Renungan Tentang Rejeki (1)
Fokuskan pikiranmu untuk melaksanakan perintah. Jangan sibuk berpikir mengenai sesuatu yang sudah Allah jamin.
Rejeki dan kematian adalah dua hal yang telah pasti dan selalu beriringan.
Selagi masih ada kehidupan, tentu rejeki selalu datang.
Apabila - karena kasih sayang Allah -, Dia menutup satu jalan rejeki, -dengan kasih sayang Allah juga - tentu Dia membuka jalan rejeki lain yang jauh lebih bermanfaat untukmu.
Coba perhatikan fakta janin!
Nutrisinya, yakni darah, sampai padanya melalui satu jalan yaitu tali pusar.
Setelah janin terlahir dari perut ibu dan jalan rejeki itu tertutup, Allah buka untuknya dua jalan sekaligus. Melalui kedua jalan tersebut, Allah limpahkan untuknya rejeki yang lebih baik dan lebih lezat dari jalan sebelumnya berupa susu murni yang mudah dicerna.
Setelah sempurna masa menyusui, dua jalan terhenti sebab disapih, Allah buka untuknya empat jalan yang lebih sempurna, yakni dua jenis makanan dan dua jenis minuman.
Dua jenis makanan ; hewani dan nabati. Dua jenis minuman ; air dan susu, plus manfaat dan kelezatan yang menyertainya.
Setelah meninggal, empat jalan ini tertutup.
Akan tetapi, jika ia hamba yang beruntung, Allah Subhaanah membuka untuknya delapan pintu sekaligus, yaitu delapan pintu surga. Ia masuk dari pintu mana yang dikehendaki.
Demikianlah Rabb subhaanah ! Tidaklah Dia menutup sesuatu duniawi dari hamba yang beriman, melainkan Allah pasti memberikan yang lebih baik dan lebih bermanfaat untuknya.
(Ibnul Qayyim, al Fawaid hal.82)
Renungan Tentang Rejeki (2)
Allah subhaanah telah memberikan perintah agar dilaksanakan hamba, dan Dia telah menjanjikan jaminan.
Jika hamba melaksanakan perintah secara tulus, jujur, ikhlas dan sungguh-sungguh, niscaya Allah mewujudkan apa yang telah dijaminkan ,yaitu rejeki, kecukupan, pertolongan dan keperluan-keperluannya dipenuhi.
Sungguh! Allah subhaanah menjamin rejeki bagi hamba yang benar-benar beribadah kepada-Nya.
Menjamin pertolongan bagi hamba yang bertawakkal dan memohon pertolongan hanya kepada-Nya
(Ibnul Qayyim, Fawaidul Fawaid hal 75)
Renungan Tentang Rejeki (3)
Pintu rejeki adalah usaha disertai istighfar dan takwa
(Ibnul Qayyim, Haadil Arwah hal.100)
Malam ke-28 Ramadhan 1442 H
Di Musholla Al Ilmu Lendah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar