ini apabila ada yang meninggalkannya karena malas maka para ulama berbeda pendapat tentang status pelakunya kafir atau tidak. Adapun kami sendiri tidak mengafirkan seseorang kecuali dengan sebab yang disepakati oleh para ulama yaitu ketika ia meninggalkan syahadat. Penentuan kekafiran mereka pun harus didahului oleh penegakan hujjah. Pelakunya harus diberi penjelasan secara gamblang dan jelas tentang kafirnya seseorang yang meninggalkan syahadat dengan sengaja. Adapun apabila setelah diberi penjelasan tetap mengingkari, maka baru dijatuhkan vonis. Meskipun apabila keadaan menuntut kami untuk memerangi pihak-pihak yang meninggalkan rukun Islam yang empat tersebut, maka kami tetap berpendapat tentang tidak kafirnya mereka ini.” Dari pernyataan ini terlihat betapa hati-hatinya beliau terhadap masalah pengafiran. Lantas mengapa beliau dituduh mudah mengafirkan?
🌷 Salah satu cucu beliau, Syaikh Abdul Latif bin Abdurrhman bin Hasan, memberikan persaksian, ”Syaikh Muhammad bin Abdul Wahab termasuk orang yang paling berhati-hati untuk memvonis kekafiran terhadap seseorang. Bahkan beliau tidak memastikan tentang kafirnya seorang penyembah kubur jika melakukannya dalam keadaan jahil (tidak mengetahui hukumnya). Pelaku amalan kesyirikan tersebut haruslah terlebih dahulu diberi nasehat dan ditegakkan hujjah, karena dengan hujjah itu baru bisa dipastikan kekafirannya. Inilah salah satu dari sekian bukti dan persaksian bahwa tuduhan terhadap beliau sebagai sumber terorisme sama sekali tidak berdasar.
💡 Demikian pula pemerintahan Kerajaan Arab Saudi sejalan dengan para ulamanya dalam masalah akidah dan terorisme. Amir Sulthan bin Abdul Aziz pernah menjelaskan, “Agama Islam mengharamkan tindakan teror. Barangsiapa yang yang melakukan gerakan tersebut dengan mengatasnamakan Islam maka dia jahil terhadap agama ini. Begitu juga jika ada yang menyifati orang Islam sebagai teroris maka ini sangat mengada-ada dan orang itu telah berbuat jahat. Karena Islam sama sekali tidak membenarkan terorisme. Barangsiapa dari kaum muslimin yang melakukan tindakan terorisme maka kondisinya seperti pengikut agama lain yang melakukan terorisme.” Perhatikanlah, ini adalah salah satu pernyataan dari para petinggi Kerajaan Arab Saudi. Demikianlah prinsip Kerajaan Arab Saudi terhadap terorisme.
🔥 Upaya pemberantasan teroris pun dilakukan secara nyata oleh Kerajaan Arab Saudi. Mereka tidak melindungi para pelaku terorisme meskipun ia adalah warganya sendiri, sebagaimana Usamah bin Laden. Meskipun sikap kerajaan yang seperti ini akhirnya menjadikan mereka saat ini justru menjadi sasaran terorisme. Beberapa warga negara Arab Saudi yang terpengaruh terorisme melakukan teror di beberapa tempat di dalam wilayah kerajaan. Bahkan telah banyak pula tentara-tentara kerajaan yang gugur dalam memerangi terorisme. Lalu dari sisi mana kerajaan Arab Saudi dituduh sebagai negara teroris?
🔊 Semasa hidup Raja Abdullah beliau sempat memberikan pengumuman resmi dari Kerajaan bahwa rakyat Arab Saudi tidak diperbolehkan ada yang terlibat dalam kancah peperangan di luar negeri. Apabila ada yang melanggar dari kalangan penduduk sipil maka hukumannya dipenjara selama 3 tahun dan apabila dari kalangan militer akan dihukum penjara selama 5 tahun. Ini satu lagi bukti tentang bencinya Kerajaan Arab Saudi terhadap terorisme.
💥 Bagaimana seseorang dan negara yang demikian membenci terorisme justru dituduh melahirkan terorisme? Maka bukti-bukti inilah antara lain sebagai bantahan bagi pihak yang senatiasa menuduh Arab Saudi sebagai negara teroris.
📖 Sumber: Majalah Qudwah Edisi 30 Vol. 3 Tahun 1436H/2015M
💻 Arsip WSI || http://forumsalafy.net/negeri-tauhid-anti-teroris/
➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖➖
0 Response to "NEGARA TAUHID ANTI TERORIS 3"
Posting Komentar