KAJIAN TAFSIR SURAT YAASIN (BAG KE-1)
Surat Yaasin adalah Makkiyyah. Maksudnya, surat tersebut diturunkan saat periode sebelum Hijrah.
Pembagian surat menjadi Makkiyah dan Madaniyyah adalah berdasarkan periode, bukan berdasarkan tempat turunnya ayat. Jika diturunkan di masa sebelum hijrah, maka itu adalah Makkiyah. Jika diturunkan setelah hijrah, maka itu adalah surat Madaniyyah.
Salah satu ciri khas surat-surat Makkiyyah adalah pada uslub (gaya penyampaian) yang lebih kuat dan lebih fasih dengan ketinggian bahasa, karena yang dihadapi adalah orang-orang kafir (para penentang) asli Arab. Berbeda dengan ayat-ayat dalam surat Madaniyyah yang bahasanya tidak demikian, karena yang diajak bicara adalah orang-orang beriman atau Ahlul Kitab yang tidak perlu diajak bicara dengan gaya penyampaian seperti pada orang-orang Arab asli yang menentang.
Tafsir Surat Yaasin ini kebanyakan kami sarikan dari penjelasan Syaikh Ibn Utsaimin dalam salah satu pelajaran beliau, penjelasan Tafsir al-Jalaalain pada Surat Yaasin. Sebagian lagi dirangkum dan diringkas dari beberapa tafsir Ulama seperti Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir atThobary, Tafsir al-Baghowy, Tafsir alQurthuby, Fathul Qodiir, Tafsir as-Sa’di, dan Tafsir al-Muyassar. Pemberian arti kalimat lebih banyak berpatokan pada Tafsir al-Muyassar.
💎Ayat Ke-1 Surat Yaasin
يس
Kata Yaasiin adalah gabungan huruf ya’ dan sin dalam abjad Arab. Sama seperti beberapa awalan dalam surat lain yang diawali dengan gabungan beberapa huruf yang terpotong, seperti الم , حم, كهيعص dan semisalnya.
Pendapat yang rajih (lebih kuat), seperti yang dipilih oleh Syaikh Ibn Utsaimin bahwa kata Yaasin dalam bahasa Arab tidaklah memiliki makna. Fungsi penyebutan huruf-huruf terpotong di awal surat-surat al-Quran adalah untuk menantang bangsa Arab pada waktu itu yang pandai menggubah syair-syair yang indah, bahwa sesungguhnya al-Quran tidaklah tersusun dari huruf-huruf yang baru, tapi ia tersusun dari untaian kalimat yang huruf-hurufnya juga kalian gunakan. Ia tersusun dari huruf-huruf seperti ya’ dan sin, alif-lam-dan miim. Sama persis dengan yang kalian gunakan dalam percakapan kalian. Maka mampukah kalian menggubah suatu surat yang sama dengan al-Quran? Ternyata tidak mampu.
Jika kita perhatikan, hampir seluruh surat yang didahului oleh huruf-huruf terpotong tersebut setelahnya akan menyebutkan tentang al-Quran. Demikian yang dijelaskan oleh sebagian Ulama’, di antaranya Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah rahimahullah (salah seorang guru Ahli Tafsir, Ibnu Katsir rahimahullah).
💎Ayat Ke-2 Surat Yaasin
وَالْقُرْآَنِ الْحَكِيمِ (2)
Arti kalimat: Demi al-Quran yang al-hakiim
Allah bersumpah dengan al-Quran yang memiliki sifat al-hakiim.
Apa yang dimaksud dengan al-Hakiim? Syaikh Ibn Utsaimin mengisyaratkan adanya 3 unsur utama dalam kata hakiim, yaitu hukum, ihkaam, dan hikmah.
Pertama, al-Quran adalah sebagai sumber hukum. Ia menjadi hakim yang memutuskan perkara jika ada perselisihan.
فَإِنْ تَنَازَعْتُمْ فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ إِلَى اللَّهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَأْوِيلًا
Jika kalian berselisih pendapat tentang sesuatu hal, maka kembalikan kepada Allah (al-Quran) dan kepada Rasul (haditsnya), jika kalian beriman kepada Allah dan hari akhir. Yang demikian itu lebih baik dan akibatnya lebih baik (Q.S anNisaa’ ayat 59).
Kedua, mengandung makna ihkaam, yaitu pengokohan dan penyempurnaan.
Al-Quran dikokohkan dan dijadikan sempurna oleh Allah, sehingga tidak ada ayat dalam al-Quran yang bertentangan satu sama lain. Khabar-khabar dalam al-Quran adalah haq (benar dan jujur), hukum-hukumnya adil.
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآَنَ وَلَوْ كَانَ مِنْ عِنْدِ غَيْرِ اللَّهِ لَوَجَدُوا فِيهِ اخْتِلَافًا كَثِيرًا
Tidakkah mereka mentadabburi (memikirkan dan menghayati) al-Quran? Kalau seandainya al-Quran berasal dari selain Allah, niscaya mereka akan dapati di dalamnya pertentangan yang banyak (Q.S anNisaa’ ayat 82).
وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ صِدْقًا وَعَدْلًا
Dan telah sempurna kalimat Tuhan kalian dalam hal kebenaran dan keadilan (Q.S al-An’aam ayat 115)
Orang yang berpegang teguh dengan al-Quran, akan dikokohkan dan dikuatkan.
Ketiga, mengandung makna hikmah. Hikmah adalah menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya. Hukum dalam al-Quran itu adil, sesuai dengan fitrah dan akal yang sehat. Secara global, akal akan menerima penjelasan dalam al-Quran.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di menjelaskan makna bahwa al-Quran adalah hikmah: meletakkan perintah dan larangan yang tepat dan sesuai, meletakkan balasan kebaikan dan balasan keburukan secara tepat dan sesuai.
(Abu Utsman Kharisman)
💡💡📝📝💡💡
WA al-I'tishom 2
0 Response to "KAJIAN TAFSIR SURAT YAASIN 1"
Posting Komentar