Minggu, 08 Maret 2020

ALLAH TIDAK MEMUJI-MUJI DUNIA

بسم الله الرحمن الرحيم 🌳🕋

🛤 PERJALANAN HIDUP INl 3⃣

ALLAH TIDAK MEMUJI-MUJI DUNIA

🕋 Allah Ta'ala berfirman,

اِعْلَمُوْۤا اَنَّمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَّلَهْوٌ وَّزِيْنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِى الْاَمْوَالِ وَالْاَوْلَادِ ۗ  كَمَثَلِ غَيْثٍ اَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيْجُ فَتَرٰٮهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُوْنُ حُطٰمًا ۗ  وَفِى الْاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيْدٌ  ۙ  وَّمَغْفِرَةٌ مِّنَ اللّٰهِ وَرِضْوَانٌ ۗ  وَمَا الْحَيٰوةُ الدُّنْيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الْغُرُوْرِ

"Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara kalian serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu."
(QS. Al-Hadid : 20)

👍🏽 lmam Abdurrahman As Sa'di rahimahullah mengatakan dalam Tafsirnya,
"Di dalam ayat ini Allah Ta'ala memberitakan tentang hakikat dunia dan keadaannya, serta menjelaskan kesudahannya maupun kesudahan penduduknya. Yaitu bahwa dunia itu hanya main-main dan senda gurau, yang badan ini bermain-main dengannya dan hati bersenda gurau dengannya. Hal ini dibuktikan dengan fakta yang ada dan realita dari para pemburu dunia. Sesungguhnya kamu dapati mereka telah menghabiskan waktu-waktu dari umur mereka dengan hati yang bersenda gurau serta lalai dari mengingat Allah, lalai dari apa yang akan dihadapinya yang berupa janji atau ancaman Allah (di akhirat). Kamu lihat mereka menjadikan agama mereka sebagai main-main dan gurauan.

Tidak seperti orang-orang yang sadar dan orang-orang yang beramal untuk akhirat. Sesungguhnya hati mereka ramai dengan dzikrullah, mengenalNya dan mencintaiNya. Mereka telah menyibukkan waktu-waktu mereka dengan amalan-amalan yang mendekatkan diri mereka kepada Allah, baik yang manfaatnya terbatas pada dirinya maupun yang bermanfaan bagi orang lain.

Kata Allah 'perhiasan', maksudnya perhiasan dalam hal pakaian, makanan, minuman, kendaraan, tempat tinggal, istana dan jabatan maupun yang lain.
Dan 'saling berbangga di antara kalian', maksudnya bahwa setiap penduduk dunia ingin membanggakan dirinya di hadapan yang lain, agar dialah yang unggul dalam urusan-urusannya dan kesohoran keadaan itu hanya miliknya.

Dan 'dan saling berlomba dalam kekayaan maupun anak keturunan', maksudnya setiap insan ingin agar dialah yang lebih banyak hartanya dan anak turunnya dari orang lain.
Itu semua buktinya ada pada kenyataan orang-orang yang cinta dunia dan merasa tentram dengannya.

Tidak seperti orang yang mengenal dunia dan hakikatnya. Ia hanya menjadikannya sebagai tempat lewat saja, tidak menjadikannya tempat menetap. Maka ia berlomba-lomba dalam perkara yang mendekatkan dirinya kepada Allah dan hanya mengambil wasilah (sarana) yang bisa menyampaikan kepada Allah. Jika ia melihat ada orang yang mengalahkan dia dengan banyaknya harta dan anak-anak, ia mengalahkannya dengan amal-amal shalih."

🕋 Allah Ta'ala juga berfirman,

اَرَضِيْتُمْ بِالْحَيٰوةِ الدُّنْيَا مِنَ الْاٰخِرَةِ   ۚ  فَمَا مَتَاعُ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا فِى الْاٰخِرَةِ اِلَّا قَلِيْلٌ

"Apakah kalian lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat tidak lain hanyalah sedikit."
(QS. At-Taubah: 38)

👍🏽 lmam Abdurrahman As Sa'di _rahimahullah_ mengatakan dalam Tafsirnya,

'Apakah kalian lebih menyenangi kehidupan di dunia daripada kehidupan di akhirat?', maknanya bahwa, tidaklah keadaan kalian kecuali seperti keadaan orang yang lebih senang kepada dunia dan mengusahakannya serta tidak peduli kepada akhirat. Maka seakan-akan ia tidak beriman kepada akhirat.

'Padahal kenikmatan hidup di dunia ini', yang membuat kalian condong kepadanya, dan kalian lebih mengutamakannya dari pada akhirat, 'Jika dibandingkan dengan kehidupan di akhirat tidak lain hanyalah sedikit'. Bukankah Allah telah memberikan kepada kalian akal yang dengannya kalian bisa menimbang urusan-urusan, dan (dengannya kalian bisa mengetahui) yang mana yang lebih berhak untuk diutamakan?

Bukankah dunia itu -dari awalnya sampai akhirnya- tidak ada nilainya dibandingkan dengan akhirat? Berapa panjang umur manusia? Pendek sekali umurnya di dunia. Lalu mengapa ia menjadikan dunia sebagai cita-cita hidupnya yang paling tinggi, yang tidak ada cita-cita lain selain itu❓ Lalu ia menjadikan usahanya, kerja kerasnya, pikirannya dan keinginannya tidak lebih dari kehidupan dunia yang pendek yang penuh dengan kotoran, yang penuh dengan bahaya❓

Dengan pandangan yang mana kalian memandang untuk mengutamakan dunia dari pada negeri akhirat yang menghimpun segala kenikmatan, di dalamnya ada apa saja yang diinginkan oleh jiwa dan dinikmati oleh mata, kalian kekal di dalamnya❓

Demi Allah, tidak akan mengutamakan dunia dari pada akhirat siapa saja yang di dalam hatinya ada keimanan, tidak pula siapa yang sehat pikirannya, tidak pula siapa yang dianggap memiliki akal.“

📚 Taisirul Karimir Rahman Fii Tafsiril Kalaamil Mannaan - lmam Abdurrahmah As Sa'di rahimahullah

✅ Bahkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyebutkan betapa hinanya dunia.

Dari Jabir bin ’Abdillah _radhiyallahu 'anhu_ menyebutkan,

أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَرَّ بِالسُّوقِ دَاخِلًا مِنْ بَعْضِ الْعَالِيَةِ، وَالنَّاسُ كَنَفَيْهِ ، فَمَرَّ بِجَدْيٍ أَسَكَّ مَيِّتٍ، فَتَنَاوَلَهُ، فَأَخَذَ بِأُذُنِهِ، ثُمَّ قَالَ : " أَيُّكُمْ يُحِبُّ أَنَّ هَذَا لَهُ بِدِرْهَمٍ ؟ " فَقَالُوا : مَا نُحِبُّ أَنَّهُ لَنَا بِشَيْءٍ، وَمَا نَصْنَعُ بِهِ ؟ قَالَ : " أَتُحِبُّونَ أَنَّهُ لَكُمْ ؟ " قَالُوا : وَاللَّهِ لَوْ كَانَ حَيًّا كَانَ عَيْبًا فِيهِ ؛ لِأَنَّهُ أَسَكُّ، فَكَيْفَ وَهُوَ مَيِّتٌ ؟ فَقَالَ : " فَوَاللَّهِ لَلدُّنْيَا أَهْوَنُ عَلَى اللَّهِ مِنْ هَذَا عَلَيْكُمْ ".

“Bahwa Rasulullah _shallallahu 'alaihi wa sallam_ pernah melewati pasar dan masuk dari salah satu jalan dari atas, sedangkan para sahabat di kanan kiri beliau. Maka beliau melewati kambing yang kupingnya pendek yang sudah mati. Lalu beliau mendekatinya dan memegang dengan telinganya kemudian bertanya, ’Siapa di antara kalian yang mau membeli ini dengan satu Dirham saja?’ Para sahabat menjawab, 'Kami tidak ingin membelinya dengan sesuatu pun. Apa yang bisa kami perbuat dengannya?'
Beliau bertanya lagi, 'Kalian mau membeli ini?' Para sahabat menjawab, 'Demi Allah, kalau saja kambing itu hidup pun ada cacat padanya, karena kupingnya pendek. Lalu bagaimana sedangkan ia mati?'
Maka Rasul mengatakan, 'Demi Allah, sungguh dunia itu lebih hina bagi Allah dari pada hinanya bangkai ini bagi kalian'."
HR lmam Muslim (2957) dan lmam Abu Dawud (186).

••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Demikian itulah hakikat kehidupan dunia yang menjadi fitnah (godaan) bagi manusia, sesungguhnya hina, fana dan menipu. Maka Rasul mewasiatkan kita agar kita hanya menjadi orang asing di dunia ini yang akan pulang ke tempat asalnya, atau menjadi orang yang lewat saja dalam perjalanan pulang, tidak menjadikannya tempat menetap.
Semoga Allah lindungi kita semua dari fitnahnya dan tidak menjadikannya sebagai sebab kita lalai dari akhirat. Aamiin.

✍🏾 FIK

الفقير إلى مغفرة ربه أبو يحيى

_____________________________

📲http://bit.ly/forumIlmiyahkaranganyar

🌳🌻🌳🌻🌳🌻🌳🌻🌳🌻

Tidak ada komentar:

Posting Komentar