بسم الله الرحمن الرحيم
KALAM ULAMA TENTANG MENSHALATI JENAZAH AHLI BID'AH DAN MENDOAKAN AMPUNAN ATAU RAHMAT 2
1️⃣ Syaikh Zaid bin Haady Al Madkhaly rahimahullah
☝🏽 Tanya;
Ahsanallahu ilaika, apa hukum mendoakan kebaikan dan tarahhum (mendoakan rahmat) untuk ahli bid'ah❓
Dan apakah berulang-ulang mencela ahli bid'ah itu dianggap ghibah yang diharamkan❓
👍🏽 Syaikh Zaid Al Madkhaly rahimahullah menjawab;
Ahli bid'ah itu terbagi menjadi 2 golongan;
● Pertama, ahli bid'ah yang sampai kafir, yakni bid'ahnya menjadikan mereka kafir dan mengeluarkan mereka dari lslam, seperti kuburiyyun, penyembah kubur, orang-orang yang istighatsah kepada wali-wali dan selain mereka di antara orang-orang yang menistakan agama, dan yang semisalnya di antara bid'ah yang sampai kufur, maka mereka ini tidak ada kebaikan pada mereka dan mereka didoakan kejelekan, karena mereka orang kafir.
● Yang kedua ahli bid'ah dari golongan orang-orang fasik, mereka bukan kafir, semisal pengikut hizbiyah, pengikut tandzim-tandzim yang menyelisihi minhaj ahlus sunnah dalam perkara jihad, atau perkara nasehat (kepada ulil amri), perkara amar ma'ruf, perkara wala' dan yang semisalnya, maka mereka ini didoakan hidayah. Dan jika mereka mati dalam keadaan di atas lslam, tidak mengapa tarahhum bagi mereka, dengan dikatakan, "rahimahullah".
📚 Fatawa Syaikh Zaid bin Haadi Al Madkhaly Fit Tarahhumi 'Alaa Mukhaalifis Sunnah Wa Alhil Bida'
2️⃣ Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah
☝🏽 Tanya;
Jika ulama tidak menshalati jenazah ahli bid'ah, apakah tindakan mereka ini tidak menjadi contoh bagi manusia untuk tidak menshalati jenazah mereka❓
👍🏽 Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjawab;
Menshalati jenazah seorang muslim itu wajib, meskipun padanya ada bid'ah. Dishalatkan oleh sebagian muslimin jika bid'ahnya tidak sampai mengeluarkannya dari lslam. Adapun jika bid'ahnya menjadikan mereka kafir, maka mereka tidak dishalati dan tidak dimintakan ampunan bagi mereka, seperti bid'ah Jahmiyah, Mu'tazilah, Syiah Rafidhah yang berdoa dan istighatsah kepada Ali maupun ahli bait maupun ahli bid'ah semisal mereka.
Hal ini berdasarkan firman Allah Subhaanahu wa Ta'aalaa tentang orang-orang munafik dan yang semisalnya;
وَلَا تُصَلِّ عَلٰۤى اَحَدٍ مِّنْهُمْ مَّاتَ اَبَدًا وَّلَا تَقُمْ عَلٰى قَبْرِهٖ ۗ اِنَّهُمْ كَفَرُوْا بِاللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ وَمَاتُوْا وَهُمْ فٰسِقُوْنَ
"Dan janganlah engkau (Muhammad) menshalati seseorang yang mati di antara mereka (orang-orang munafik), selama-lamanya dan janganlah engkau berdiri (mendoakan) di atas kuburnya. Sesungguhnya mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka mati dalam keadaan fasik."
(QS. At-Taubah : 84)
📚 Majmu' Fatawa wa Maqaalat Syaikh lbni Baz (13/161).
3️⃣ ☝🏽 Syaikh Muhammad bin Shalih Utsaimin rahimahullah ditanya tentang tarahhum (mendoakan rahmat) bagi ahli bid'ah,
👍🏽 Maka di antara penggalan jawabannya beliau katakan;
"Baiklah. Jika begitu, golongan pertama dari ahli bid'ah ialah yang bid'ahnya mukaffirah (menjadikan kafir), maka golongan ini tidak boleh tarahhum untuknya, tidak pula didoakan dengan maaf, tidak pula ampunan.
Golongan kedua yang bid'ahnya tidak mukaffirah. Maka golongan ini didoakan rahmat baginya dan dimintakan kepada Allah maaf dan ampunan.
Di sana ada dari kalangan ulama muhaqqiqin yang kita mencintai mereka, kita mempersaksikan mereka sebagai orang yang ihlash dan tulus menasehati, sementara pada mereka ada sesuatu dari bid'ah. Apakah kita katakan bahwa mereka tidak kita doakan rahmat bagi mereka? Tidak demikian. Kita tetap mendoakan rahmat bagi mereka ....
📚 Dikutip dari audio rekaman tanya jawab bersama Syaikh Utsaimin.
والله تعالى أعلم بالصواب
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم
✍🏾 FIK الفقير إلى عفو ربه أبو يحيى
t.me/forumIlmiahkaranganyar