Kami Peduli !
🌺 Pembaca, manusia itu tempatnya salah dan lupa. Siapapun kita, pasti pernah, sedang dan akan berbuat salah. Tidak ada yang menjamin seseorang terbebas dari salah. Monggo, mau diakui atau tidak, demikianlah keadaan kita semua.
💺 Itulah yang digambarkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dalam sebuah hadis,
كُلُّ بَنِيْ آدَمَ خَطَّاءٌ
📚 “Setiap manusia itu banyak berbuat salah.” (HR. at-Tirmidzi, dan yang lainnya)
💥 Namun, kekurangan tersebut bukan sebagai alasan bagi kita untuk bermudah-mudahan terjatuh ke dalam dosa, atau kembali mengulanginya. Bukan pula mendorong kita untuk meremehkan sebuah dosa. Bukan pula untuk enggan mengakui kesalahan dan menerima nasihat. Justru, karena segala kekurangan tersebut kita harus selalu siaga dan waspada. Justru karena kekurangan tersebut kita harus berlapang dada menerima nasihat dan masukan. Lalu menuntut kita untuk banyak-banyak bertobat kepada Allah.
💺 Makanya, dalam lanjutan hadis di atas, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
وَخَيْرُ الْخَطَّائِيْنَ التَّوَّابُوْنَ
📚 “Sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah yang banyak bertobat.”
❓ Pertanyaannya, bagaimana seseorang bisa bertobat dari sebuah kesalahan dan dosa?
🎯 Ada banyak caranya, sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama. Hanya saja, ada satu poin yang ingin ditekankan dalam pembahasan ini.
✅ Poin tersebut adalah jiwa besar untuk mengakui sebuah kesalahan.
🌹 Jiwa besar untuk mengakui kesalahan adalah landasan dasar untuk bertobat dan berbenah dari kesalahan tersebut. Tanpa sikap ini, kecil kemungkinan bagi seseorang untuk bertobat. Sikap jiwa besar ini bisa berbagai macam jenisnya, seperti ikhlas menerima masukan, rendah hati, mau menerima nasihat, pemaaf, lapang dada, dan sikap-sikap lainnya.
💦 Sekali lagi, seseorang yang tidak berjiwa besar, yang tidak mau mengakui kesalahannya, berat rasanya untuk bertobat. Dengan kata lain, sombong, tinggi hati, gengsi, merasa benar sendiri, takut kehilangan pengikut atau masa, atau simpati, khawatir kehormatannya jatuh, meremehkan orang lain, merupakan penghalang untuk menerima nasihat. Ujung-ujungnya, ia tidak mau berbenah dari kesalahan. Na'udzubillah.
📝 Pembaca, banyak kisah yang menunjukkan bahwa tanpa jiwa besar sulit rasanya seseorang mau berbenah.
🌊 Coba kita tengok kisah Firaun ketika didakwahi nabi Musa alaihi salam. Firaun jelas-jelas melakukan kesalahan fatal, mengaku sebagai tuhan yang maha tinggi. Namun ia enggan untuk bertobat.
❓ Kenapa?
💥 Karena Firaun tidak berjiwa besar. Ia tidak mau mengakui kesalahan tersebut. Justru, sikap sombong dan tinggi hati yang dikedepankan. Sikap inilah yang akan menghalangi seseorang untuk menerima kebenaran.
📖 Allah ta'ala berfirman,
وَجَحَدُوا بِهَا وَاسْتَيْقَنَتْهَا أَنفُسُهُمْ ظُلْمًا وَعُلُوًّا ۚ ﴿١٤﴾
📖 “Dan mereka mengingkarinya karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran) nya.” (an-Naml: 14)
✋ Pembaca, kami tidak bermaksud menyamakan umat Islam dengan Firaun. Tidak. Tetapi kita harus belajar dari kisah tersebut. Sebab, tidaklah Allah ta'ala membawakan berbagai kisah dalam al-Quran, termasuk kisah Firaun, melainkan agar kita mengambil pelajaran darinya. Agar nasib umat Islam ini tidak sama dengannya.
⛵️ Kalau saja seseorang mau berjiwa besar, dengan mengakui kesalahan, kemudian ia bertobat, justru orang tersebut akan semakin besar. Sekian kebaikan akan ia dapatkan setelah itu. Allah ta'ala akan menerima tobatnya, orang lain akan semakin hormat, dan kemanfaatan lainnya. Kekhawatiran kehilangan pengikut, simpati masyarakat jatuh, dan lain-lain itu jauh lebih kecil dibandingkan manfaat yang didapatkan.
🌻 Ambil contoh kisah bapak manusia, bapak kita semua, nabi Adam 'alaihi salam. Ketika baginda berbuat kesalahan, baginda nabi Adam 'alaihi salam, teladan kita semua, dengan besar jiwa mengakui segala kesalahan.
🌸 Dengarkan pengakuan kesalahan nabi Adam,
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٢٣﴾
📖 Keduanya (Adam dan Hawa’) berkata, “Ya Rabb kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi. (al-Araf: 23)
☀️ Bukannya gengsi, karena sebagai nabi atau bapak manusia, yang ditampakkan oleh nabi Adam 'alaihi salam. Tapi lisan nabi Adam 'alaihi salam, nabi teladan kita, begitu ringan untuk mengakui dosa. Dengan itu, Allah ta'ala beri taufik nabi Adam 'alaihi salam untuk bertobat. Setelah itu, Allah ta'ala memberinya sebesar-besar kenikmatan, yaitu hidayah.
📖 Allah ta'ala berfirman,
فَتَابَ عَلَيْهِ وَهَدَىٰ ﴿١٢٢﴾
📖 “Maka Allah menerima taubatnya dan memberinya petunjuk.” (Thaha: 122)
⛵️ Pembaca, seorang muslim hendaknya bersikap demikian. Berjiwa besar, mengedepankan keikhlasan, mau mengakui kesalahan, menerima masukan dan nasihat, tidak sombong, husnuzhan (berbaik sangka) ketika diberi nasihat, yang mendahulukan kelemahlembutan bukan kekerasan, yang pemaaf bukan pendendam, dan sikap-sikap mulia lainnya.
❓Bukankah begitu?
🚀 Sikap ini yang mungkin di masa-masa ini sudah mulai jarang didapati. Namun, kita tidak boleh pesimis.
☝️Semoga Allah ta'ala memberi kita taufik untuk berjiwa besar.
🎯 Nah, pembaca rahimakumullah, di antara tujuan ditulisnya situs ini, http://www.yuk-kenal-nu.net/ adalah demikian.
☀️ Yaitu, memberi masukan dan nasihat kepada saudara se-Islam. Berharap, saudara-saudara kami yang ada di NU menerima masukan ini.
❓Bukankah, seorang muslim itu bahagia jika ada saudaranya yang mengingatkan ketika lupa dan menasihati ketika salah?
🌹Itulah wujud ukhuwah Islamiyah sejati. Sebaliknya, diam dari kesalahan saudara menunjukkan lemahnya persaudaraan.
🌏 Bisa jadi, ada yang beranggapan bahwa kami tidak suka dengan NU. Padahal, nyatanya belum tentu demikian. Namun, seorang yang berjiwa besar, tetap akan menerima nasihat tanpa melihat apakah nasihat itu berasal dari lawan maupun kawan. Ia akan tetap menerima nasihat meskipun berasal dari orang dibencinya. Selama nasihat tersebut baik, seorang muslim dengan lapang dada akan menerimanya.
♻️ Pembaca, kami juga yakin bahwa masih ada warga NU yang hatinya bersih. Tidak semua warga NU seperti yang disebutkan dalam situs ini. Masih dijumpai warga NU yang merasa malu dengan berbagai penyimpangan dan kenyelenehan yang sering muncul dalam organisasi ini. Dan kami yakin, warga NU tidak terima dengan kesalahan tersebut. Bahkan, sebagian warga NU juga telah memberikan masukan kepada NU, baik tokoh maupun organisasi. Namun, nasihat tersebut seringnya berujung pada perdebatan.
⛵️Sekali lagi, tujuan kami hanya satu. Memberi masukan dan nasihat agar NU betul-betul bersih. Supaya NU menjadi organisasi Islam yang benar-benar berasaskan al-Quran dan as-Sunnah sesuai pemahaman para sahabat, tabiin dan tabiut-tabiin. Ini adalah bentuk kepedulian kami terhadap ormas Islam ini.
🕋 Sebagai seorang muslim, kami bahagia jika ternyata ada organisasi Islam yang benar-benar memperjuangkan Islam.
❓Tentunya Anda juga demikian bukan?
🌹 Wallahu a’lam.
🚀 Silakan kunjungi:
http://www.yuk-kenal-nu.net/2016/03/22/kami-peduli/
💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷💎🌷
🌏🚀 Tebarkan nasihat, berilmu, beramal dan beramar makruf nahi mungkar.
🌷💐 Dengan mengajak saudara, kenalan dan handai taulan anda bergabung dengan channel telegram YKNU Online di:
https://telegram.me/yknuonline
Atau
https://goo.gl/qyrUcN
Atau
http://bit.ly/1luO2wL
🌺 Silakan dishare! Semoga bermanfaat untuk kaum muslimin!
☝️ Amin
=====*****=====
📶 Publikasi:
📖 WA Salafy Solo
📮 Channel Salafy Solo
https://bit.ly/salafysolo
Jumadil Akhir 1437 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar