Selasa, 31 Oktober 2017

Melarang Anak dari Keharaman Sejak Usia Dini Meskipun Belum Bisa Memahaminya

FAIDAH-FAIDAH TARBIYAH
(dalam Kisah Hasan bin Ali –radhiallahu ‘anhu- dengan Rasulullah ﷺ)_

عن أَبي هريرة - رضي الله عنه - ، قَالَ : أخذ الحسن بن علي رضي الله عنهما تَمْرَةً مِنْ تَمْر الصَّدَقَةِ فَجَعَلَهَا في فِيهِ ، فَقَالَ رَسُول الله - ﷺ - : (( كَخْ كَخْ إرْمِ بِهَا ، أمَا عَلِمْتَ أنَّا لا نَأكُلُ الصَّدَقَةَ !؟ )) مُتَّفَقٌ عَلَيهِ .

وفي رواية : (( أنَّا لا تَحِلُّ لَنَا الصَّدَقَةُ )) .

Dari Abu Hurairah –radhiallahu ‘anhu- beliau berkata:

Al-Hasan bin ‘Ali –radhiallahu ‘anhuma- mengambil sebuah kurma dari kurma sedekah(zakat) lalu ia memasukkannya ke dalam mulutnya, maka Rasulullah ﷺ bersabda:

❗(( _Kakh! Kakh!_ Lemparkan itu. Tidakkah kamu tahu bahwa kita tidak makan dari sedekah(zakat)?!)).
Muttafaqun 'alaihi

Dalam riwayat lain: _((Sungguh tidak halal bagi kita dari sedekah/zakat))._

Faidah-faidah hadits diantaranya:

1.       _Kakh! Kakh!_:
(dalam bahasa lain _(kikh)_ dengan dikasrah) adalah kalimat larangan kepada anak kecil dan larangan dari sesuatu yang kotor.

2.       Melarang anak dari sesuatu yang diharamkan kepada mukallaf sejak usia dini. Al-Hasan bin ‘Ali pada saat itu masih anak balita.

3.       Menggunakan kalimat larangan dengan bahasa kiasan dan kalimat yang jelas.

4.       Menjelaskan alasan keharaman sesuatu walau si anak belum memahami.

An-Nawawiy –rahimahullah- berkata: “Tidakkah kamu tahu bahwa kita tidak makan dari sedekah?!” Lafal ini diucapkan pada sesuatu yang jelas keharamannya dan semisalnya, WALAUPUN yang diajak berbicara BELUM memahaminya.”

5.       Menjelaskan alasan keharaman sesuatu kepada anak kecil di hadapan orang dewasa agar yang dewasa memahami alasan pelarangan.

6.       Kebatilan metode pendidikan dengan pemahaman otak kiri dan otak kanan (dikembangkan oleh non-muslim) yang melarang “kalimat larangan” untuk anak. Karena akan menghambat kreativitas dalam persangkaan mereka. Dan kebatilan berikutnya dari metode ini bahwa kreativitas yang dimaksud adalah tanpa batas. Sementara seorang mukmin dipermisalkan Rasulullah ﷺ sebagai orang yang terpenjara dalam hidupnya. Ada perintah dan ada larangan dalam kehidupan mereka di dunia.

7.       Wajib bagi wali anak untuk memberi makan dari sesuatu yang halal.

8.       Larangan kepada anak dari sesuatu yang haram adalah gizi bagi rohaninya. Yaitu anak mengetahui ada makanan yang terlarang baginya. Tidak semua makanan boleh dikonsumsi.

9.       Orangtua bertanggungjawab atas keluarganya dan tarbiyah mereka walau masih kecil.

10.   Wajib atas orangtua untuk mendidik dengan melarang anaknya dari sesuatu yang haram sebagaimana wajib atasnya untuk mendidik mereka mengamalkan apa-apa yang wajib dalam syariat.

11.   Adab syar’i yang diajarkan sejak usia dini akan mudah diterima dan tidak dilupakan oleh anak. Jika diajarkan ketika sudah besar mungkin akan segera lupa atau membantah.

12.   Mengajarkan halal-haram sejak dini agar anak tumbuh di atas ilmu tentangnya. Sehingga di saat tiba waktu mukallaf ia memahami apa yang halal/haram untuknya,

13.   Siapa yang bertakwa kepada Allah dalam urusan tarbiyah anak-anaknya di masa kecil maka mereka kelak ketika dewasa akan bertakwa kepada Allah dalam memenuhi hak orangtuanya.

Rujukan:

◾️فتح الباري شرح صحيح البخاري - ابن حجر العسقلاني
◾️المنهاج شرح صحيح مسلم بن الحجاج -النووي
◾️شرح رياض الصالحين -  محمد بن صالح بن محمد العثيمين
◾️فيض القدير شرح الجامع الصغير – المناوي
◾️مرعاة المفاتيح شرح مشكاة المصابيح –المباركفوري
◾️تطريز رياض الصالحين - فيصل بن عبد العزيز  المبارك

📑 Penulis: Al-Ustadz Abu Yahya al-Maidany hafidzahullah

••••
📶 https://t.me/ForumBerbagiFaidah [FBF]
🌍www.alfawaaid.net

Rabu, 25 Oktober 2017

SHALAT MUSAFIR Bagian 2

SHALAT MUSAFIR Bagian 2

Berapa lama waktu minimum seorang dikatakan safar

Jawab

Para Ulama juga berbeda pendapat dalam hal berapa lama masa tinggal seseorang di suatu tempat sehingga dianggap tetap dalam keadaan safar. Beberapa pendapat yang masyhur dalam hal ini:

➀ ※ 4 hari

Jika berniat tinggal di suatu tempat lebih dari 4 hari, maka ia bukan musafir lagi. Ini adalah pendapat Imam Ahmad bin Hanbal.

➁ ※ Sama dengan pendapat pertama, namun hari keberangkatan dan hari kepulangan juga dihitung, sehingga total 6 hari.

ⓘ Ini adalah pendapat Imam Malik dan Imam Asy-Syafi ’i. 

Dalil pendapat pertama dan kedua adalah:

《 يُقِيمُ الْمُهَاجِرُ بِمَكَّةَ ‏بَعْدَ قَضَاءِ نُسُكِهِ ثَلَاثًا. 》

“Orang-orang yang berhijrah tinggal di Makkah setelah menyelesaikan manasik hajinya selama 3 hari” (H.R Muslim)

➂ ※ 15 hari, sebagaimana pendapat Ibnu Umar dan Imam Abu Hanifah.

➃ ※19 hari, pendapat dari Ibnu Abbas.

《 عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ‏‎ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا‎ قَالَ أَقَامَ النَّبِيُّ‏ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ ‏وَسَلَّمَ تِسْعَةَ‏ عَشَرَ يَقْصُرُ فَنَحْنُ‏ إِذَا سَافَرْنَا تِسْعَةَ عَشَرَ‏قَصَرْنَا وَإِنْ زِدْنَا‎ أَتْمَمْنَا. 》

Dari Ibnu Abbas radliyallaahu ‘anhumaa beliau berkata: Nabi -ﷺ- tinggal (di suatu tempat) selama 19 hari mengqashar shalat, maka kami jika safar selama 19 hari mengqashar shalat jika lebih dari itu kami sempurnakan shalat.” [HR al-Bukhari]

➄ ※ Tidak ada batasan minimum masa tinggal.

(✔️) Pendapat yang rajih (lebih dekat pada kebenaran), Wallaahu a’lam, pendapat Ulama yang menyatakan tidak ada batasan waktu minimum. Selama seseorang tidak berniat untuk menetap di tempat tersebut, maka ia tetap dalam kondisi safar. Hal ini dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah dan didukung oleh Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin. Karena memang tidak ada nash yang shahih dan sharih (tegas) yang membatasinya. Jika disebutkan bahwa Ibnu Abbas melihat batasan 19 hari karena pernah menyaksikan Nabi melakukan hal itu, bagaimana dengan hadits dari Jabir bin Abdillah yang pernah menyaksikan Nabi mengqashar shalat selama berada di Tabuk 20 hari?

《 عَنْ جَابِرِ بْنِ عَبْدِ‏ اللَّهِ قَالَ أَقَامَ رَسُولُ ‏اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ ‏عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِتَبُوكَ ‏عِشْرِينَ يَوْمًا يَقْصُرُ ‏الصَّلَاةَ. 》

Dari Jabir bin Abdillah beliau berkata: “Rasulullah -ﷺ- tinggal di Tabuk selama 20 hari mengqashar shalat.” [HR Ahmad, Abu Dawud]

(▴) Demikian juga dengan yang terjadi pada Ibnu Umar yang terkurung salju di Azerbaijan selama 6 bulan, senantiasa mengqashar shalat.

(➍) Apa yang dimaksud dengan shalat qashar?

[ Jawab ]

Shalat qashar adalah shalat wajib di saat safar berjumlah 2 rakaat untuk shalat- shalat yang berjumlah 4 rakaat di waktu mukim (Dzhuhur, Ashar, Isya’).

(➎) Masihkah pelaksanaan shalat qashar relevan diterapkan di masa modern ini di saat banyak kemudahan bagi musafir dan perjalanan tidak berat mereka rasakan?

[ Jawab ]

Ya, masih relevan, Karena 2 hal yang utama:

[a] ※ Firman Allah Ta’ala dalam surat Maryam ayat 64 “Dan sama sekali Tuhanmu tidak lupa…” [QS Maryam:64]

ⓘ Sebagian Ulama menjelaskan bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta’ala tidak lupa bahwa umat manusia diciptakan melalui zaman yang bermacam-macam. Ada yang diciptakan pada saat keadaan teknologi masih minim, adapula yang hidup di masa sebaliknya, saat sarana transportasi dan segenap fasilitas yang ada memudahkan ia melakukan perjalanan jauh, sehingga tidak merasa capek, lelah, dan berat. Namun Allah tidaklah mewahyukan kepada Nabinya untuk menghapus rukhsah (kemudahan) bagi seseorang selama ia berstatus sebagai musafir.

[b] ※ Firman Allah Ta’ala:

《 وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ‏‎ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ‏ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ إِنْ‏ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ‏ الَّذِينَ كَفَرُوا. 》

“Dan jika kalian melakukan perjalanan di muka bumi, tidak ada dosa bagi kalian untuk mengqashar shalat jika kalian khawatir diserang orang-orang kafir…” [QS AnNisaa’:101]

ⓘ Secara tekstual, nampak jelas bahwa alasan awal seorang boleh mengqashar shalat adalah jika dia dalam keadaan safar dan khawatir diserang orang kafir. Bagaimana jika kekhawatiran diserang orang kafir itu telah hilang? Pertanyaan semacam ini pernah ditanyakan oleh Ya’la bin Umayyah kepada Umar bin al-Khattab, Umarpun berkata bahwa ia juga pernah bertanya demikian kepada Nabi tentang ayat itu, namun justru Nabi bersabda:

《 صَدَقَةٌ تَصَدَّقَ اللَّهُ بِهَا ‎عَلَيْكُمْ فَاقْبَلُوا صَدَقَتَهُ. 》

“Itu adalah shadaqah Allah atas kalian, terimalah shadaqahNya.” [HR Muslim]

✔️ Maka, sebagaimana keadaan safar saat ini sudah tidak dicekam perasaan takut, ataupun keadaannya lebih mudah dan ringan, tidak memberatkan, mengqashar shalat pada saat safar adalah shadaqah Allah kepada kita yang diperintahkan Nabi untuk diambil.

(➏) Apakah shalat qashar boleh dilakukan dalam safar yang bukan untuk ketaatan?

[ Jawab ]

Ya, untuk segala jenis safar, sebagaimana pendapat Abu Hanifah, karena keumuman dalil yang ada. Kata Ibnu Taimiyyah, karena secara asal memang shalat adalah 2 rakaat. Aisyah - radliyallahu ‘anha- menyatakan:

《 أَنَّ الصَّلَاةَ أَوَّلَ مَا ‎فُرِضَتْ رَكْعَتَيْنِ ‏فَأُقِرَّتْ صَلَاةُ السَّفَرِ ‏وَأُتِمَّتْ صَلَاةُ الْحَضَرِ. 》

“Sesungguhnya permulaan diwajibkan shalat adalah 2 rakaat, kemudian ditetapkan pada shalat safar dan disempurnakan (ditambah) pada shalat hadir (tidak safar). [HR al-Bukhari dan Muslim, lafadz Muslim]

(➐) Apa hukum mengqashar shalat dalam safar?

[ Jawab ]

Sunnah, dan jika dia menyempurnakan shalat (bukan karena sebagai makmum yang mengikuti Imam mukim), hukumnya makruh. Hal ini dikarenakan Nabi Muhammad shollallaahu ‘alaihi wasallam senantiasa mengqashar shalat dalam safar.

《 مَا سَافَرَ رَسُولُ اللَّهِ  صَلَّى ‎اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ سَفَرًا ‎إِلَّا صَلَّى رَكْعَتَيْنِ ‏رَكْعَتَيْنِ حَتَّى يَرْجِعَ. 》

“Tidaklah Rasulullah -ﷺ- melakukan safar kecuali beliau shalat 2 rakaat 2 rakaat sampai kembali.” [HR Ahmad dari Imran bin Hushain, dihasankan oleh al-Baihaqy]

(➑) Apakah dipersyaratkan niat safar untuk mengqashar shalat?

[ Jawab ]

Tidak dipersyaratkan niat safar untuk mengqashar shalat sebagaimana tidak dipersyaratkan niat untuk mukim. Sehingga, seseorang yang sudah masuk dalam suatu shalat, misalkan shalat Dzhuhur dalam keadaan safar, karena dia biasa shalat 4 rakaat dan lupa sedang safar, di tengah shalat saat belum menyelesaikan 2 rakaat dia teringat bahwa ia adalah musafir, maka hendaknya ia menyelesaikan shalatnya dalam 2 rakaat saja. Tidak dipersyaratkan sebelum masuk dalam shalat ia harus berniat sebagai seorang musafir yang mengqashar shalat. [Disarikan dari penjelasan Syaikh al-Utsaimin dalam asy-Syarhul Mumti’]

(➒) Bolehkah mengqashar sebelum meninggalkan daerah tempat tinggalnya?

[ Jawab ]

Jika seseorang akan melakukan safar, dia tidak boleh mengqashar ketika masih berada di wilayah tempat tinggalnya. Sebagaimana Nabi belum mulai mengqashar shalat ketika masih berada di Madinah. Beliau sudah mulai mengqashar shalat setelah berada di Dzulhulaifah (berjarak sekitar 6 mil = sekitar 9,6 km). Boleh pula seseorang mulai mengqashar di tengah perjalanan saat masih menempuh 3 mil, sekitar 4,8 km dari rumahnya sebagaimana yang dilakukan oleh Umar bin al-Khattab.

📚[Dikutip dari Buku “Fiqh Bersuci dan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi” - Penulis: Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah]

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Disebarkan melalui Channel Telegram @ Sifat_Sholat_Nabi
╚═══════
📡 *Publikasi Salafy Solo:*
📮 *Telegram* || https://t.me/salafysolo
╚═══════🔎📚

Selasa, 24 Oktober 2017

SHALAT MUSAFIR Bagian 1

SHALAT MUSAFIR Bagian 1

Apakah yang dimaksud dengan safar

Jawab

Safar adalah perjalanan meninggalkan daerah tempat tinggal untuk keperluan tertentu. Orang yang melakukannya disebut musafir. Safar bukanlah perjalanan biasa, namun membutuhkan perhatian lebih dari perjalanan biasa, karena itu dibutuhkan persiapan khusus seperti penyiapan bekal, penyesuaian kendaraan, dan semisalnya.

(➋) Apakah hukum safar dan bagaimana pembagiannya (haram, makruh, mubah, mustahab, wajib)?

[ Jawab ]

Berdasarkan hukumnya, safar terbagi menjadi:

➀ ※ HARAM, safar untuk kemaksiatan atau hal-hal yang dilarang Allah. Termasuk di antaranya adalah safar seorang wanita sendirian tanpa didampingi mahram.

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ‏‎ ‎اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ قَالَ‏‎ ‎النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ‏‎ ‎عَلَيْهِ وَسَلَّمَ 《 لَا‎ ‎تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ إِلَّا‎ ‎مَعَ ذِي مَحْرَمٍ. 》

Dari Ibnu Abbas radliyallaahu ‘anhu beliau berkata: Rasulullah -ﷺ- bersabda: “Janganlah seorang wanita safar kecuali bersama seorang mahram ….” [HR al Bukhari dan Muslim]

➁ ※ MAKRUH, seperti seorang yang safar sendirian.

عَنِ ابْنِ عُمَرَ 《 أَنَّ‏‎ ‎النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ‏‎ ‎عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نَهَى عَنِ‏‎ ‎الْوَحْدَةِ أَنْ يَبِيتَ‏‎ ‎الرَّجُلُ وَحْدَهُ أَوْ‏‎ ‎يُسَافِرَ وَحْدَهُ. 》

Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah -ﷺ- melarang dari bersendirian, yaitu seorang bermalam sendirian atau safar sendirian. [HR Ahmad]

➂ ※ MUBAH, seperti berdagang dengan cara yang halal.

➃ ※ MUSTAHAB (disukai), seperti bersilaturrahmi menuju karib kerabat.

➄ ※ WAJIB, seperti safar untuk tujuan berhaji yang pertama bagi yang mampu.

(➌) Berapakah jarak minimum safar?

[ Jawab ]

Terdapat perbedaan pendapat yang sangat banyak dari para Ulama’, sampai-sampai Ibnul Mundzir menyatakan bahwa dalam masalah ini (penentuan jarak minimum safar) terdapat hampir 20 pendapat.

Namun, beberapa pendapat yang masyhur di antaranya:

➀ ※ Sejauh jarak perjalanan 3 hari.

Ini adalah pendapat Ibnu Mas’ud, Sa’id bin Jubair, Sufyan atTsaury dan Abu Hanifah.

◈ Dalilnya:

《 لَا يَحِلُّ لِامْرَأَةٍ‏‎ ‎تُؤْمِنُ بِاللَّهِ‏‎ ‎وَالْيَوْمِ الْآخِرِ أَنْ‏‎ ‎تُسَافِرَ سَفَرًا يَكُونُ‏‎ ‎ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ فَصَاعِدًا‎ ‎إِلَّا وَمَعَهَا أَبُوهَا‎ ‎أَوْ ابْنُهَا أَوْ زَوْجُهَا‎ ‎أَوْ أَخُوهَا أَوْ ذُو‎ ‎مَحْرَمٍ مِنْهَا. 》

“Tidak halal bagi seorang wanita yang beriman kepada Allah dan hari akhir safar 3 hari atau lebih kecuali bersama ayahnya, anaknya, suaminya, saudara laki-lakinya, atau mahramnya” [HR Muslim]

عَنْ شُرَيْحِ بْنِ هَانِئٍ‏‎ ‎قَالَ 《 أَتَيْتُ عَائِشَةَ‏‎ ‎أَسْأَلُهَا عَنْ الْمَسْحِ‏‎ ‎عَلَى الْخُفَّيْنِ 》 فَقَالَتْ‏‎ ‎《 عَلَيْكَ بِابْنِ أَبِي‎ ‎طَالِبٍ فَسَلْهُ فَإِنَّهُ‏‎ ‎كَانَ يُسَافِرُ مَعَ رَسُولِ‏‎ ‎اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ‏‎ ‎عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏‎ ‎فَسَأَلْنَاهُ 》 فَقَالَ 《 جَعَلَ‏‎ ‎رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى‎ ‎اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏‎ ‎ثَلَاثَةَ أَيَّامٍ‏‎ ‎وَلَيَالِيَهُنَّ لِلْمُسَافِرِ. 》

Dari Syuraih bin Hani’ beliau berkata: “Aku mendatangi Aisyah bertanya tentang mengusap 2 khuf.” Aisyah berkata: “Tanyakanlah kepada Ali bin Abi Thalib karena ia pernah safar bersama Rasulullah -ﷺ-, maka kamipun menanyakan kepada beliau.” Ali berkata: “Rasulullah -ﷺ- menjadikan batas pengusapan (khuf) 3 hari 3 malam bagi musafir…” [HR Muslim]

ⓘ Sebagian Ulama’ menjelaskan bahwa jarak perjalanan 1 hari adalah setara 2 barid ≣ 24 mil ≣ sekitar 43,2 km, sehingga jarak perjalanan 3 hari adalah sekitar 129,6 km.

➁ ※ Sejauh jarak perjalanan 2 hari ( 4 barid).

Ini adalah pendapat Ibnu Abbas, Ibnu Umar (dalam sebagian riwayat), Malik, Asy-Syafi’i, Ahmad. Sedangkan dari Ulama’ abad ini yang berpendapat demikian adalah Syaikh Bin Baz, Lajnah ad-Daaimah, Syaikh Shalih alFauzan, dan Syaikh Abdullah Ar-Rajihi, Dalilnya:

《 لَا تُسَافِرِ الْمَرْأَةُ‏‎ ‎مَسِيرَةَ يَوْمَيْنِ إِلَّا‎ ‎وَمَعَهَا زَوْجُهَا أَوْ ذُو‎ ‎مَحْرَمٍ. 》

“Janganlah seorang wanita melakukan safar sejarak perjalanan 2 hari kecuali bersama suami atau mahramnya.” [HR al Bukhari]

Al-Bukhari menyatakan:

《 وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ وَابْنُ‏‎ ‎عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ‏‎ ‎عَنْهُمْ يَقْصُرَانِ‏‎ ‎وَيُفْطِرَانِ فِي أَرْبَعَةِ‏‎ ‎بُرُدٍ وَهِيَ سِتَّةَ عَشَرَ‏‎ ‎فَرْسَخًا. 》

“Ibnu Umar dan Ibnu Abbas -semoga Allah meridlai keduanya- melakukan qashar dan berbuka (tidak berpuasa) pada perjalanan 4 barid yaitu 16 farsakh.” [Shahih al-Bukhari juz 4 halaman 231]

➂ ※ Tidak ada batasan jarak, selama sudah bermakna ‘safar’ maka terhitung safar.

Hal-hal yang membedakan safar dengan perjalanan biasa bisa terlihat dari beberapa indikasi, di antaranya: perlunya membawa bekal yang cukup, adanya hal-hal yang dipersiapkan secara khusus sebelum keberangkatan (misal pengecekan kondisi kendaraan yang lebih intensif dibandingkan jika dalam penggunaan yang biasa/normal), adanya kesulitan/kepayahan menempuh perjalanan yang tidak didapati pada perjalanan biasa, dan hal-hal lain semisalnya.

Pendapat tanpa batasan jarak minimum ini adalah pendapat Umar bin al-Khattab, Ibnu Umar dalam sebagian riwayat, Anas bin Malik, Sa’id bin al-Musayyib, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah, Asy-Syaukani, As-Shan’aani, Abdurrahman as-Sa’di, Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin.

Dalilnya adalah keumuman ayat:

《 وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الْأَرْضِ‏ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ‏ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلَاةِ. 》

“Jika kalian melakukan perjalanan di muka bumi, maka tidak ada dosa bagi kalian untuk mengqashar shalat ….” [QS an-Nisaa: 101]

Tidak terdapat hadits shahih maupun hasan yang secara tegas membatasi jarak minimum safar.

عَنْ يَحْيَى بْنِ يَزِيدَ ‏الْهُنَائِيِّ قَالَ 《 سَأَلْتُ ‏أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ عَنْ‏ قَصْرِ الصَّلَاةِ 》 فَقَالَ‏《 كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى‎اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ‏ إِذَا خَرَجَ مَسِيرَةَ‏ ثَلَاثَةِ أَمْيَالٍ أَوْ‏ثَلَاثَةِ فَرَاسِخَ (شَكَّ شعبة) صَلَّى رَكْعَتَيْنِ. 》

Dari Yahya bin Yazid al-Hanaa-i beliau berkata: “Aku bertanya kepada Anas bin Malik tentang mengqashar dalam shalat.” Beliau berkata: “Rasulullah -ﷺ- jika keluar sejarak 3 mil atau 3 farsakh – keraguan pada perawi bernama Syu’bah- beliau shalat 2 rakaat.” [HR Muslim]

1 mil ≣ sekitar 1,6 km, sehingga 3 mil sekitar 4,8 km. Sedangkan 1 farsakh ≣ 3 mil ≣ sekitar 14,4 km.

عَنِ اللَّجْلاَجِ, قَالَ: 《 كُنَّا ‎نُسَافِرُ مَعَ عُمَرَ بْنِ ‏الْخَطَّابِ فَيَسِيرُ ثَلاَثَةَ ‏أَمْيَالٍ فَيَتَجَوَّزُ فِي‎الصَّلاَة وَيَفْطُرُ. 》

Dari al-Lajlaaj beliau berkata: “Kami pernah safar bersama Umar bin al-Khattab. Beliau melakukan perjalanan sejauh 3 mil mengqashar shalat dan berbuka.” [Riwayat Ibnu Abi Syaibah no 8221 juz 2 halaman 445]

ⓘ Sebagian Ulama’ menyatakan bahwa jarak di bawah 3 farsakh yang disebutkan dalam hadits Anas maupun perbuatan Umar adalah jarak minimum permulaan boleh mengqashar shalat dan berbuka (tidak berpuasa), bukan jarak total dari tempat asal ke tujuan. Sebagai contoh, ketika Nabi melakukan perjalanan dari Madinah akan ke Mekkah, pada saat di Dzulhulaifah beliau sudah mengqashar shalat. [Riwayat al-Bukhari dan Muslim]. Padahal jarak Madinah ke Dzulhulaifah adalah sekitar 6 mil atau sekitar 9,6 km.

(✔️) Dari 3 pendapat tentang jarak minimum safar, pendapat yang rajih (lebih mendekati kebenaran) adalah pendapat yang terakhir yang menyatakan bahwa tidak ada jarak minimum batasan suatu perjalanan dikatakan safar, namun dikembalikan kepada urf (ukuran kebiasaan) setempat. Jika perjalanan dari satu tempat ke tempat tertentu sudah terhitung safar berdasarkan urf di daerah itu, maka hal itu terhitung safar. Jika tidak, maka bukan safar.

Wallaahu a’lam.

📚[Dikutip dari Buku “Fiqh Bersuci dan Shalat Sesuai Tuntunan Nabi” - Penulis: Al-Ustadz Abu Utsman Kharisman hafizhahullah]

📮••••|Edisi| @ukhuwahsalaf / www.alfawaaid.net
₪ Disebarkan melalui Channel Telegram @Sifat_Sholat_Nabi
╚═══════
📡 *Publikasi Salafy Solo:*
📮 *Telegram* || https://t.me/salafysolo
╚═══════🔎📚

BENARKAH NGEBUT DI JALAN TERMASUK SUNNAH NABI

BENARKAH NGEBUT DI JALAN TERMASUK SUNNAH NABI shallallahu 'alaihi wa sallam

Disebutkan dalam Shohih Al Bukhori (no.1804) dari hadits Abu Huroiroh rodliyallohu 'anhu dari  Nabi -shollallohu 'alaihi wasallam, beliau bersabda :

(( السفر قطعة من العذاب، يمنع أحدكم طعامه وشرابه ونومه، فإذا قضى نهمته فليعجّل إلى أهله))
"Safar merupakan penggalan adzab, ia menghalangi (mengganggu) makan, minum dan tidur seseorang. Maka jika seseorang telah menyelesaikan keperluannya maka hendaknya ia BERSEGERA kembali kepada keluarganya."

📖 Ibnu Hajar -rohimahulloh- dalam syarahnya (Fat-hul Baary 3/708) berkata:

" Dalam hadits 'Aisyah disebutkan dengan lafadz: HENDAKNYA IA MEMPERCEPAT PERJALANANNYA..."
Mempercepat kendaraan hendaklah tetap memperhatikan adab-adabnya, diantaranya sabda Rasululloh shollallahu 'alaihi wasallam :

(( لا ضرر ولا ضرار ))

"Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan orang lain."

(HR. Ibnu Majah, Ahmad dan Malik. Dishahihkan oleh Syaikh Al Albaaniy dalam Shohiihul Jaami' no. 7517).

📢 Fadhilatusy- Syaikh Ibnu Baaz -rahimahullah- berkata:
"Dan yang WAJIB bagi para sopir, hendaklah mereka selalu waspada terhadap laju dan jalannya kendaraan dari kantuk. Dan WAJIB bagi sopir untuk BERHATI-HATI dalam perjalanan dan hendaknya dia SELALU MEMPERHATIKAN ATURAN LALU LINTAS yang telah ditetapkan, TIDAK MELANGGARNYA.  Dan tidak melaju dalam keadaan mengantuk atau sambil ngobrol bersama temannya dengan obrolan yang mengganggu konsentrasinya dari memperhatikan jalan.
WAJIB baginya waspada. Teliti dan selalu waspada dalam perjalanan hingga TIDAK MEMBAHAYAKAN DIRINYA, PENUMPANGNYA DAN ORANG LAIN.
WAJIB bagi sopir memiliki perhatian yang serius terhadap kendaraannya. Maka JANGANLAH NGEBUT dan JANGAN MELANGGAR ATURAN LALU LINTAS. Jangan menyopir sambil mengantuk, jangan sambil ngobrol dengan teman disampingnya dengan obrolan yang bisa mengganggu perjalanan dan hal-hal lainnya..."

📢 Fadhilatusy- Syaikh Sholih Al Fauzan -hafidhohulloh - berkata :
"Demikian juga .... para pengendara yang mempercepat kendaraan dengan KECEPATAN TINGGI YANG MELEBIHI BATAS (MAKSIMAL) YANG DITENTUKAN,  hal itu termasuk perbuatan menjerumuskan diri sendiri dan orang lain ke dalam marabahaya dan kematian. Dengan demikian mereka menanggung DOSA YANG BESAR dan menimbulkan rasa takut bagi kaum muslimin.
Demikian juga para sopir yang tidak mengindahkan rambu-rambu yang dipasang untuk kelancaran lalu lintas dan untuk mencegah bahaya di jalan, mereka termasuk orang-orang yang menyelisihi tuntutan iman berupa keharusan MENJAGA TERTUMPAHNYA DARAH KAUM MUSLIMIN dan menjaga kemaslahatan mereka.
Ini semua menunjukkan KELEMAHAN IMAN mereka. Keimanan (yang benar) nampak dalam tutur kata lisan, perbuatan anggota badan serta perbuatan-perbuatan lainnya (yang baik). Inilah hakikat seorang mukmin..."

🚧🚩🚧🚩🚧🚩🚧
Teks asli :
قال فضيلة الشيخ ابن باز- رحمه الله:

".... والواجب على السائقين أن يحذروا العجلة أو السير مع النعاس، الواجب على السائق أن يتمهل في السير، وأن يلتزم بقانون الطريق الذي رسم له، لا يزيد ولا يسير مع النعاس ولا يتحدث مع صاحبه حديثاً يشغله عن نظر الطريق، يجب عليه الحذر، يكون عنده فطنة وعنده حذر في سيره حتى لا يضر نفسه ولا يضر ركابه ولا يضر الناس الآخرين، يجب على السائق أن تكون عنده عناية تامة بالسيارة فلا يعجل ولا يتعد الخطة المرسومة للسير، ولا يكون معه نعاس، ولا يتحدث حديث مع من حوله حيث يشغله عن الطريق إلى غير ذلك..."

Dinukil dari :
دهس الحيوانات بالسيارة بغير قصد - الموقع الرسمي للإمام ابن باز
http://www.binbaz.org.sa/noor/8508

قال فضيلة الشيج صالح الفوزان- حفظه الله:

".... وكذلك أصحاب السيارات الذين يسرعون سرعة زائدة عن المطلوب يعرضون أنفسهم ويعرضون غيرهم بالخطر والموت يتحملون في ذلك آثامًا عظيمة ويروعون المسلمين وكذلك الذين يقطعون الإشارات المجعولة لأجل ضبط السير وتأمين الخطر هؤلاء أيضا مخالفون لما يقتضيه الإيمان من حفظ دماء المسلمين وحفظ مصالح المسلمين كل هذا يدل على ضعف إيمانهم أو على عدم إيمانهم فالإيمان يظهر في تصرفات الإنسان على لسانه وعلى جوارحه وتصرفاته هذا هو المؤمن ..."

Dinukil dari :
نعمة الإيمان | موقع معالي الشيخ صالح بن فوزان الفوزان
http://www.alfawzan.af.org.sa/node/13687

☕ WA MTDS ASSUNNAH - MALANG
╚═══════

📡 Ikut Mempublikasikan :
📝 *Forum Ahlussunnah Ngawi*📚

Minggu, 22 Oktober 2017

SIM Anda Expired Awas Tidak Bisa Diperpanjang

SIM Anda Expired Awas Tidak Bisa Diperpanjang

Surat Ijin Mengemudi Driving Licence Indonesia

.

Senin, 16 Oktober 2017

BERSABAR DARI MEMANDANG YANG HARAM

BERSABAR DARI MEMANDANG YANG HARAM

Berkata Al-allamah Ibnul Qayyim Rahimahullah Ta'ala :

"كثير من الناس،يصبر على مكابدة قيام الليل في الحر والبرد،وعلى مشقة الصيام،ولا يصبر عن نظرة محرمة"

🖋 "Banyak manusia mampu bersabar untuk menghadapi sulitnya menegakkan shalat lail disaat cuaca panas dan dingin, dan mampu menghadapi sulitnya berpuasa, namun dia tidak bersabar untuk menahan diri dari memandang sesuatu yang diharamkan."

📰  ('uddatus shabiriin: 24)

Sumber : Channel telegram Thalab ilmu syar'i

Rabu, 11 Oktober 2017

Bahaya Laten Hawa Nafsu

Bahaya Laten Hawa Nafsu

Syaikh Shalih Fauzan hafizhahullah berkata, "Seorang insan wajib untuk berhati-hati dari hawa nafsu karena bisa jadi dia telah selamat dari penyembahan kepada patung, pohon dan kuburan serta telah mengetahui tauhid dan sunnah akan tetapi dia tidak selamat dari mengikuti hawa nafsunya.

Ini adalah musibah yang besar!

Maka wajib bagi seorang muslim untuk waspada dari hawa nafsunya, yakni ketika menjadikan hawa nafsunya sebagai yang diikuti dari apa-apa yang datang dari Rasulullah shallalahu alaihi wasallam."

(Syarah Syarhus Sunnah-Syaikh Fauzan, hal. 33, cet. Maktabah Hadyi Muhammadi 2013).
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr

#Syarah_Syarhussunnah

SOLUSI JIKA LALAT MASUK KE MINUMAN

MUTIARA HADIS

SOLUSI JIKA LALAT MASUK KE MINUMAN

Apabila ada lalat jatuh ke dalam minuman salah seorang dari kalian maka celupkanlah lalat itu lalu angkatlah, karena pada salah satu sayapnya terdapat penyakit dan pada sayap yang lainnya terdapat penawarnya.

📜 Perawi : Abu Hurairah.
( HR : Bukhari 3320 )
[Derajat hadits : Shahih]

_______

📗- إذا وقع الذباب في شراب أحدكم فليغمسه ثم لينزعه ، فإن في إحدى جناحيه داء والأخرى شفاء .

الراوي: أبو هريرة
المحدث: البخاري المصدر: صحيح البخاري  الصفحة أو الرقم: 3320
 خلاصة حكم المحدث: [صحيح]

•••┈••••○❁🍃❁○••••┈•••

✍🏻WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ ://bit.ly/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

JANGAN MANJAKAN ANAK ANAK YANG MEMBUAT MEREKA JADI MALAS

JANGAN MANJAKAN ANAK ANAK YANG MEMBUAT MEREKA JADI MALAS

Al Imam Ibnul Qayyim rahimahullah :

(ويجنبه الكسل والبطالة والدعة والراحة بل يَأْخُذهُ بأضدادها وَلَا يريحه إِلَّا بِمَا يجم نَفسه وبدنه للشغل فَإِن الكسل والبطالة عواقب سوء ومغبة نَدم وللجد والتعب عواقب حميدة إِمَّا فِي الدُّنْيَا وَإِمَّا فِي العقبى وَإِمَّا فيهمَا فأروح النَّاس أتعب النَّاس وأتعب النَّاس أروح النَّاس فالسيادة فِي الدُّنْيَا والسعادة فِي العقبى لَا يُوصل إِلَيْهَا إِلَّا على جسر من التَّعَب)

💐 Hendaknya para orang tua menjauhkan anaknya dari sifat malas, suka menganggur, sifat manja dan suka bersantai-santai.

👍 Akan tetapi sebaliknya, jangan biarkan dia beristirahat melainkan setelah fisik dan jiwanya lelah setelah dia sibuk dengan aktivitasnya.

⚠️ Karena sesungguhnya kemalasan dan sering menganggur adalah penyebab keburukan dan penyesalan. Sebaliknya keseriusan serta kelelahan akan melahirkan dampak yang positif, baik bagi dunia atau akhiratnya, bahkan untuk dunia dan akhiratnya sekaligus.

‼️ Orang yang sekarang suka bersantai-santai, kelak akan menjadi orang yang paling capek.

🔈 Sebaliknya orang yang rajin, kelak dia akan menjadi orang yang bersantai-santai.

🔋 Seseorang tidak akan mendapatkan kemuliaan di dunia serta kebahagiaan di akhirat tanpa harus melewati jembatan keletihan.

…………………………

🔵 telegram.me/berbagiilmuagama

⚪️ Tuhfatul Maudud, hal 241

~~~~~~~~~~~~~

Selasa, 10 Oktober 2017

YUK KASIH HADIAH UNTUK SI KECIL

FATWA ULAMA

YUK KASIH HADIAH UNTUK SI KECIL YANG BARU LAHIR

Fadhilatus Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah

☎ Pertanyaan :

Bagaimana pandangan syariat menurut anda tentang kebiasaan sebagian wanita di zaman ini yang memberikan hadiah kepada temannya yang diberi karunia dengan kelahiran seorang anak❓

✅ Jawaban :

👍 Pada asalnya tidak mengapa memberi hadiah anak ketika momen kelahirannya.

🔬🎁 Karena hukum asal memberi hadiah dan bahkan segala bentuk muamalah adalah halal dan sah.

⛔ Kecuali jika ada dalil yang menunjukkan keharamannya.

📜 Sumber :
Silsilah Fatawa Nur alad Darb kaset nomor 167


السؤال:

ما رأي الشرع في نظركم فيما يفعله بعض النساء اليوم، حيث إنهن إذا رزقت إحدى صديقاتها بمولود تقوم بإعطائها ؟

🍡الجواب:

الهدية للمولد عند ولادته لا
بأس بها في الأصل،
لأن الأصل
في الهدية بل وفي جميع المعاملات الحل والصحة،
إلا ما قام الدليل على تحريمه،

📚 المصدر: سلسلة فتاوى نور على الدرب > الشريط رقم [167]

•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✍🏻WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ
https://bit.ly/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

JANGAN MARAH KETIKA DIINGATKAN

JANGAN MARAH KETIKA DIINGATKAN

Asy Syeikh Bin Baaz rohimahullah :

(فلا ينبغي لعاقل أن يغضب عندما ينبه على الباطل، وعندما ينبه على البدع، بل ينبغي له أن يقول: الحمد لله الذي هداني، الحمد لله الذي عرفني أن هذا بدعة، الحمد لله الذي أرشدني إلى الخير، وعليه أن يتعلم ويتبصر ولا يقلد الناس)

‼️ Tidak selayaknya bagi orang yang berakal untuk marah ketika diingatkan atas kebatilannya, ketika diingatkan atas kebid'ahannya.

💐 Bahkan seharusnya dia berkata: alhamdulillah yang telah memberikan aku petunjuk, alhamdulillah yang telah memberitahuku bahwa ini adalah kebid'ahan, alhamdulillah yang telah membimbingku diatas kebaikan.

🖐 Wajib atasnya untuk menuntut ilmu dan belajar dan tidak taqlid kepada manusia.

……………………………

🔵 telegram.me/berbagiilmuagama

⚪️ http://www.binbaz.org.sa/noor/1403

~~~~~~~~~~~~~~

KHAWATIRLAH KEADAANMU BERUBAH

KHAWATIRLAH KEADAANMU BERUBAH

Al-'Allamah al-Imam Rabi' bin Hadi al-Madkhali hafizhahullah berkata :

والمؤمن يخشى دائمًا أن تتغير حاله

Seorang mukmin itu senantiasa khawatir keadaannya akan berubah.

Sungguh telah tsabit dari 'Aisyah dan Anas radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dahulu banyak mengucapkan:

يا مقلب القلوب ثبت قلبي على دينك

"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, kokohkanlah hatiku di atas agama-Mu".

Maka aku berkata:

يا رسول الله آمنا بك وبما جئت به فهل تخاف علينا؟

Wahai Rasulullah, kami beriman kepada engkau dan kepada apa yang engkau bawa, maka apakah engkau mengkhawatirkan keadaan kami?

Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

نعم, إن القلوب بين أصبعين من أصابع الله عز وجل يقلبها كما يشاء

"Ya, sesungguhnya hati itu berada di antara dua jemari dari jari-jemari Allah 'Azza wa Jalla, Ia membolak-balikkannya sebagaimana apa yang Dia kehendaki".

هذا والله هو الفقه : ألا يأمن الإنسان على نفسه، لأن الشيطان يجري من ابن آدمَ مجرىٰ الدم

Ini, demi Allah adalah fikih (pemahaman mendalam tentang agama Allah): Hendaknya seorang insan itu tidak merasa aman atas dirinya. Karena syaithan itu mengalir di tubuh anak adam melalui tempat mengalirnya darah.

فليكن حارسًا لقلبه وعقله وعلمه حراسةً شديدة أشد مما يحرس مالَهُ وعِرضَه ومن أُسنِدَ إليه ولايةُ أمره، يجب أن يهتم بحراسة قلبه قبل كُلِّ شيء

Maka hendaknya seseorang itu menjadi penjaga bagi hatinya, akalnya, dan ilmunya dengan penjagaan yang ketat, lebih ketat dari menjaga hartanya, kehormatannya, dan siapa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Ia wajib memperhatikan penjagaan hatinya sebelum penjagaan yang lainnya.

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ [آل عمران:٨] 

"Ya Allah, janganlah Engkau palingkan hati kami (kepada kesesatan) setelah Engkau berikan hidayah kepada kami. Dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkau Maha Pemberi." (Ali-'Imran: 8 )

[Marhaban Ya Thalibal 'llmi - hal. 75]

📚 Sumber || https://telegram.me/ImamRabee

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/ForumSalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

HUKUM BAYI TABUNG

HUKUM BAYI TABUNG

Asy-Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin rahimahullah

📬 Pertanyaan:

ما حكم التلقيح الصناعي - طفل الأنابيب - وهو أخذ ماء الرجل، فيوضع في رحم المرأة عن طريق أنابيب بواسطة طبيب أو طبيبة؟

Apa hukum pembuahan buatan -sistem bayi tabung- yaitu mengambil mani seorang pria lalu diletakkan ke dalam rahim seorang wanita melalui metode tabung, yang dilakukan oleh dokter laki-laki atau dokter wanita?

🔓 Jawaban:

التلقيح الصناعي يقال : إنه يؤخذ ماء الرجل ويوضع في رحم المرأة عن طريق أنابيب ( إبرة ) وهذه المسألة خطيرة جداً

Pembuahan buatan yang dikatakan; Diambil air mani seorang pria, lalu diletakkan dalam rahim seorang wanita melalui metode tabung (suntikan) ini adalah perkara yang sangat berbahaya.

ومن الذي يأمن الطبيب أن يلقي نطفة في رحم زوجة أخرى؟ ولهذا نرى سد الباب، ولا نفتي به إلا في قضية معينة بحيث نعرف الرجل والمرأة والطبيب

Siapa yang merasa aman, kalau sang dokter itu meletakkan air maninya ke dalam rahim istri (wanita) lain?
Oleh karena itu kami memandang; Untuk menutup pintu-pintu kejelekkan, kami tidak berfatwa bolehnya (bayi tabung), kecuali pada kasus tertentu, yang mana kita betul-betul tahu, siapa sang laki-laki, siapa perempuannya dan siapa dokternya.

وأما فتح الباب، فيخشى منه الشر. وليست المسألة هينة؛ لأنه لو حصل فيها غش، لزم إدخال نسب في نسب، وصارت الفوضى في الأنساب، وهذا مما يحرمه الشرع

Adapun membuka pintu ini, maka akan dikawatirkan terjadi kejelekkan, ini bukan masalah sepele. Karena kalau disana terjadi kecurangan, hal itu mengharuskan memasukan nasab seorang kepada nasab (lainnya) maka terjadilah kekacauan dalam nasab. Dan ini termasuk perkara yang dilarang syariat.

Oleh karena itu Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda:

"لا توطأ ذات حمل حتى تضع"

"Seorang wanita hamil tidak boleh dinikahi sampai dia melahirkan."

فأنا لا أفتي في ذلك، اللهم إلاّ أن ترد إلي قضية معينة أعرف فيها الزوج والمرأة والطبيب

Dan aku tidak berfatwa bolehnya bayi tabung. Allahumma kecuali jika ada kasus tertentu, saya tahu siapa suaminya, siapa isterinya dan dokternya (amanah).

[http://zadgroup.net/bnothemen/upload/ftawamp3/od_030_19.mp3]

📚 Sumber || http://ⓣelegram.me/slaif_kotia

🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/hukum-bayi-tabung/

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

SIAPA ITU QARIN DAN APAKAH DIA MENYERTAI MAYIT SAMPAI DI KUBURNYA

SIAPA ITU QARIN DAN APAKAH DIA MENYERTAI MAYIT SAMPAI DI KUBURNYA

Asy-Syaikh Muhammad bin shalih Al-Utsaimin rahimahullah ditanya :

📬 Pertanyaan:

ما هو القرين وهل يرافق الميت حتى في قبره ؟

Siapakah qarin itu? Dan apakah dia akan menyertai mayit ke kuburnya?

🔓 Jawaban:

القرين هو شيطان مسلط على الإنسان بإذن الله عز وجل يأمره بالفحشاء وينهاه عن المعروف

Qarin adalah syaitan yang dikuasakan kepada seorang insan dengan ijin Allah, ia memerintahkan kepada perbuatan keji dan melarang dari berbuat makruf.

Sebagaimana Allah berfirman:

الشَّيْطَانُ يَعِدُكُمُ الْفَقْرَ وَيَأْمُرُكُمْ بِالْفَحْشَاءِ

"Syaitan itu menjanjikan kepada kalian kefaqiran dan memerintahkan kepada kalian untuk berbuat keji." (QS. Al-Baqarah 268)

ولكن إذا منَّ الله على العبد بقلب سليم صادق متجه إلى الله عز وجل مريد للآخرة مؤثر لها على الدنيا فإن الله تعالى يعينه على هذا القرين حتى يعجز عن إغوائه

Akan tetapi jika Allah mengkaruniai seorang hamba dengan hati yang selamat, jujur, senantiasa menghadap kepada Allah, menginginkan akhirat, lebih mengutamakan akhirat dari dunia, maka Allah akan menolongnya menghadapi qarin ini, sehingga ia tidak mampu menyesatkannya.

ولذلك ينبغي للإنسان كلما نزغه من الشيطان نزغ فليستعذ بالله من الشيطان الرجيم كما أمر الله

Oleh karena itu sepantasnya seorang insan itu, setiapkali dia digoda oleh syaitan hendaknya dia meminta perlindungan kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk. Sebagaimana Allah perintahkan.

Allah subhanahu wa ta'ala berfirman:

وَإِمَّا يَنْزَغَنَّكَ مِنَ الشَّيْطَانِ نَزْغٌ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ

"Dan jika syaitan menggodamu dengan suatu godaan, maka hendaknya engkau meminta perlindungan kepada Allah, sesungguhnya Dia Maha mendengar dan Maha Mengetahui. (QS. Fushshilat 36)

والمراد بنزغ الشيطان آن يأمرك بترك الطاعة أو يأمرك بفعل المعصية

Dan yang dimaksud dengan godaan syaitan adalah, ia menyuruhmu untuk meninggalkan ketaatan, atau menyuruhmu untuk berbuat maksiat.

فإذا أحسست من نفسك الميل إلي ترك الطاعة فهذا من الشيطان أو الميل إلى فعل المعصية فهذا من الشيطان فبادر بالاستعاذة منه يعذك عز وجل

Maka jika engkau merasa dalam dirimu ada kecondongan untuk meninggalkan ketaatan, maka ini dari syaitan. Atau ada kecondongan untuk berbuat maksiat, maka ini juga dari syaitan, maka bersegeralah meminta perlindungan darinya, niscaya Allah akan melindungimu.

وأما كونه أي هذا القرين يمتد إلى أن يكون مع الإنسان في قبره فلا فالظاهر والله أعلم أنه بموت الإنسان يفارقه لأن مهمته التي كان مسخراً لها قد انتهت إذ أن الإنسان إذا مات انقطع عمله

Adapun permasalahan qarin ini akan berlanjut bersama seorang sampai di kuburnya, maka tidaklah demikian.
Yang nampak, wallahu a'lamu, dengan matinya seorang insan, maka ia akan berpisah darinya. Karena tugasnya yang ia dikuasakan untuknya sudah berakhir. Tatkala seorang insan jika ia meninggal, telah terputuslah amalannya.

Sebagaimana sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam, kecuali tiga perkara:

صدقة جارية أو علم ينتفع به أو ولد صالح يدعو له

"Sedekah jariyah, atau ilmu yang bermanfaat atau anak shalih yang mendoakannya.

📚 Sumber || http://www.sahab.net/forums/index.php?showtopic=117173

🌏 Kunjungi || http://forumsalafy.net/siapa-itu-qarin-dan-apakah-dia-menyertai-mayit-sampai-di-kuburnya/

⚪ WhatsApp Salafy Indonesia
⏩ Channel Telegram || http://telegram.me/forumsalafy

💎💎💎💎💎💎💎💎💎

Apa itu Shidqul 'Azhimah

Apa itu Shidqul 'Azhimah

Syaikh Hafizh al Hakami rahimahullahu menjawab, "Shidqul 'Azhimah adalah meninggalkan rasa malas dan angan-angan serta mengerahkan segenap kemampuan untuk berlaku jujur di dalam ucapannya dengan amalannya. Allah taala berfirman,

《يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لَا تَفْعَلُون * كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لَا تَفْعَلُونَ》

Artinya :
"Wahai orang-orang yang beriman, mengapa kamu katakan apa yang kamu tidak kerjakan. Amat besar kebencian di sisi Allah ketika kamu mengatakan apa-apa yang kamu tidak kerjakan". (QS. Ash Shaf: 2 dan 3).

(A'lamus Sunnah Al Mansyurah-Syaikh Hafizh al Hakami, hal. 7, cet. Darul Furqan 2011)
➖➖➖
💐 Wa Sedikit Faidah Saja (SFS)
➖➖➖
💾 Arsip lama terkumpul di catatankajianku.blogspot.com dan di link telegram http://bit.ly/1OMF2xr

#Alamussunnah

Senin, 09 Oktober 2017

BERITA GEMBIRA BAGI PENGAJAR KEBAIKAN

MUTIARA HADIST

BERITA GEMBIRA BAGI PENGAJAR KEBAIKAN

🖊 عَنْ أَبِي أُمَامَةَ الْبَاهِلِيِّ رضي الله عنه قَالَ : ذُكِرَ لِرَسُولِ اللَّهِ ﷺ رَجُلَانِ : أَحَدُهُمَا عَابِدٌ، وَالْآخَرُ عَالِمٌ، فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : (( فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعَابِدِ كَفَضْلِي عَلَى أَدْنَاكُمْ ))

💭 ثُمَّ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ﷺ : ((••• إِنَّ اللَّهَ، وَمَلَائِكَتَهُ، وَأَهْلَ السَّمَاوَاتِ، وَالْأَرَضِينَ، حَتَّى النَّمْلَةَ فِي جُحْرِهَا، وَحَتَّى الْحُوتَ ؛ لَيُصَلُّونَ عَلَى مُعَلِّمِ النَّاسِ الْخَيْرَ •••))

📌صححه الألباني في
صحيح الترمذي  رقم : (2685)

🖊 Dari sahabat Abu Umamah al-Bahili radhiyallahu'anhu ia berkata : Disebutkan kepada Rosulullah shallallaahu' alaihiwasallam tentang DUA orang, salah satunya adalah ahli ibadah dan yang lain adalah seorang alim,

💬 Maka Rosulullah shallallaahu'alaihiwasallam pun bersabda :
`•••Keutamaan seorang alim di atas ahli ibadah seperti keutamaanku ditengah-tengah kalian.Lalu beliau melanjutkan sabdanya Sesungguhnya :
🔅 Allah
🔅 Para malaikat-Nya
🔅 Para penduduk langit dan bumi
🔅 Bahkan semut yang ada di lubangnya
🔅 Dan juga ikan akan bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada sesama manusia•••

📌 Dishahihkan oleh Imam al-Albani rahimahullaah di dalam shahih Tirmidzi no 2685

🎙 Berkata Imam Ibnul Qoyyim rahimahullaah :
☝🏻 Tatkala mengajarkan kebaikan kepada manusia merupakan sebab keselamatan, kebahagiaan serta bersihnya jiwa-jiwa mereka, maka Allah pun membalas kebaikan orang tersebut dengan shalawat dari-Nya, para malaikat-Nya, serta penduduk bumi, yang menjadi sebab keselamatan, kebahagiaan dan keberuntungannya.

📜 Sumber : Miftah Daris Sa'adah 1/63

🎙 قـال الإمـام ابن الـقـيم رحمه الله :

لمّا كان تعليمُه للناس الخير سببًا لنجاتهم
وسعادتهم ،
وزكاة نفوسهم ،
جازاهُ اللهُ مِن جِـنْس عَملـهِ ،
بـأنْ جعَـل عـليه مِنْ صلاتـهِ
وصلاةِ ملائكته
وأهـل الأرض
ما يكون سبباً لـنجاته ، وسعادته ،
وفلاحه .

📜 مفتاح دار الـسعادة : (63/1)

•••┈••••○❁🌻❁○••••┈•••

✍🏻WhatsApp
Ⓚ①ⓉⒶ🌏ⓈⒶⓉⓊ
Bagi-bagi faedah ilmiahnya....ayo segera  bergabung
🌐📲 Join Channel Ⓚ①Ⓣ
https://bit.ly/KajianIslamTemanggung

📻📡 Dengarkan••• [ VERSI BARU❗ ]  Kajian Islam dan Murotal al-Quran setiap saat di Radio Islam Indonesia
http://bit.ly/AplikasiRadioIslamIndonesia2

≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈≈

Jumat, 06 Oktober 2017

HUKUM MENYEKOLAHKAN ANAK PEREMPUAN DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG CAMPUR BAUR DENGAN LAKI-LAKI IKHTILATH

HUKUM MENYEKOLAHKAN ANAK PEREMPUAN DI SEKOLAH-SEKOLAH YANG CAMPUR BAUR DENGAN LAKI-LAKI (IKHTILATH)

Oleh Asy-syeikh Abdullah Bin Abdurrahim Al-Bukhari hafizhahullah :

Pertanyaan:

Ini sebuah pertanyaan menyebutkan: sungguh aku mencintai anda karena Allah [aku (Asy-syeikh) katakan kepadanya: semoga Allah mencintaimu yang engkau mencintai kami karenaNya]:

Bolehkah menyekolahkan anak perempuan setelah usia sembilan tahun di sekolah-sekolah yang ikhtilath, diketahui bahwa tidak ada sekolah di negeri kami yang memisahkan antara anak-anak laki-laki dan anak-anak perempuan?

Jawab:

Aku katakan kepadanya tidak boleh, keselamatan modal harta lebih utama dari pada menghasilkan keuntungan, dan anak perempuan jika telah mencapai usia sembilan tahun maka sungguh sepantasnya bagi walinya melatihnya memakai hijab, bersikap malu, menjaga kehormatan dan menjaga diri, maka jika tidak terdapat (sekolah yang memisahkan antara anak laki-laki dan dan anak perempuan)  dialah (sang ayah) dan ibunya yang memberikan perhatian kepadanya di dalam rumah, lalu menghafalkan kepadanya kitabullah (al-quran), menghafalkan kepadanya dari ilmu-ilmu yang bermanfaat (matan-matan ilmu) dan ini lebih bermanfaat baginya disisi Allah insyaAllah disertai keselamatan dan menjaganya dan menjauhkannya dari tempat-tempat fitnah yang boleh jadi datang kepadamu yang engkau akan menyesalinya sepanjang hidupmu dan engkau berharap seandainya engkau berada dibawah tanah (berharap mati).

Dan tidak boleh bagi seorang insan bemudah-mudahan di dalam bab (masalah) ini, sebab para wanita itu berbeda-beda, terkadang wanita usia sembilan tahun dalam keadaan dia telah sempurna bentuk tubuhnya sudah pantas untuk dipetik walaupun belum haid sebelumnya yang mendekati usia dewasa, dan diantara wanita ada yang sudah haid dalam keadaan umur mereka duabelas atau sebelas atau tigabelas tahun atau semisal itu bukankah demikian? Pada usia kesembilan tahun maka anak perempuan padanya mendekati dewasa terlebih bagi yang telah sempurna bentuk tubuhnya yakni badannya dan terlihat atasnya ciri-ciri dewasa maka sepantasnya bagimu wahai muslim bertakwa kepada Allah di dalam perihal anak perempuan yang itu merupakan amanah pada lehermu.

::: حرمة تدريس البنات في مدارس مختلطه :::

      فضيلــة الشَـــيخ/
عبد الله بن عبد الرحيم البخاري
    - حَفِظَهُ اللَّهُ تَعَالَى -

الســــ⇘ـــــؤال :

وهذا سؤالٌ يقول :
إني أحبكم في الله [ أقول له : أحبك الله الذي أحببتنا فيه]
يقول هل يجوز تدريس البنت بعد سن التاسعة في المدارس المختلطة ، علمًا أنه لا يوجد في بلدنا مدارس تفصل بين الأولاد والبنات ؟

الجـــــ⇘ــــواب :

◉ أقول له لا ، سلامة رأس المال أوجب من تحصيل الربح والبنت إذا بلغت تسع سنين فإنه ينبغي لوليها أن يدربها على الحجاب والاحتشام والعفة والحصانة ، فإذا لم يوجد اعتنى بها هو وأمها في البيت فيُحفّظونها كتاب الله تبارك وتعالى ، ويُحفّظونها من العلوم النافعة وهذا أنفع لها عند الله إن شاء الله مع سلامتها وحفظها والبعد بها عن مواطن الفتن التى ربما جاءك منها ماتندم عليه طيلة حياتك وتتمنى أن لو كنت تحت التراب

↫ ولا يجوز للإنسان أن يتساهل في هذا الباب نعم ، فإن النساء يختلفن فقد تكون تسع سنين وهي مكتملة البنية صالحة لأن تفتض ولو لم تحض بعد ، تكون قريبة من الاحتلام ، فمن النساء من يحضن وعمرهن اثنى عشر أو إحدى عشر أو ثلاثة عشر أو نحو ذلك أليس كذلك ، فالتاسعة تكون فيها البنت مقاربة للاحتلام لا سيما عند من اكتملت بنيتها يعني جسمها وظهرت عليها آثار المناهزة فينبغي لك أيها المسلم أن تتقي الله في هذه البنت التى هي أمانة في عنقك

المصــــ⇩ـــــــدر :
https://miraath.net/ar/content/fatawa/8883081
•┈┈┈┈•✿❁✿•┈┈┈┈

Https://telegram.me/manhaj_salafy