بسم الله الرحمن الرحيم
TABI'IN MERUJUK KEPADA SAHABAT KETIKA MUNCUL MASALAH-MASALAH RUMIT
🕌 Dari Yahya bin Ya'mar rahimahullah mengatakan;
Orang yang pertama kali berbicara tentang keyakinan tidak ada taqdir di Bashrah adalah Ma'bad Al Juhani. Maka aku dan Humaid bin Abdirrahman Al Himyari berangkat haji atau umrah. Kami berkata, "Kalau kami nanti bertemu dengan salah seorang sahabat Rasulullah ﷺ akan kami tanyakan kepada beliau tentang perkataan mereka dalam masalah taqdir ini.
Maka kami diberi taufik untuk bertemu dengan Abdullah lbnu Umar bin Khatthab radhiyallahu 'anhuma ketika beliau sedang masuk masjid. Langsung aku dan temanku mengapit beliau, salah satu dari kami di sebelah kanan beliau dan yang satu di sebelah kiri beliau. Aku mengira bahwa temanku akan menyerahkan pembicaraan kepadaku.
Maka kukatakan kepada beliau, "Ya Abu Abdirrahman (panggilan lbnu Umar), sesungguhnya telah muncul di daerah kami orang-orang yang rajin membaca Al Quran dan mendalami ilmu agama, dan berbagai kebaikan-kebaikan. Tetapi mereka menyatakan bahwasanya tidak ada taqdir, dan bahwasanya Allah baru mengetahui suatu kejadian setelah terjadi".
Beliau menjawab, "Apabila kamu berjumpa dengan mereka, sampaikan kepada mereka bahwa sesungguhnya aku berlepas diri dari mereka dan sesungguhnya mereka berlepas diri dari aku. Demi Dzat yang Abdullah lbnu Umar bersumpah denganNya, kalau saja salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar bukit Uhud, lalu ia menginfaqkannya, maka Allah tidak mau menerima darinya sampai ia beriman kepada taqdir".
Kemudian beliau menyampaikan hadits dari Umar bin Khatthab (yang menjelaskan rukun Islam yang 5, rukun iman yang 6 dan rukun ihsan).
📚 HR lmam Muslim (8).
🌹 DI ANTARA PELAJARAN YANG DIPETIK DARI KISAH INI
👍🏽 Syaikh Abdul Muhsin Al 'Abbad hafidzahullah mengatakan;
"Di dalam kisah yang dibawakan oleh lmam Muslim mengiringi hadits Jibril dari Yahya bin Ya'mar dan Humaid bin Abdirrahman ini terkandung beberapa pelajaran;
1️⃣ Bahwa bid'ah tentang pengingkaran terhadap taqdir itu muncul di Bashrah pada masa sahabat, di saat lbnu Umar masih hidup. Dan beliau wafat pada tahun 73 H.
2️⃣ PARA TABI'IN MERUJUK KEPADA SAHABAT dalam rangka mengenali hukum persoalan rumit yang terjadi di masa itu, baik dalam perkara aqidah maupun yang lainnya. Itu sikap yang wajib atas setiap muslim, yaitu merujuk kepada ahlul ilmi dalam urusan-urusan agama. Ini berdasarkan perintah Allah Azza waJalla;
فَسْــئَلُوْۤا اَهْلَ الذِّكْرِ اِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَ
"Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kalian tidak mengetahui,"
(QS. An-Nahl: 43)
3️⃣ Disukai bagi orang-orang yang haji atau umrah agar menyibukkan diri di sela-sela kepergiannya ke 2 tanah suci untuk tafaqquh (mendalami) ilmu agama dan merujuk kepada ahlul ilmi dalam rangka mengenali persoalan-persoalan yang rumit bagi mereka di antara hukum-hukum agama, seperti yang dilakukan oleh Yahya bin Ya'mar dan Humaid bin Abdirrahman di dalam kisah ini. Dan di antara buah yang baik yang diperoleh oleh orang yang Allah beri taufiq adalah ia bisa tafaqquh dalam ilmu agama dan selamat dari terjatuh ke dalam kejelekan. ...
4️⃣ Di dalam kisah ini ada berbagai macam adab. Di antaranya;
🌻 Kedua orang tabi'in tersebut mengapit Abdullah lbnu Umar, satu di sebelah kanan beliau dan satunya di sebelah kiri beliau. Di sini ada upaya mendekat yang dilakukan oleh kedua tabi'in ini kepada beliau dalam rangka agar bisa memahami betul apa yang akan beliau sampaikan.
🌻 Memanggil beliau dengan kuniyah, dan ini merupakan adab yang sopan dalam berbicara.
🌻 Memperhatikan hak teman dan tidak mendahuluinya berbicara kecuali jika difahami darinya apa yang menunjukkan bahwa ia ridha untuk didahului bicara. Dan nampaknya Yahya bin Ya'mar melihat bahwa temannya diam dan tidak memulai pembicaraan dengan Abdullah lbnu Umar, maka ia memahami darinya bahwa temannya menyerahkan pembicaraan kepadanya.
5️⃣ Bahwa meminta fatwa dan mengambil ilmu dari seorang alim itu bisa dilakukan ketika beliau duduk dan bisa pula dilakukan ketika beliau berjalan. Karena kedua tabi'in ini bertanya lbnu Umar dan beliau menjawab pertanyaan mereka dalam keadaan beliau berjalan. Di dalam Shahih Bukhari dalam kitab Al llmu disebutkan; Bab Berfatwa Dalam Keadaan Berhenti Di Atas Tunggangan Atau Yang Lainnya. Juga; Bab Berfatwa Ketika Melempar Jamrah.
6️⃣ Dalam jawaban Abdullah lbnu Umar terhadap 2 orang penanya ini terdapat keterangan bahayanya bid'ah mengingkari taqdir yang telah dahulu. ...
📚 Syarhu Haditsi Jibriila Fii Ta'limid Diin
والله تعالى أعلم بالصواب
وفقنا الله نحن وإخواننا المسلمين لما يحب ويرضى
وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وأصحابه وسلم
✍🏾 FIK الفقير إلى غفران ربه أبو يحيى
t.me/forumIlmiahkaranganyar
0 Response to "TABI'IN MERUJUK KEPADA SAHABAT KETIKA MUNCUL MASALAH-MASALAH RUMIT"
Posting Komentar