قصة مؤثرة
كنا في مخيم العلامة ابن باز -رحمه الله رحمة واسعة- بمنى عام 1417 هـ يوم التروية -إن لم أكن واهماً-، وقد نشب في ذاك اليوم حريق هائل، وقد كان الحر شديدا والريح عاتية؛ مما زاد النار شدة واضطرامأ؛ فالتهمت أكثر من سبعين ألف خيمة، ومات ما يقارب الثلاثمائة حاج وربما يزيد -تغمد الله الجميع برحمته-.
💐🌹💫 SEBUAH KISAH YANG MENGESANKAN
Asy-Syaikh Abu Hammam Ayyub Hamudah hafidzahullah wa ra'ahu :
˝ Pada tahun 1417 H pada hari Tarwiyah di Mina Kami sedang berada di tenda Syaikh Ibnu Baz rahimahullah -jika aku tidak ragu- Pada hari itu terjadi kebakaran yang menakutkan, cuaca panasnya luar biasa sekali dan angin berhembus sangat kencang yang menambah samakin tersulutnya api untuk membakar, maka lebih dari 70.000 kemah ( tenda jamaah haji ) terbakar dan korban haji yang meninggal dunia mendekati atau bahkan lebih dari 300 orang - Semoga Allah melindungi semuanya dengan rahmat-Nya- ˝
فجاء رجل وقد بدا بائساً، كئيباً، مغتماً، امتلئت تقاسيم وجهه أسى وحزناً، وقال: ياشيخ كنت في خيمتي مع أمي وأبنائي فأخذتني النار على حين غِرَّة والنار تستعر من كل جانب فاحترت بين أمي وأبنائي!
˝ Maka (ketika itu) seorang laki-laki datang kelihatan dia ketakutan, tertekan (depresi) dan sedih, raut-raut wajahnya dipenuhi rasa tertekan bercampur kesedihan dan diapun berkata˝ :
" Wahai Syaikh aku di dalam kemah bersama dengan ibuku dan anak-anakku, maka api tiba-tiba datang tanpa diduga-duga mengejutkan dan api langsung melahap dari berbagai sisi-sisi, maka aku bingung (siapa yang lebih dahulu aku selamatkan) diantara ibuku dan anak-anakku ! "
للأسف كان الوقت ضيقاً والقرار لحظياً؛ فما وُفَّقَ هذا الرجل؛ حمل أبناءه وترك أمه على بصيص أمل أن يرجع إليها فينقذها.
Sayangnya waktu yang ada sangat sempit sementara keputusan (menyelamatkan antara ibu dan anak-anaknya) harus segera ; maka laki-laki ini diberi taufik (mengambil keputusan); menyelamatkan anak-anaknya dan meninggalkan ibunya dengan secercah harapan akan segera kembali untuk menyelamatkan ibu.
ولكن قدر الله وما شاء فعل، رجع الرجل ولم يستطع أن ينتشل أمه؛ فقد كانت النار أشد ما يكون استعارأ، وقد وافت أمه المنية.
Akan tetapi Takdir Allah (tetap berlaku) dan segala sesuatu yang Allah kehendaki pasti terjadi, sekembali laki-laki tersebut dia tidak sanggup lagi untuk menyelamatkan ibunya, sungguh api benar-benar sangat dahsyat tidak terkendalikan, dan ibunya yang diharapkan (untuk diselamatkan tadi) telah mati.
فأطرق الشيخ رأسه ملياً ثم بكى -عليه رحمة الله- وبكى لبكائه عامة من في المخيم
وكَأَنَّ أسى الرجل لفراق أمه ورحمةً في قلب الشيخ ألقيا بظلالهما على الجميع.
Maka Syaikh menundukkan kepalanya untuk beberapa lama kemudian beliau menangis -semoga Allah merahmatinya- dan semua orang di kemah menangis karena tangisan syaikh dan seakan-akan seorang yang sedih karena berpisah dengan ibunya dan seakan-akan kasih sayang dalam hati syaikh yang meliputi mereka berdua sampai kepada semua orang (yang ada di tenda ).
تأثر الجميع حتى خيم السكوت وهلة
ثم رفع الشيخ رأسه وقال: كان أولى بك أن تحمل أمك يابُني؛ فالأم لا تعوض والأبناء يُعوَّضون يعوضهم الله سبحانه، الأم إذا ماتت ما يعوضها شيء.
Semua orang tersentuh sehingga ruang tenda hening dalam keadaan takut, kemudian Syaikh menegakkan kepalanya seraya berkata :
✅ (Sebenarnya) Yang lebih dahulu engkau selamatkan adalah ibumu wahai anakku; seorang ibu tidak akan pernah tergantikan, adapun anak-anak mereka akan digantikan, Allah subhanahu wata'ala lah yang akan mengganti mereka, adapun Ibu apabila telah mati tidak ada sesuatu apapun yang bisa menggantikannya.
ثم كعادته -عليه رحمة الله- جعل يسلي السائل بكلمات ويواسيه في مصابه الجلل ويذكره بالصبر والرضى بأقدار الله سبحانه.
Kemudian sebagaimana kebiasaan Syaikh -Semoga Allah merahmatinya- Syaikh menghibur laki-laki yang bertanya (tadi) dengan beberapa kalimat dan juga beliau menghiburnya dalam (menghadapi) musibah besar yang menimpanya dengan mengingatkannya agar senantiasa bersabar dan ridho dengan semua takdir Allah subhanahu wa ta'ala.
نعم أيها الإخوة...
الوالدان مثل ما يقول ابن عباس -رضي الله عنه- : «بابان من أبواب الجنة»، بل كما يقول الصادق المصدوق -صلى الله عليه وسلم- «الوالد أوسط أبواب الجنة».
Iya wahai saudara-saudaraku...
Kedua orang tua itu seperti yang Ibnu Abbas radhiyallahu anhu katakan :
«بابان من أبواب الجنة»
« Dua pintu dari pintu-pintu Surga », bahkan sebagaimana Nabi katakan :
«الوالد أوسط أبواب الجنة».
« Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah dari pintu-pintu surga »
أقول: ولا شك أن الأم أولاهما وأرجاهما فمن فقد أحد أبويه فقد سُدّ عنه أحد البابين.
فالله أسأل أن يرحم أباءنا وأمهاتنا من مات منهم، وأن يسبغ ثوب الصحة والعافية على أحيائهم ويطيل أعمارهم في طاعة الله.
الشيخ ابو همام ايوب حموده حفظه الله ورعاه ٠
الاشتراك بقناة برالوالدين2 👇👇
https: // t.me / br_alwalden
✅ Aku katakan : Tidak diragukan bahwasanya seorang Ibu itu lebih utama dan lebih mulia dari keduanya, maka barang siapa telah wafat salah dari kedua orang tuanya maka sungguh telah ditutup darinya salah satu dari dua pintu surga
Maka kepada Allah aku bermohon agar Allah merahmati Bapak-bapak dan Ibu-ibu kita dan siapa yang telah wafat dari mereka dan menyempurnakan kesehatan dan kesejahteraan atas yang hidup dari mereka dan memanjangkan umur-umur mereka dalam ketaatan kepada Allah.
t.me/dhiyaussalafpekanbaru
0 Response to "Siapa Dulu, Anak Atau Orang Tua ?"
Posting Komentar