KATA KATA KALAU SAJA
Dari Abu Hurairah رضي الله عنه berkata:
Rasulullah صلى الله عليه وسلم bersabda:
الْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيفِ، وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ، احْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلَا تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلَا تَقُلْ : لَوْ أَنِّي فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا. وَلَكِنْ قُلْ : قَدَرُ اللَّهِ وَمَا شَاءَ فَعَلَ. فَإِنَّ لَوْ تَفْتَحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ
Orang mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai Allah dari pada orang mukmin yang lemah. Tetapi pada mereka semua ada kebaikan. Bersemangatlah kepada apa yang bermanfaat bagimu dan minta tolonglah kepada Allah serta jangan lemah (malas). Jika ada sesuatu (musibah) menimpamu, jangan kamu katakan " *Kalau saja aku melakukan ini dan itu, niscaya yang terjadi begini dan begitu* ". Akan tetapi katakanlah " *Qaddarallahu wa maa syaa'a fa'al (Allah telah mentaqdirkan begini, dan apa pun yang Dia kehendaki Dia lakukan)* ". Karena sesungguhnya kata kata *Kalau Saja* itu membuka amalan syaitan.
HR lmam Muslim
👍🏽 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin رحمه الله menjelaskan tentang beberapa sisi penggunaan kata kata KALAU SAJA (atau SEANDAINYA):
1⃣ Digunakan untuk memprotes (menolak/mengkritik) syariat. Maka ini haram.
Allah تعالى berfirman tentang perkataan orang orang munafik:
لَوْ اَطَاعُوْنَا مَا قُتِلُوْا
Kalau Saja mereka mengikuti kita, tentulah mereka tidak terbunuh.
(QS. Ali 'Imran ayat 168)
Ini terjadi dalam perang Uhud, manakala di tengah perjalanan Abdulkah bin Ubay (gembong munafiqin) menggembosi sekitar sepertiga pasukan (untuk pulang). Dan ternyata ada 70 orang pasukan muslimin yang gugur syahid. Maka orang orang munafiq memprotes syariat Rasul صلى الله عليه وسلم. Yaitu mereka mengatakan " *Kalau Saja mereka mengikuti kami dan pulang seperti kami, tentulah mereka tidak terbunuh. Kami memandang ini lebih baik dari pada syariat Muhammad* ".
Maka ini haram, dan kadang bisa sampai kepada kekufuran.
2⃣ Dipergunakan untuk memprotes taqdir. Ini juga haram.
Allah تعالى berfirman:
يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تَكُوْنُوْا كَالَّذِيْنَ كَفَرُوْا وَقَالُوْا لِاِخْوَانِهِمْ اِذَا ضَرَبُوْا فِى الْاَرْضِ اَوْ كَانُوْا غُزًّى لَّوْ كَانُوْا عِنْدَنَا مَا مَاتُوْا وَمَا قُتِلُوْا
"Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu seperti orang-orang kafir yang mengatakan kepada saudara-saudaranya apabila mereka mengadakan perjalanan di bumi atau berperang, *Kalau Saja mereka tetap bersama kita, tentulah mereka tidak mati dan tidak terbunuh* .
(QS. Ali 'Imran ayat 156)
Maksudnya: "Saja mereka tetap bersama kita (tidak pergi berperang), tentulah mereka tidak terbunuh".
Dengan kalimat ini mereka memprotes (mengkritik) taqdir Allah.
3⃣ Dipergunakan untuk mengungkapkan penyesalan dan kekecewaan. Ini juga haram.
Karena segala sesuatu yang membuka pintu penyesalan padamu, maka itu dilarang. Karena sesungguhnya penyesalan akan mendatangkan kesedihan dan melemah semangat.
Sedangkan Allah menginginkan dari kita lapang hati dan longgar.
Rasul صلى الله عليه وسلم bersabda:
*Bersemangatlah kepada apa yang bermanfaat bagimu* dan minta tolonglah kepada Allah serta jangan lemah (malas). Jika ada sesuatu (musibah) menimpamu, jangan kamu katakan " _Kalau saja aku melakukan ini dan itu, niscaya yang terjadi begini dan begitu_ ". Akan tetapi katakanlah " _Qaddarallahu wa maa syaa'a fa'al_ (Allah telah mentaqdirkan begini, dan apa pun yang Dia kehendaki Dia lakukan)". Karena sesungguhnya kata kata Kalau Saja itu membuka amalan syaitan.
Contohnya: seseorang bersemangat untuk membeli sesuatu karena ia mengira bahwa akan mendapat untung, tetapi ternyata rugi. Lalu ia mengatakan: "Kalau saja aku tidak membelinya, maka aku tidak tertimpa kerugian". Ini adalah penyesalan dan kekecewaan. Dan ini banyak terjadi, padahal telah dilarang.
4⃣ Dipergunakan untuk berhujjah (berargumen) dengan taqdir dalam rangka membela (mendukung) kemaksiatan. Seperti perkataan kaum musyrikin dalam firman Allah تعالى:
سَيَـقُوْلُ الَّذِيْنَ اَشْرَكُوْا لَوْ شَآءَ اللّٰهُ مَاۤ اَشْرَكْنَا وَلَاۤ اٰبَآ ؤُنَا
"Orang-orang musyrik akan berkata, "Kalau Saja Allah menghendaki, tentu kami tidak akan mempersekutukan-Nya, begitu pula nenek moyang kami".
(QS. Al-An'am ayat 148)
Juga perkataan mereka dakam firmanNya:
وَقَالُوْا لَوْ شَآءَ الرَّحْمٰنُ مَا عَبَدْنٰهُمْ ۗ مَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ اِنْ هُمْ اِلَّا يَخْرُصُوْنَ
Dan mereka berkata, "Kalau Saja (Allah) Yang Maha Pengasih menghendaki, tentulah kami tidak menyembah mereka (malaikat).
(QS. Az-Zukhruf ayat 20).
Maka ini adalah batil.
5⃣ Dipergunakan untuk berangan angan. Maka hukumnya sesuai apa yang diangankan.
Jika yang diangankan baik, maka itu baik, dan jika yang diangankan jelek, maka jelek.
Di dalam Shahih dari Nabi صلى الله عليه وسلم tentang 4 golongan yang salah satu dari mereka mengatakan: "Kalau saja aku punya harta (seperti yang dipunyai si fulan), niscaya aku menginfakkannya (dalam kebaikan) seperti yang dilakukan si fulan". Maka ini angan angan yang baik.
Sementara golongan kedua (dalam hadits itu) mengatakan: "Kalau saja aku punya harta (seperti yang dipunyai si fulan), niscaya aku menginfakkannya (dalam kejelekan) seperti yang dilakukan si fulan". Maka ini angan angan yang jelek.
Nabi mengatakan tentang golongan pertama: "Orang itu dengan sebab niatnya, maka pahala keduanya sama". Adapun tentang golongan kedua beliau mengatakan, "Orang itu dengan sebab niatnya, maka dosa keduanya sama".
6⃣ Dipergunakan untuk murni pemberitaan, maka ini boleh.
Misalnya, "Kalau saja aku mengikuti pelajaran itu, tentu aku bisa mendapat faedah".
Contohnya pula sabda Rasul, "Kalau Saja aku mengetahui urusanku sejak awal seperti yang aku tahu belakangan, tentu aku tidak menuntun hewan (hadyu) dan tentu aku bertahallul bersama kalian".
Di sini beliau mengkhabarkan bahwa kalau saja beliau mengetahui bahwa perkara itu akan terjadi dari sahabat, maka beliau tidak akan menuntun (membawa) hadyu dan tentu beliau bertahallul. Itu (makna) yang nampak bagi saya.
Adapun sebagian ulama ada yang memaknakan bahwa itu termasuk bab angan angan. Seakan beliau mengatakan "Andai saja aku mengetahui perkaraku ini sejak awal yang baru aku tahu belakangan, sehingga aku tidak menuntun hadyu".
Tetapi makna yang nampak (lebih dekat) adalah bahwa itu hanya pemberitaan dari beliau manakala beliau melihat apa yang terjadi pada sahabat. Dan karena Nabi صلى الله عليه وسلم tidak berangan angan sesuatu yang Allah menaqdirkan lain.
📚 AlQaulul Mufiid (2/361 - 363)
✍🏾 FIK الفقير الى عفو ربه أبو يحيى
0 Response to "KATA KATA KALAU SAJA"
Posting Komentar