Mengutamakan Orang Lain Atas Diri Sendiri 3
✒ Al-Ustadz Abu Muhammad Abdulmu’thi, Lc.
💻 Dipublikasikan Pada,
Ahad 10 safar 1437 H / 22 November 2015 M Jam 18.32 wib
Keutamaan itsar (mengutamakan orang lain)
Al-Itsar (الْإِيثَار adalah melebihkan orang lain atas dirinya sendiri.
Sifat ini termasuk akhlak mulia yang mendatangkan kecintaan Allah Subhanahu wa ta'ala dan manusia.
Allah Subhanahu wa ta'ala memuji orang-orang Anshar karena mereka memiliki sifat-sifat kemuliaan, di antaranya adalah sifat itsar.
Allah Subhanahu wa ta'ala berfirman :
“Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshar) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshar) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshar) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung.” (Al-Hasyr: 9)
💾 Orang-orang Anshar termasuk pendahulu umat ini yang kita diperintah untuk mengikutinya. Sifat-sifat mereka telah diabadikan dalam Al-Qur’an, seperti cintanya mereka terhadap orang-orang yang yang berhijrah ke negeri mereka.
🔊 Hal ini karena mereka cinta kepada Allah Subhanahuwata'ala dan Rasul-Nya sehingga mereka cinta kepada para kekasih-Nya dan pembela agama-Nya. Orang Anshar tidak dihinggapi kedengkian terhadap saudara-saudaranya dari kaum Muhajirin.
🔐 Demikian pula di antara sifat mereka yang berbeda dengan selainnya adalah melebihkan orang lain di atas diri mereka. Ini bentuk kedermawanan yang paling tinggi.
🔎🔑 Mengutamakan orang lain pada sesuatu yang jiwa ini sebenarnya menyukainya, bahkan sangat membutuhkannya, tidaklah mampu dilakukan kecuali oleh orang yang bersih akhlaknya. Kecintaan kepada Allah Subhanahuwata'ala didahulukan di atas kecintaannya kepada apa yang disenangi oleh dirinya.
💦 Orang yang seperti ini telah terhindar dari kebakhilan yang dengannya dia meraih predikat orang yang beruntung. Bila seseorang dijauhkan dari sifat bakhil maka dia akan bermurah hati untuk menjalankan perintah Allah Subhanahuwata'ala dan menjauhi larangan-Nya serta mudah mencurahkan harta dan tenaganya kepada orang lain.
(Lihat Tafsir As-Sa’di pada surat Al-Hasyr)
🚀 Allah Subhanahuwata'ala juga menjelaskan di antara sifat orang-orang yang mulia dengan firman-Nya:
“Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan.” (Al-Insan: 8)
📬 Sumber:
asysyariah.com/mengutamakan-orang-lain-atas-diri-sendiri
📚 Bagian sebelumnya klik salafymedia.com/blog/tag/mengutamakan-orang-lain-atas-diri-sendiri
📑 JOIN
telegram.me/salafymedia
📚 Tholibul Ilmi Cikarang
___________________________
0 Response to "Mengutamakan Orang Lain Atas Diri Sendiri 3"
Posting Komentar