MENDATANGI DAN BERTANYA-TANYA KEPADA DUKUN.
—————————————
✒ قال فضيلة الشيخ محمد بن صالح العثيمين رحمه اللّٰه:
❗🔺 ثم اعلم أن الكاهن هو الذي يخبر عن المغيّبات في المستقبلـ
💨🔗 وإذا أتاه الإنسان فله ثلاث حالات:
💢⭕ الحال الأولى: أن يأتيه يسأله ولا يصدقه، فثبت في صحيح مسلم أن من فعل هذا لا تقبل له صلاة أربعين يوما.
👊❎ الحال الثانية: أن يأتيه يسأله ويصدقه فهذا كافر
⬅ لقوله -صلى اللّٰه عليه وسلم-: [من أتى كاهنا فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد].
⬆⛔ ووجه كفره أن تصديقه إياه يتضمن تكذيب قول اللّٰه جلاّ وعلا: [قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ]
👎👣 لأن الكاهن يخبر عن الغيب في المستقبل، فإذا صدقته فمضمونه أنك تكذب هذه الآية فيكون ذالك كفرا.
🔪🚧 الحال الثالثة: أن يسأل الكاهن ليكذبه، وإنما يسأله إختبارا فهذا لا بأس به. وقد سأل النبي -صلى اللّٰه عليه وسلم- ابن صياد عما أضمر له. فقال له: ((الدّخ)) يعني: الدخان، فقال له النبي -عليه الصلاة والسلام- ((إخسأ فلن تعدو قدرك))
☑👍 فإذا سأله ليفضحه ويكشف كذبه وحاله للناس، فإن هذا لا بأس به، بل إن هذا يكون محمودا مطلوبا لما في ذالك من إبطال الباطل.
📚 المصدر: شرح رياض الصالحين: ٥٠٣/٢
〰〰〰🚦🚦🚦🚦
✒ Fadhilatusy Syaikh Muhammad bin Shalih al-'Utsaimin rahimahullaah mengatakan:
❗🔺 Kemudian ketahuilah bahwa dukun adalah orang yang memberitakan tentang perkara-perkara ghaib yang akan terjadi pada masa mendatang.
💨🔗 Apabila seseorang datang kepada dukun, maka disana ada beberapa keadaan:
💢⭕ KEADAAN PERTAMA: Seorang yang datang kepada dukun dengan tujuan sekadar bertanya, dan dia tidak membenarkan ucapannya, maka telah tsabit dalam Shahih Muslim, bahwa orang yang melakukan perbuatan ini, TIDAK AKAN DITERIMA SHALATNYA SELAMA 40 HARI.
👊❎ KEADAAN KEDUA: Seseorang yang datang kepada dukun lalu dia bertanya kepadanya dan membenarkan ucapannya, maka ORANG INI KAFIR.
➡ Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam:
[من أتى كاهناً فصدقه بما يقول فقد كفر بما أنزل على محمد].
"Barangsiapa yang mendatangi seorang dukun, lalu ia membenarkan apa yang diucapkannya, maka sungguh IA TELAH KAFIR terhadap apa yang yang telah diturunkan kepada Muhammad"¹
⬆⛔ Sisi Kekafirannya adalah bahwa pembenaran yang ia lakukan terhadap si dukun itu merupakan PENDUSTAAN TERHADAP FIRMAN ALLAH -JALLA WA 'ALA-:
[قُلْ لَا يَعْلَمُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ الْغَيْبَ إِلَّا اللَّهُ]
"Katakanlah (wahai Rasulullah): 'Tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghaib kecuali Allah' "²
👎👣 Sedangkan si dukun ini memberitakan tentang perkara-perkara ghaib yang akan terjadi pada masa mendatang, maka apabila kamu membenarkan ucapannya, berarti konsekuesinya kamu MENDUSTAKAN AYAT INI, maka inilah yang menjadi sebab kekafirannya.
🔪🚧 KEADAAN KETIGA: Seorang yang datang kepada dukun dalam rangka mendustakannya, dan ia mengajukan pertanyaan kepada si dukun itu hanyalah dalam rangka mengujinya. MAKA PERBUATAN SEMACAM INI TIDAKLAH MENGAPA. Sungguh Nabi -shallallahu 'alaihi wasallam- pernah bertanya kepada Ibnu Shayyad tentang sesuatu yang beliau sembunyikan untuknya. Maka Ibnu Shayyad menebak "Ad-Dukh" yakni asap/kabut. Maka Nabi -'alaihish shalaatu wassalam- mengatakan kepadanya:
((اخسأ فلن تعدو قدرك))
"Tetaplah di tempatmu, engkau tidak akan melampaui apa yang telah Allah takdirkan kepadamu".
👍☑ Maka apabila seseorang bertanya kepada si dukun dalam rangka MEMBONGKAR dan MENYINGKAP KEDUSTAANNYA, serta PENIPUANNYA terhadap manusia, maka HAL INI TIDAKLAH MENGAPA, BAHKAN HAL INI MERUPAKAN PERKARA YANG TERPUJI DAN DITUNTUT. Karena terkandung padanya perbuatan meruntuhkan kebathilan.
📚 Sumber: Syarh Riyadhish Shalihin, 2/503.
***********
✏ Catatan kaki:
[1] HR. Ibnu Majah (639) dan dishahihkan oleh al-Albani rahimahullah dalam al-Irwa' (2006) dan al-Misykah (551)
[2] Surah an-Naml: 65.
==========================
📝 Alih Bahasa: Syabab Riyadhul Jannah.
---------------------------------
🌎 WhatsApp Riyadhul Jannah.
---------------------------------
🔆🌋🔆🌋🔆🌋🔆🌋🔆🌋
Tidak ada komentar:
Posting Komentar